Strategi Tarif Presiden Trump Berpotensi Menjadi Boomerang bagi Ekonomi AS!

Donald Trump kembali mengobarkan perang dagang global dengan menerapkan tarif 10% terhadap China serta 25% terhadap Kanada dan Meksiko. Dia beralasan bahwa kebijakan ini akan menekan China untuk bertindak lebih tegas dalam memberantas perdagangan obat-obatan terlarang, terutama fentanyl, yang menyebabkan lebih dari 100.000 kematian akibat overdosis di AS setiap tahunnya. Namun, pendekatan berbasis tarif ini justru berpotensi membawa lebih banyak dampak negatif bagi ekonomi global.
Tarif sebagai Senjata Politik
Trump menggunakan tarif bukan sekadar untuk alasan ekonomi, tetapi juga sebagai alat tekanan politik. Ia menuntut agar China, Kanada, dan Meksiko lebih aktif menangani penyelundupan narkoba dan imigrasi ilegal ke AS. Namun, pendekatan ini cenderung memicu perlawanan dibanding kerja sama. China, misalnya, menolak tekanan ini dan menyatakan bahwa AS harus menangani krisis fentanyl secara internal, bukan dengan ancaman tarif.
Respon dan Dampak Global
- China Menolak Tekanan
China mengajukan gugatan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan kemungkinan besar akan membalas dengan tarif terhadap produk AS. Beijing juga sedang menyusun proposal yang mencakup janji untuk tidak mendevaluasi yuan serta mengurangi ekspor prekursor fentanyl. Namun, belum ada jaminan bahwa kesepakatan ini akan bertahan dalam jangka panjang. - Dampak pada Perdagangan dan Investasi
Perang dagang ini memicu keresahan global. Jepang, misalnya, mengalami penurunan harga saham industri otomotif karena investor khawatir kendaraan yang diproduksi di Meksiko akan terkena tarif tambahan. Sementara itu, India memangkas bea masuk Harley-Davidson dari 50% menjadi 30% dalam langkah diplomasi dagang untuk mengantisipasi tekanan serupa dari Trump. - Ketegangan di Terusan Panama
Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menyoroti pengaruh China di Terusan Panama. Sebagai respons, Panama mengumumkan keluar dari Inisiatif Sabuk dan Jalan China serta menjamin akses bebas bagi kapal perang AS. Namun, langkah ini lebih bersifat simbolis, mengingat perusahaan China seperti CK Hutchison Holdings tetap memiliki kendali komersial atas dua pelabuhan utama di dekat terusan tersebut.
Dampak Jangka Panjang bagi AS
Kebijakan tarif Trump bisa memberikan keuntungan politik jangka pendek di mata para pendukungnya, yang melihatnya sebagai pemimpin tegas. Namun, secara ekonomi, strategi ini justru dapat melemahkan posisi AS dalam perdagangan global. Bloomberg Economics memperkirakan bahwa kebijakan ini dapat berdampak pada 40% ekspor China ke AS dan mengurangi 0,9% dari Produk Domestik Bruto (PDB) China. Lebih jauh, citra AS sebagai mitra dagang yang andal semakin terkikis, memperkuat persepsi bahwa Washington lebih suka menggunakan tekanan daripada diplomasi dalam menyelesaikan permasalahan internasional.
- Kenaikan Harga Konsumen
Tarif impor yang tinggi akan berdampak langsung pada harga barang di AS, termasuk elektronik, otomotif, dan barang konsumsi lainnya. Meskipun Trump ingin melindungi industri dalam negeri, konsumen AS yang akan menanggung kenaikan harga tersebut. - Gangguan Rantai Pasokan Global
Banyak perusahaan AS yang bergantung pada impor bahan baku dari China dan Meksiko. Dengan tarif yang lebih tinggi, biaya produksi meningkat, yang dapat menyebabkan perlambatan ekonomi dan kehilangan lapangan kerja. - Pelemahan Hubungan dengan Sekutu
Kebijakan proteksionisme Trump membuat sekutu tradisional seperti Jepang dan Uni Eropa mempertanyakan keandalan AS sebagai mitra ekonomi. Jika ketegangan ini terus berlanjut, AS bisa kehilangan pengaruhnya dalam tatanan perdagangan global.
Kesimpulan
Pendekatan Trump dalam menggunakan tarif sebagai senjata politik dapat berdampak buruk bagi hubungan dagang global. Alih-alih menciptakan solusi atas masalah seperti perdagangan narkoba atau persaingan ekonomi, strategi ini justru memicu ketegangan baru dan melemahkan kepercayaan terhadap AS sebagai mitra dagang. Jika tren ini terus berlanjut, AS bisa menghadapi reaksi balik yang merugikan, baik dari sekutu maupun dari rival ekonominya.
Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang!
Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti NVIDIA, Intel, AMD, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!
Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.
Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.