Investasi
Trade Kripto
Futures
Jelajah
Wallet
Learning Hub
Keamanan & Regulasi
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Analisis

Publikasi (Deep Dives)
Analisa Kripto
Analisa Makro
Ringkasan Reku
Update Saham AS
Analisa Saham AS
Update Kripto
AI Bikin Batubara Naik Daun Lagi, Saatnya Beli Sahamnya?
Analisa Saham AS
Bagikan!

AI Bikin Batubara Naik Daun Lagi, Saatnya Beli Sahamnya?

07 October 2025
3 menit membaca
AI Bikin Batubara Naik Daun Lagi, Saatnya Beli Sahamnya?

Industri batubara Amerika Serikat yang sempat terpuruk kini mengalami kebangkitan mengejutkan pada 2025. Setelah bertahun-tahun mengalami penurunan akibat tekanan energi bersih, pasokan gas murah, dan regulasi ketat, kini permintaan terhadap “energi kotor” ini kembali naik.

Kombinasi dari harga gas alam yang melonjak, ledakan kebutuhan listrik dari pusat data (data centers), serta kebijakan pro-batubara Presiden Donald Trump, menjadi pendorong utama lonjakan konsumsi batubara AS tahun ini.

Konsumsi Batubara Naik Lagi Setelah 4 Tahun

Badan Energi AS (EIA) memperkirakan konsumsi batubara nasional akan mencapai 398 juta ton metrik pada 2025, naik sekitar 7% dari tahun sebelumnya — kenaikan pertama sejak 2021.

Batubara kini diproyeksikan menyumbang 17% dari total pembangkitan listrik, naik tipis dari 2024, meski masih jauh dari masa jayanya di awal 2000-an yang mencapai lebih dari 50%.

Menurut Jim Grech, CEO Peabody Energy Corp (BTU), “US coal is clearly in comeback mode.” Peabody sendiri mencatat kenaikan produksi dan permintaan signifikan sepanjang paruh pertama 2025, seiring utilitas listrik menjalankan kembali pembangkit berbasis batubara yang sebelumnya dijadwalkan pensiun.

Trump Longgarkan Regulasi dan Bantu Hidupkan Industri

Pemerintahan Trump secara aktif menyalakan kembali bara industri batubara. Sejak April 2025, presiden mengeluarkan perintah eksekutif yang menjadikan batubara sebagai “sumber energi penting bagi keamanan nasional dan ekonomi.”

Langkah-langkah konkret yang diambil antara lain:

  • Dana $625 juta dari Departemen Energi (DOE) untuk memodernisasi pembangkit batubara tua.
  • Pengecualian dua tahun dari batasan emisi merkuri dan toksin bagi puluhan pembangkit.
  • Pemangkasan royalti untuk penambang di lahan federal melalui One Big Beautiful Bill Act.
  • Pembukaan 13 juta hektar lahan baru di Montana, North Dakota, dan Utah untuk eksplorasi batubara.
  • Pemangkasan subsidi energi bersih, mempercepat berakhirnya insentif untuk proyek angin dan surya.

Menteri Dalam Negeri Doug Burgum bahkan menegaskan, “America will mine, baby, mine.”

 

Data Centers dan Krisis Gas Jadi Katalis Tak Terduga

Lonjakan kebutuhan listrik untuk mendukung data center AI dan cloud computing menjadi faktor besar di balik kenaikan permintaan batubara. Data center membutuhkan daya stabil 24 jam, sementara pembangkit gas dan energi terbarukan menghadapi keterbatasan kapasitas dan pasokan komponen.

BloombergNEF memperkirakan data center akan menyerap 7% konsumsi listrik AS pada 2030, naik dari sekitar 4% saat ini.
Sementara itu, harga gas alam naik 85% YoY pada kuartal I 2025 akibat pasokan yang ketat, mendorong utilitas untuk kembali ke batubara sebagai alternatif yang lebih murah dan stabil.

Pembangkit Tua Dipaksa Hidup Lagi

Beberapa pembangkit yang dijadwalkan tutup kini diperintahkan tetap beroperasi. Misalnya, DOE menunda penutupan pembangkit J.H. Campbell (1,4 GW) di Michigan dengan alasan kebutuhan pasokan listrik darurat — meskipun otoritas lokal menyebut klaim tersebut “politik belaka.”

Langkah serupa juga bisa diterapkan untuk pembangkit milik TransAlta Corp (TA) di Washington dan Xcel Energy (XEL) di Colorado, yang sedianya akan pensiun tahun ini.

Namun, efeknya tetap terbatas. Satu pembangkit seperti Campbell hanya menyumbang sekitar 1% dari total permintaan batubara nasional, sementara biaya operasionalnya melonjak — bahkan mencapai $29 juta dalam dua bulan pertama setelah perintah darurat dikeluarkan.

Sektor yang Menua dan Tak Berkelanjutan?

Meski ada momentum jangka pendek, analis memperingatkan bahwa kebangkitan batubara AS ini kemungkinan hanya sementara. Lebih dari 75% kapasitas pembangkit batubara AS berusia di atas 40 tahun, dan tidak ada proyek besar baru yang dibangun sejak satu dekade terakhir.

Data Global Energy Monitor menunjukkan bahwa sejak tahun 2000, jumlah kapasitas batubara yang ditutup enam kali lebih banyak dibandingkan yang baru dibangun. Ketika masa jabatan Trump berakhir pada 2029, arah kebijakan bisa kembali berubah drastis jika pengganti yang lebih pro-lingkungan terpilih.

Reku Takeaway Kebangkitan yang Rapuh

Kebijakan Trump berhasil memberi “napas tambahan” bagi industri batubara AS, didukung lonjakan kebutuhan energi akibat revolusi AI dan data center. Namun, fondasi kebangkitan ini rapuh: tergantung harga gas, siklus politik, dan infrastruktur yang sudah menua.

Seperti dikatakan analis energi Dennis Wamsted, “Semua pembangkit ini makin tua — dan tidak ada yang abadi.”

 

 

Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang! 

Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti NVIDIA, Intel, AMD, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!

Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.

Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.

 

Stephanus Renaldi
PenulisStephanus Renaldi
Bagikan!
Artikel Terkait
    Trading Plan $MSTR: Potensi Upside Hingga +25% dari Zona Breakout $350–$360!
  1. Trading Plan $MSTR: Potensi Upside Hingga +25% dari Zona Breakout $350–$360!
  2. 06 October 2025
    1 menit membaca
    Analisa Saham AS
    Saham AS Kembali Cetak Rekor, Meskipun Pasar Dibayangi Isu Fed dan Shutdown
  3. Saham AS Kembali Cetak Rekor, Meskipun Pasar Dibayangi Isu Fed dan Shutdown
  4. 03 October 2025
    1 menit membaca
    Analisa Saham AS
Analisis
Liat analisis pasar hingga makro secara mendalam dan lengkap
Blog
Pelajari lebih lanjut strategi investasi dan serba-serbi dunia finansial
FAQ
Cari tahu berbagai berita kripto dan saham terbaru
Market
Mulai jelajahi dan investasi aset Crypto dan Saham AS di Reku