Investasi
Trade Kripto
Futures
Jelajah
Wallet
Learning Hub
Keamanan & Regulasi
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Analisis

Publikasi (Deep Dives)
Analisa Kripto
Analisa Makro
Ringkasan Reku
Update Saham AS
Analisa Saham AS
Update Kripto
Tujuan Sebenarnya Trump Menaikkan Tarif Impor
Analisa Saham AS
Bagikan!

Tujuan Sebenarnya Trump Menaikkan Tarif Impor

15 April 2025
4 menit membaca
Tujuan Sebenarnya Trump Menaikkan Tarif Impor

Presiden AS Donald Trump kembali membawa kebijakan tarif impor ke garis depan ekonomi Amerika. Setelah berjanji dalam kampanyenya untuk memusatkan kembali ekonomi AS pada proteksionisme, Trump kini telah menjalankan salah satu perubahan perdagangan terbesar dalam lebih dari satu abad. Meski sempat ada jeda 90 hari untuk sebagian tarif, kebijakan tarif terbaru ini secara drastis mengubah arah kebijakan ekonomi negara adidaya tersebut.

Tarif Baru yang Diberlakukan

  • 145% tarif pada produk dari China, naik beberapa kali dari awal tahun.
  • Minimal 10% tarif pada seluruh impor lain, dengan beberapa pengecualian.
  • 25% tarif pada barang dari Kanada dan Meksiko yang tidak tercakup dalam perjanjian dagang bebas.
  • 25% tarif pada baja dan aluminium.
    25% tarif pada mobil rakitan lengkap, dan akan diperluas mencakup suku cadang mulai 3 Mei.

Pada 9 April, AS mulai mengenakan tarif tambahan terhadap negara dengan surplus perdagangan besar terhadap AS. Namun, pada hari yang sama, Trump mengumumkan jeda untuk semua negara kecuali China sampai awal Juli.

Smartphone, komputer, dan barang elektronik juga sempat dikecualikan, tapi dua hari kemudian Trump menyatakan akan mengenakan tarif terpisah untuk barang-barang tersebut.

 

Tarif “Resiprokal”

Tarif resiprokal diberlakukan terhadap sekitar 60 mitra dagang, dihitung berdasarkan surplus perdagangan mereka dengan AS. Contohnya, China punya rasio surplus 68% terhadap ekspornya ke AS. Dibagi dua, tarifnya jadi 34%. Namun, setelah China membalas dengan tarif 84%, Trump menaikkan tarif jadi 125%, ditambah tarif dasar 20%, sehingga total tarif menjadi 145% untuk semua barang dari China.

Tujuan Trump dengan Kebijakan Ini

Menghidupkan Kembali Industri Dalam Negeri

Trump percaya tarif akan menarik perusahaan untuk membangun pabrik di AS. Dengan kombinasi insentif seperti pemotongan pajak dan proses perizinan yang dipercepat, dia berharap produksi dalam negeri akan bangkit.

“Kita akan membawa perusahaan kembali. Kita akan lindungi mereka dengan tarif kuat,” ujar Trump dalam sebuah wawancara di Chicago.

Meningkatkan Pemasukan Negara

Trump ingin memperluas pemotongan pajak yang berlaku sejak 2017 dan membiayainya lewat pemasukan dari tarif. Targetnya adalah:

  • Mempermanenkan pemotongan pajak penghasilan
    Membebaskan pajak untuk tip dan pendapatan Jamsostek
  • Menurunkan pajak korporasi dari 21% ke 15%

Namun, banyak ekonom skeptis: semakin tinggi tarif, semakin besar kemungkinan impor menurun — dan itu justru bisa mengurangi pemasukan negara dari tarif.

Menggunakan Tarif Sebagai Alat Diplomasi

Tarif juga dijadikan alat negosiasi internasional. Ketimbang sanksi yang dianggap berlebihan, Trump menggunakan tarif untuk menekan negara lain dalam hal seperti:

  • Imigrasi illegal
  • Perdagangan narkoba (terutama fentanyl)
  • Perdagangan tidak adil dan pelanggaran hak kekayaan intelektual

 

Apakah Ini Pendekatan Baru?

Sebetulnya tidak. AS dulu sangat bergantung pada tarif hingga era 1930-an. Namun kebijakan Smoot-Hawley yang menaikkan tarif hingga 20% justru memicu resesi global dan memperdalam Depresi Besar. Setelah itu, AS dan dunia mulai berpaling ke perdagangan bebas — hingga Trump membawa kembali proteksionisme di era modern.

Peran China

China adalah pusat dari kebijakan tarif ini. Sejak masuk WTO pada 2001, China dituduh mensubsidi industri, memaksa transfer teknologi, dan melanggar aturan dagang internasional. Sementara itu, perusahaan-perusahaan besar AS menikmati rantai pasokan murah dari China. Tapi kini, bipartisan di AS semakin kompak untuk mengurangi ketergantungan pada China.

Pada 2024, ekspor China ke AS mencapai lebih dari $500 miliar, melonjak karena kekhawatiran soal tarif. Tapi kini, ekspor itu jadi sasaran tarif terbesar dalam sejarah perdagangan AS.

Menurut Bloomberg Economics, tarif rata-rata AS pada April 2025 telah naik menjadi lebih dari 26%, tertinggi sejak awal abad ke-20. Sebagai perbandingan, pada 2024 tarif rata-rata hanya 2,3%.

Apakah Trump Bisa Melakukan Ini Tanpa Persetujuan Kongres?

Hukum di AS memberi presiden kewenangan luas untuk menaikkan tarif dengan alasan keamanan nasional, keadaan darurat, atau praktik dagang tidak adil. Meski ada gugatan hukum, peluangnya kecil karena pengadilan biasanya memihak presiden dalam isu ini.

Secara teknis, importir lah yang membayar tarif. Tapi biaya ini biasanya diteruskan ke konsumen melalui harga yang lebih tinggi. Alternatifnya, produsen luar negeri bisa menurunkan harga atau memindahkan produksi ke negara lain untuk menghindari tarif.

 

Apa Dampaknya terhadap Ekonomi AS?

Tarif bisa mendorong investasi domestik, tapi juga bisa memicu kenaikan harga dan pengangguran akibat pembalasan dari negara lain.

Model dari Federal Reserve menunjukkan bahwa setiap kenaikan tarif 1% dapat menurunkan PDB sebesar 0,14% dan menaikkan inflasi 0,09%. Dengan total tarif saat ini, PDB AS bisa turun 3,4% dan inflasi naik 2%.

 

Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang! 

Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti NVIDIA, Intel, AMD, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!

Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.

Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.

Stephanus Renaldi
PenulisStephanus Renaldi
Bagikan!
Analisis
Liat analisis pasar hingga makro secara mendalam dan lengkap
Blog
Pelajari lebih lanjut strategi investasi dan serba-serbi dunia finansial
FAQ
Cari tahu berbagai berita kripto dan saham terbaru
Market
Mulai jelajahi dan investasi aset Crypto dan Saham AS di Reku