Nvidia Melaporkan Hasil Kuartalan yang Mengecewakan, Margin Ketat dan Tarif AS Jadi Tantangan

Nvidia Corp., perusahaan chip terdepan dalam revolusi kecerdasan buatan (AI), merilis laporan keuangan kuartalan yang solid tetapi tidak spektakuler, membuat investor yang terbiasa dengan lonjakan kinerja luar biasa merasa kecewa. Pendapatan kuartal fiskal pertama yang berjalan hingga April diproyeksikan mencapai $43 miliar, sedikit melampaui estimasi rata-rata analis sebesar $42,3 miliar tetapi jauh di bawah ekspektasi optimistis hingga $48 miliar.
Meskipun angka tersebut tetap menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, Nvidia menghadapi tantangan utama, termasuk margin laba yang lebih ketat dan risiko tarif AS yang dapat berdampak pada hasil keuangan. Perusahaan juga mencatat bahwa penjualan di kuartal keempat, yang berakhir pada 26 Januari, mencapai $39,3 miliar, sesuai dengan ekspektasi analis meskipun beberapa proyeksi menyebutkan angka hingga $42 miliar. Keuntungan per saham tercatat sebesar $0,89, melampaui ekspektasi Wall Street sebesar $0,84.
Tarif AS dan Margin Ketat Membayangi Prospek Nvidia
Meskipun berhasil membukukan pertumbuhan signifikan dalam dua tahun terakhir, Nvidia kini menghadapi berbagai tantangan. Produksi chip terbaru mereka, Blackwell, mengalami percepatan, tetapi hal ini berdampak pada margin laba yang lebih rendah. CFO Colette Kress menyatakan bahwa biaya produksi yang tinggi akan menekan margin dalam waktu dekat, dengan margin kotor kuartal ini diperkirakan hanya mencapai 71%, lebih rendah dari ekspektasi analis. Namun, Nvidia optimistis bahwa margin akan kembali ke kisaran “mid-70s” pada akhir tahun setelah rantai pasokan lebih stabil.
Selain itu, risiko tarif AS semakin menjadi perhatian, terutama terkait perdagangan dengan China. Investor khawatir bahwa kebijakan baru dapat berdampak negatif pada ekspor chip Nvidia ke pasar global, khususnya di sektor data center yang menjadi pendorong utama pendapatan perusahaan.
Blackwell: Harapan Baru di Tengah Ketidakpastian
CEO Jensen Huang tetap optimis dengan peluncuran chip terbaru mereka, Blackwell, yang telah menghasilkan pendapatan sebesar $11 miliar pada kuartal keempat. Huang menyebut bahwa permintaan untuk chip ini sangat kuat dan menjadi produk dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah Nvidia.
Sektor data center tetap menjadi mesin utama pendapatan Nvidia, mencatatkan penjualan sebesar $35,6 miliar, melebihi estimasi analis sebesar $34,1 miliar. Di sisi lain, penjualan unit gaming yang dulu menjadi andalan Nvidia hanya mencapai $2,5 miliar, di bawah ekspektasi analis sebesar $3,02 miliar. Divisi otomotif juga membukukan hasil yang lebih rendah dengan pendapatan $570 juta.
AI dan Persaingan dengan DeepSeek
Nvidia selama ini diuntungkan dari lonjakan permintaan AI, tetapi industri AI kini menghadapi tantangan baru. Munculnya startup seperti DeepSeek yang mampu mengembangkan chatbot dengan biaya lebih rendah menimbulkan kekhawatiran bahwa kebutuhan akan chip AI Nvidia dapat berkurang. Pada Januari lalu, saham Nvidia sempat anjlok setelah DeepSeek mengumumkan model AI yang lebih efisien, menyebabkan penurunan kapitalisasi pasar sebesar $589 miliar dalam satu hari, sebuah rekor di pasar saham.
Namun, Huang menilai inovasi DeepSeek justru akan mendorong permintaan yang lebih besar untuk teknologi Nvidia. Menurutnya, model AI masa depan akan membutuhkan daya komputasi yang jauh lebih besar untuk proses reasoning, sehingga tetap akan meningkatkan permintaan terhadap chip AI kelas atas seperti Blackwell.
Kesimpulan: Nvidia Masih Kuat, Tapi Tantangan Kian Besar
Meskipun hasil keuangan Nvidia masih tergolong kuat, pertumbuhan spektakuler yang selama ini dinikmati perusahaan mulai menghadapi berbagai hambatan. Investor kini lebih berhati-hati, mengingat margin yang lebih ketat, tantangan tarif AS, dan persaingan yang semakin ketat di industri AI.
Namun, dengan dominasi di sektor data center dan permintaan AI yang masih tinggi, Nvidia tetap menjadi pemimpin dalam industri chip AI. Pertanyaan utama bagi investor adalah apakah Nvidia dapat terus mempertahankan momentum pertumbuhan sambil mengatasi tantangan yang ada. Dengan peluncuran Blackwell dan strategi jangka panjang yang solid, Nvidia berpotensi tetap berada di garis depan revolusi AI di masa mendatang.
Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang!
Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti NVIDIA, Intel, AMD, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!
Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.
Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.