Sebagai instrumen investasi yang kian digemari kalangan investor dan juga kalangan yang tertarik dengan perkembangan teknologi blockchain, aset crypto seringkali dibandingkan dengan aset konvensional dalam berbagai segi, terutama segi keuntungannya.
Terdapat beberapa perbedaan antara aset crypto dan aset konvensional seperti saham, obligasi, dan properti. Nah, ini dia 4 perbedaan aset crypto dan aset konvensional seperti saham yang Sobat Reku harus ketahui:
Sifat Desentralisasi
Salah satu perbedaan utama antara aset crypto dan aset konvensional adalah sifat desentralisasi. Aset konvensional, seperti saham dan obligasi, terpusat pada lembaga keuangan seperti bank atau bursa saham. Inilah di mana bank dan institusi keuangan sentral seperti bank yang sering Sobat Reku pakai memegang peranan penting dalam membentuk regulasi dan tata kelola para penggunanya.
Sebaliknya, aset crypto didasarkan pada teknologi blockchain yang memungkinkan transaksi terjadi secara terdesentralisasi. Ini berarti bahwa tidak ada satu pihak yang mengontrol transaksi atau aset crypto. Blockchain juga memungkinkan transaksi terjadi secara cepat dan aman tanpa perlu melalui perantara. Desentralisasi menjadi salah satu aspek terpenting karena minimnya intervensi pihak ketiga dalam pengelolaan dana dari pengguna.
Fluktuasi Harga yang Tinggi
Aset crypto terkenal dengan fluktuasi harganya yang tinggi dan sulit diprediksi. Harga aset crypto seperti Bitcoin dan Ethereum dapat berfluktuasi dalam waktu singkat, belum lagi jika kita mempertimbangkan aset yang lebih fluktuatif lagi seperti Dogecoin.
Tentunya Ini membuat pembeda yang kontras dengan aset konvensional seperti saham dan obligasi yang cenderung memiliki fluktuasi harga yang lebih stabil dan terukur. Karena fluktuasinya yang tinggi, investasi pada aset crypto dapat memberikan keuntungan besar, tetapi juga berisiko tinggi. Maka dari itu, jangan lupa untuk selalu lakukan DYOR ya, Sobat Reku!
Legalitas dan Regulasi yang Berbeda
Aset konvensional seperti saham dan obligasi diatur oleh pemerintah dan badan pengawas keuangan yang disahkan secara hukum oleh negara yang bersangkutan. Aturan yang diterapkan ini tentunya hanya dapat dimodifikasi atau diubah berdasarkan ketetapan dari negara dan dinamika dari negara tersebut.
Sebaliknya, hukum yang beredar dan mengatur aset crypto masih relatif baru dan belum mapan di banyak negara. Meski tergolong awal, beberapa negara telah mengizinkan adopsi, transaksi, dan juga berinvestasi menggunakan aset crypto dengan menerapkan berbagai aturannya. Seperti di Indonesia, misalnya, lembaga keuangan negara juga telah menetapkan pajak dari transaksi menggunakan aset crypto pada exchange sentral sebagai bentuk pengakuan terhadap aset crypto.
Akses dan Kecepatan Transaksi
Aset crypto dapat dibeli dan dijual dengan cepat dan mudah, bahkan di luar jam kerja pada pasar keuangan. Ini jelas berbeda dengan aset konvensional seperti saham dan obligasi, di mana transaksi harus dilakukan melalui bursa saham atau perantara keuangan yang mungkin memiliki jam kerja tertentu. Aset crypto juga lebih mudah diakses oleh orang-orang dari seluruh dunia karena tidak terikat pada batasan geografis.
Transaksi dengan aset crypto juga dalam beberapa case lebih cepat dibandingkan dengan aset konvensional. Transaksi dengan aset crypto dapat diselesaikan dalam hitungan menit atau bahkan detik, sementara transaksi dengan aset konvensional bisa memakan waktu berhari-hari atau bahkan mingguan.
Dalam bank sentral, misalnya, pembayaran dalam jumlah besar, seperti pembayaran yang memakai RTGS (real-time gross statement) memerlukan waktu yang cukup lama, dibandingkan pemindahan dana aset crypto dari satu wallet ke wallet lainnya.
Meskipun terdapat beberapa perbedaan antara aset crypto dan aset konvensional, keduanya dapat memberikan manfaat dalam mengelola keuangan dan transaksi bagi investor dan juga trader.
Aset konvensional seperti saham dan obligasi juga masih menjadi pilihan investasi yang populer karena stabilitas dan keamanannya. Akan tetapi, aset crypto yang menawarkan peluang investasi yang menarik dengan potensi keuntungan yang besar ini juga tidak kalah menguntungkannya. Sobat Reku bisa mempertimbangkan risiko dan manfaat dari kedua jenis aset sebelum membuat keputusan investasi sesuai dengan toleransi risiko dan tujuan berinvestasinya masing masing, ya!