Bitcoin Cetak New All Time High, Data CPI Jadi Penentu Harga Selanjutnya?

Market Overview
Bitcoin kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa baru di $122.000 pada hari ini (14/07), melanjutkan kenaikan dari level harga tertinggi baru sebelumnya di level $119.300 (13/07) dan $118.500 (11/07). Berita kebijakan tarif perdagangan baru AS terhadap impor dari Uni Eropa dan Meksiko menjadi salah satu faktor pendorong kenaikan harga tersebut.
Fenomena ini dapat mengindikasikan langkah antisipatif investor terhadap kemungkinan akan adanya sinyal penurunan suku bunga pada pertemuan The Fed bulan ini. Seperti yang kita tahu, Jerome Powell telah mendapatkan tekanan yang cukup konsisten dari Donald Trump baik untuk menurunkan suku bunga maupun mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pemimpin bank sentral tersebut.
Banyak investor yang berada pada posisi wait and see menunggu diturunkannya suku bunga untuk mengalokasikan dana ke pasar crypto. Sinyal positif terkait hal itu dapat memicu upaya antisipatif lanjutan yang dapat mengalirkan lebih banyak dana ke aset crypto khususnya yang memiliki kekuatan likuiditas dan support harga yang solid.
Rilis data inflasi CPI AS pada 15 Juli ini berpotensi menjadi faktor penting dalam kelanjutan reli yang terjadi. Kenaikan inflasi yang lebih baik dari ekspektasi dapat menjadi katalis pendorong reli lanjutan serta meningkatkan spekulasi terhadap potensi penurunan suku bunga di bulan Juli ini.
Aset-aset Crypto yang Menarik untuk Diperhatikan:
BONK
Sumber: Dune
Launchpad Bonk.fun terlihat semakin mengukuhkan dominasinya di ekosistem Solana, jauh mengungguli Pump.fun sebagai pemimpin pasar sebelumnya. Tren adopsi Bonk.fun untuk peluncuran token baru terlihat semakin stabil dan berpotensi menghasilkan pendapatan yang menarik bagi para pemilik token Bonk. Berlanjutnya tren ini berpotensi meningkatkan perhatian investor terhadap BONK dan dapat mendorong potensi kenaikan harga lanjutan.
SLERF
Sumber: Dune
Tren permintaan token SLERF terlihat cukup solid terlepas dari konsolidasi harga yang terjadi. Hal itu salah satunya diindikasikan oleh permintaan yang dieksekusi melalui platform trading bot di Telegram yang mengindikasikan volume beli yang jauh lebih tinggi dibandingkan volume jual. Kekuatan demand tersebut berpotensi menjadi faktor pendukung potensi reli yang ada apabila terjadi.