Industri ritel dan perjalanan di Amerika Serikat mulai merasakan tekanan akibat tarif impor yang diterapkan dalam masa pemerintahan Presiden Donald Trump. Sejumlah eksekutif dari perusahaan besar seperti Delta, Walmart, dan Dick’s Sporting Goods menyuarakan kekhawatiran terhadap penurunan permintaan, memicu pemangkasan proyeksi dan pandangan bisnis yang lebih hati-hati.

Dampak Tarif dan Inflasi Terhadap Konsumen 📊

Tarif baru terhadap produk dari China, Kanada, dan Meksiko diperkirakan akan meningkatkan harga barang dan menekan daya beli konsumen. Hal ini terjadi di tengah inflasi yang masih tinggi dan pasar tenaga kerja yang mulai melambat. Tingkat kepercayaan konsumen di bulan Februari mencatat penurunan terbesar sejak 2021, sementara data sentimen konsumen di bulan Maret juga lebih buruk dari ekspektasi.

 

Industri Perjalanan Mulai Melemah ✈️

Sektor perjalanan udara yang sempat menjadi titik terang pasca pandemi kini mulai menunjukkan tanda-tanda pelemahan. CEO dari empat maskapai terbesar AS – United, American, Delta, dan Southwest – melaporkan penurunan permintaan pada kuartal ini, mendorong revisi turun pada proyeksi pendapatan. Delta bahkan memangkas proyeksi laba kuartal pertama dan menyebut melemahnya kepercayaan konsumen sebagai penyebab utama. “Konsumen dalam bisnis diskresi tidak menyukai ketidakpastian,” ujar CEO Delta, Ed Bastian.

 

Tantangan di Sektor Ritel 🛒

Walmart, sebagai pemimpin industri ritel, juga memberikan sinyal kehati-hatian. Meskipun berhasil menarik konsumen berpenghasilan lebih tinggi dalam beberapa waktu terakhir, perusahaan memperkirakan perlambatan pertumbuhan laba ke depan. CFO Walmart, John David Rainey, menegaskan perlunya pendekatan yang hati-hati terhadap kondisi pasar yang dinamis.

 

Tekanan di Pasar Saham 📉

Ketidakpastian ekonomi ini turut memukul pasar saham AS, dengan indeks S&P 500 sempat merosot 10% dari level tertinggi pada Februari sebelum sedikit pulih. Investor kini semakin khawatir terhadap dampak tarif terhadap konsumsi masyarakat, terutama di tengah inflasi yang belum sepenuhnya mereda.

 

Prospek ke Depan 🔮

Meski kondisi jangka pendek tampak menantang, beberapa perusahaan seperti American Airlines dan Dick’s Sporting Goods tetap optimis terhadap pemulihan di paruh kedua tahun 2025. Namun, secara umum, banyak eksekutif yang kini lebih berhati-hati dalam merencanakan strategi bisnis di tengah dinamika kebijakan tarif yang tidak menentu.

 

 

Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang!

Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti NVIDIA, Intel, AMD, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!

 

Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.

Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.