Investasi
Trade Kripto
Futures
Jelajah
Wallet
Learning Hub
Keamanan & Regulasi
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Analisis

Publikasi (Deep Dives)
Analisa Kripto
Analisa Makro
Ringkasan Reku
Update Saham AS
Analisa Saham AS
Update Kripto
Trump Kembali Tunda Tarif Impor, Saham AS Menguat Di Tengah Kenaikan Data Inflasi!
Analisa Saham AS
Bagikan!

Trump Kembali Tunda Tarif Impor, Saham AS Menguat Di Tengah Kenaikan Data Inflasi!

14 February 2025
4 menit membaca
Trump Kembali Tunda Tarif Impor, Saham AS Menguat Di Tengah Kenaikan Data Inflasi!

Key Takeaways:

  • Saham Pilihan:Wall Street mendapat dorongan positif setelah mantan Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan penundaan tarif hingga 1 April.
  • Update Saham: Amazon siapkan investasi US$100 miliar di AI pada 2025. 
  • Berita Sepekan: Apple Inc. telah mengumumkan akan meluncurkan produk baru pada 19 Februari 2025.

 

Pasar saham AS menutup pekan ini dengan tren positif, mencerminkan optimisme investor terhadap perkembangan ekonomi dan kebijakan moneter. Penguatan ini didorong oleh sejumlah faktor, termasuk kebijakan perdagangan yang lebih fleksibel serta data inflasi yang beragam, yang mempengaruhi ekspektasi pasar terhadap langkah Federal Reserve selanjutnya.

Pasar saham AS mengalami penguatan dalam sepekan terakhir dengan ketiga indeks utama mencatat kenaikan signifikan:

  • S&P 500 naik 1.48%
  • Nasdaq naik 2.35%
  • Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0.92%

Sentimen Pasar: Penundaan Tarif dan Data Ekonomi

Wall Street mendapat dorongan positif setelah mantan Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan penundaan tarif hingga 1 April. Keputusan ini menambah ketidakpastian dalam perdagangan global tetapi disambut baik oleh investor karena meredakan tekanan jangka pendek pada sektor-sektor yang sensitif terhadap kebijakan perdagangan.

Dari sisi ekonomi, data inflasi konsumen (CPI) menunjukkan kenaikan harga sebesar 0.5% dari Desember, menandai laju tercepat sejak Agustus 2023. Inflasi tahunan mencapai 3% untuk periode 12 bulan yang berakhir pada Januari. Sementara itu, inflasi harga produsen (PPI) juga meningkat 0.4% dari bulan sebelumnya, lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 0.3%, dengan kenaikan tahunan mencapai 3.5%.

Namun, di sisi lain, data inflasi PCE inti—indikator yang lebih diperhatikan oleh Federal Reserve—datang lebih rendah dari perkiraan. Hal ini memicu spekulasi bahwa The Fed mungkin mempertimbangkan kebijakan moneter yang lebih longgar ke depan.

 

Imbal Hasil Obligasi Menurun: Ekspektasi Terhadap Kebijakan The Fed

Seiring dengan data inflasi yang beragam, imbal hasil obligasi AS mengalami penurunan. Obligasi pemerintah AS, terutama Treasury yield 10 tahun, turun sebagai respons terhadap ekspektasi pasar bahwa inflasi mungkin mulai mendingin. Investor cenderung beralih ke obligasi ketika mereka mengantisipasi penurunan suku bunga, karena harga obligasi akan naik saat imbal hasil turun. Penurunan ini mencerminkan ekspektasi pasar bahwa inflasi mungkin mulai mendingin, yang pada akhirnya dapat mendorong The Fed untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang. 

Selain itu, pelemahan imbal hasil obligasi juga bisa menguntungkan sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga, seperti real estat dan teknologi, yang sering kali lebih bergantung pada pendanaan dengan biaya pinjaman rendah. Obligasi pemerintah AS, terutama Treasury yield 10 tahun, turun sebagai respons terhadap ekspektasi pasar bahwa inflasi mungkin mulai mendingin. 

Investor cenderung beralih ke obligasi ketika mereka mengantisipasi penurunan suku bunga, karena harga obligasi akan naik saat imbal hasil turun. Penurunan ini mencerminkan ekspektasi pasar bahwa inflasi mungkin mulai mendingin, yang pada akhirnya dapat mendorong The Fed untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang. Selain itu, pelemahan imbal hasil obligasi juga bisa menguntungkan sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga, seperti real estat dan teknologi, yang sering kali lebih bergantung pada pendanaan dengan biaya pinjaman rendah.

 

Kesimpulan

Secara keseluruhan, pekan ini ditandai oleh kombinasi faktor makroekonomi yang beragam. Pasar merespons positif kebijakan perdagangan yang lebih longgar, meskipun data inflasi masih menunjukkan tekanan yang cukup tinggi. Investor kini menanti langkah The Fed berikutnya serta data ekonomi lanjutan yang dapat memberikan petunjuk lebih jelas terkait arah kebijakan moneter di masa mendatang.

 

Investasi Saham AS Sekarang!

 

Berita Saham dalam Sepekan Terakhir

  • 🌍 Bullish – Amazon bersiap meningkatkan belanja modal (capex) secara signifikan hingga US$100 miliar pada tahun 2025, menandai komitmen besar perusahaan terhadap pengembangan Artificial Intelligence (AI). CEO Amazon, Andy Jassy, menyebut investasi ini sebagai peluang bisnis strategis yang tidak boleh dilewatkan, terutama di divisi Amazon Web Services (AWS). Angka ini bahkan melampaui belanja modal Amazon pada tahun sebelumnya yang mencapai sekitar US$83 miliar.

Cek Harga AMZN Hari Ini!

  • 🐲 Bearish – Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan rencana baru untuk memberlakukan tarif sebesar 25% pada semua impor baja dan aluminium ke Amerika Serikat, ditambah tarif 10% untuk produk dari China. Kebijakan ini merupakan bagian dari eskalasi terbaru dalam reformasi perdagangan yang diharapkan akan berdampak signifikan pada industri global, terutama sektor otomotif dan manufaktur.

Cek Harga GM Hari Ini!

  • 🚀 Bullish – Apple Inc. telah mengumumkan akan meluncurkan produk baru pada 19 Februari 2025. CEO Apple, Tim Cook, menyebutnya sebagai “anggota terbaru keluarga” melalui sebuah postingan di media sosial X. Postingan ini, yang menampilkan animasi logo Apple berbahan metal, langsung berdampak positif pada saham perusahaan, yang naik hingga 2% pada hari Kamis.

Cek Harga AAPL Hari Ini!

 

  • 🌍 Bullish – Coca-Cola melaporkan hasil keuangan kuartal terakhir yang melampaui ekspektasi Wall Street, dengan pertumbuhan penjualan bersih mencapai 6% menjadi $11,54 miliar, jauh di atas perkiraan $10,68 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham mencapai $2,20 miliar atau 51 sen per saham, naik dari $1,97 miliar atau 46 sen per saham pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hasil ini menunjukkan bahwa meskipun persaingan di pasar minuman global semakin ketat, Coca-Cola berhasil mengimbangi tantangan dengan strategi harga dan penawaran produk yang inovatif.

Cek Harga KO Hari Ini!

 

Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.

Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.

PenulisStephanus Renaldi
Bagikan!
Analisis
Liat analisis pasar hingga makro secara mendalam dan lengkap
Blog
Pelajari lebih lanjut strategi investasi dan serba-serbi dunia finansial
FAQ
Cari tahu berbagai berita kripto dan saham terbaru
Market
Mulai jelajahi dan investasi aset Crypto dan Saham AS di Reku