Euforia yang Terlalu Cepat? Rally Wall Street setelah Tarif AS-China

Senin lalu, pasar saham global seolah bernapas lega. Setelah berbulan-bulan dilanda ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan China, sebuah kesepakatan sementara berhasil dicapai—dan seketika, bursa saham pun melambung. Tapi pertanyaannya sekarang: Apakah euforia ini terlalu dini?
Kesepakatan ini memang menandai titik balik yang ditunggu-tunggu oleh investor. Namun, di balik kenaikan tajam indeks saham, para analis memperingatkan bahwa risiko masih besar, dan rally ini mungkin hanya sementara.
🔧 Apa Isi Kesepakatan Sementara AS-China?
Setelah pertemuan intensif di Swiss, kedua negara sepakat untuk menurunkan tarif yang sempat mencapai level ekstrem. AS menurunkan tarif barang Tiongkok dari 145% menjadi 30%, sementara Tiongkok memangkas tarif pada produk AS dari 125% menjadi 10%.
Penurunan tarif ini secara teknis merupakan “de-eskalasi”—bukan penyelesaian menyeluruh. Tarif tetap lebih tinggi daripada awal tahun, dan ketidakpastian negosiasi lanjutan masih menyelimuti pasar global.
Jennifer Lee, ekonom senior di BMO Capital Markets, menyatakan, “Suhu ketegangan memang turun secara signifikan, setidaknya untuk 90 hari ke depan. Tapi kerusakan ekonomi akibat tarif tinggi sudah mulai terasa.”
📈 Pasar Menyambut dengan Euforia
Pasar saham langsung merespons positif. Dengan Wall Street mengalami kenaikan tinggi di hari Senin, dipicu oleh optimisme bahwa krisis tarif bisa segera mereda.
Paul Christopher dari Wells Fargo Investment Institute menyebut ini sebagai “relief rally”—kenaikan yang terjadi karena ketegangan menurun. Ia menambahkan bahwa skala penurunan tarif melebihi ekspektasi banyak pihak.
Namun, rally ini lebih merupakan reaksi emosional daripada pantulan fundamental. “Ini bukan akhir perang dagang, hanya jeda,” kata Jeff Buchbinder dari LPL Financial.
Cek Harga Index QQQ Disini!
⚠️ Tarif Masih Tinggi, Risiko Masih Mengintai
Meski tarif diturunkan, levelnya masih jauh di atas apa yang berlaku awal tahun ini. Paul Christopher menegaskan bahwa kombinasi tarif 30% dari AS tetap akan mengganggu arus perdagangan dan memperlambat pertumbuhan global.
Michael Field, Kepala Strategi Pasar Eropa Morningstar, lebih tegas lagi: “Pasar bereaksi terlalu cepat. Tarif 30% tetap bisa menahan perdagangan global.”
Dalam pidato resminya, Gubernur Federal Reserve Adriana Kugler juga mengingatkan bahwa tarif tetap bisa menekan pertumbuhan, meskipun sudah dipangkas. Ketidakpastian soal arah kebijakan dagang, katanya, telah menurunkan sentiment bisnis dan memicu fenomena front-loading—di mana perusahaan terburu-buru mengimpor sebelum tarif naik lagi.
🔮 Bagaimana Jika Negosiasi Gagal?
Kesepakatan 90 hari ini bukanlah solusi permanen. Jika pembicaraan gagal atau berjalan lambat, pasar bisa kembali terperosok. “Pasar saat ini tidak menyisakan margin of safety,” ujar Dave Sekera, Kepala Strategi Pasar AS di Morningstar.
Menurutnya, harga saham saat ini sudah mencerminkan optimisme penuh terhadap hasil akhir kesepakatan. Jika ekspektasi ini tak terpenuhi, pasar bisa mengalami koreksi tajam—terutama jika kesepakatan final justru memperketat perdagangan lebih jauh.
🧠 Apa yang Harus Dilakukan Sobat Reku?
Bagi Sobat Reku, relief rally seperti ini bisa menjadi momen untuk rebalance portofolio. Analis Reku menyarankan untuk meninjau kembali alokasi aset, terutama jika ada saham yang sebenarnya ingin dijual sejak awal tahun.
Ia juga menyarankan untuk mengurangi eksposur pada saham small caps dan pasar negara berkembang (emerging markets) yang lebih rentan terhadap tekanan global dan penurunan produksi pabrik akibat tarif.
“Berita buruk ekonomi untuk kawasan internasional baru saja dimulai,” tambahnya, menyebut bahwa produksi manufaktur di Tiongkok dan Eropa mulai melambat sebagai dampak dari perang dagang.
🧭 Kesimpulan: Jangan Tertipu oleh Euforia
Rally pasar memang memberikan harapan bahwa ketegangan perdagangan bisa segera mereda. Namun, di balik euforia tersebut, realitas ekonominya masih keras: tarif tetap tinggi, negosiasi belum selesai, dan risiko resesi tetap ada.
Investor yang bijak tidak hanya ikut dalam euforia pasar, tapi juga tetap waspada. Dalam jangka pendek, volatilitas masih akan tinggi. Tapi dalam jangka panjang, peluang tetap terbuka bagi mereka yang mampu memilih investasi secara selektif dan disiplin.
Jadi, apakah tariff relief rally ini prematur? Mungkin. Tapi bukan berarti tidak bisa dimanfaatkan.
Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang!
Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti NVIDIA, Intel, AMD, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!
Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.
Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.