Investasi
Trade Kripto
Jelajah
Wallet
Learning Hub
Keamanan & Regulasi
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Reku Kampus

Blog
Teori
Tutorial
Kamus Kripto
Apa Itu Acid Test Ratio? Pengertian, Rumus, dan Cara Menghitungnya
Teori
Bagikan!

Apa Itu Acid Test Ratio? Pengertian, Rumus, dan Cara Menghitungnya

24 May 2024
3 menit membaca
Apa Itu Acid Test Ratio? Pengertian, Rumus, dan Cara Menghitungnya

Dalam dunia bisnis yang kompetitif, memahami kesehatan keuangan perusahaan adalah kunci untuk membuat keputusan yang tepat. Salah satu alat yang sering digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan adalah acid test ratio, juga dikenal sebagai quick ratio. Rasio ini memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa harus menjual persediaan. Artikel ini akan menjelaskan apa itu acid test ratio, bagaimana cara menghitungnya, serta pentingnya dalam analisis keuangan perusahaan.

 

Apa Itu Acid Test Ratio?

Acid test ratio, juga dikenal sebagai quick ratio, adalah salah satu indikator keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa mengandalkan penjualan persediaan. Rasio ini memberikan gambaran seberapa baik perusahaan dapat mengatasi hutang jangka pendeknya dengan aset yang paling likuid.

 

Pentingnya Acid Test Ratio

Acid test ratio digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa harus menjual persediaan. Ini penting karena:

  1. Mengukur Likuiditas: Rasio ini memberikan gambaran yang lebih realistis tentang likuiditas perusahaan dibandingkan dengan current ratio, yang mencakup semua aset lancar termasuk persediaan.
  2. Penilaian Risiko: Membantu investor dan kreditur menilai risiko keuangan perusahaan. Rasio yang rendah bisa menjadi tanda bahwa perusahaan mungkin kesulitan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
  3. Pengambilan Keputusan: Manajemen dapat menggunakan rasio ini untuk membuat keputusan yang lebih baik tentang pengelolaan keuangan perusahaan.

Keterbatasan Acid Test Ratio

Meskipun acid test ratio adalah alat yang berguna, ada beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan:

  1. Tidak Mempertimbangkan Arus Kas: Rasio ini tidak memperhitungkan arus kas perusahaan, yang bisa memberikan gambaran lebih akurat tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya.
  2. Variasi Industri: Nilai yang dianggap sehat untuk acid test ratio dapat bervariasi tergantung pada industri. Industri dengan siklus operasi yang lebih cepat atau yang lebih mengandalkan persediaan mungkin memiliki rasio yang berbeda.
  3. Aset Likuiditas Berbeda: Tidak semua aset lancar memiliki likuiditas yang sama. Misalnya, piutang usaha mungkin tidak secepat kas dalam hal likuiditas.

Komponen dan Rumus Acid Test Ratio

Acid test ratio dihitung dengan membandingkan aset lancar tertentu dengan kewajiban lancar. Berikut adalah rumusnya:

Acid Test Ratio=Aset Lancar−Persediaan/Kewajiban Lancar

Mari kita bahas komponen-komponen dalam rumus ini:

  1. Aset Lancar (Current Assets): Aset yang dapat dengan cepat diubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau kurang. Ini termasuk kas, piutang usaha, dan investasi jangka pendek.
  2. Persediaan (Inventory): Barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal. Persediaan tidak termasuk dalam perhitungan ini karena tidak selalu mudah dan cepat dijual tanpa memberikan diskon besar.
  3. Kewajiban Lancar (Current Liabilities): Kewajiban yang harus dibayar dalam periode satu tahun atau kurang, seperti hutang dagang, hutang pajak, dan bagian lancar dari hutang jangka panjang.

Interpretasi Acid Test Ratio

Berikut adalah beberapa cara untuk menginterpretasikan acid test ratio:

1. Rasio 1:1 atau Lebih Tinggi

Jika acid test ratio adalah 1 atau lebih, ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aset likuid yang cukup untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio yang lebih tinggi dari 1 meningkatkan kepercayaan investor dan kreditur karena menunjukkan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang cukup untuk menghadapi kewajiban jangka pendek.

2. Rasio Kurang dari 1

Jika acid test ratio kurang dari 1, ini menunjukkan bahwa perusahaan mungkin tidak memiliki aset likuid yang cukup untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Manajemen perlu segera mengambil tindakan untuk meningkatkan likuiditas, seperti mengurangi piutang yang belum terbayar, menambah kas, atau mengelola kewajiban jangka pendek dengan lebih efektif.

3. Perbandingan dengan Rata-rata Industri

Menilai acid test ratio perusahaan terhadap rata-rata industri dapat memberikan konteks tambahan. Jika rasio perusahaan lebih rendah daripada rata-rata industri, ini mungkin menunjukkan kelemahan relatif dalam likuiditas jangka pendek. Sebaliknya, jika rasio lebih tinggi daripada rata-rata industri, ini menunjukkan posisi likuiditas yang lebih kuat.

4. Tren dari Waktu ke Waktu

Mengamati perubahan acid test ratio dari waktu ke waktu dapat memberikan wawasan tentang tren likuiditas perusahaan. Tren yang meningkat menunjukkan perbaikan dalam likuiditas jangka pendek, sementara tren yang menurun dapat menunjukkan peningkatan risiko likuiditas.

Acid test ratio merupakan alat penting dalam menilai likuiditas jangka pendek perusahaan, memberikan wawasan yang lebih realistis dibandingkan dengan current ratio. Meskipun memiliki keterbatasan, rasio ini membantu investor, kreditur, dan manajemen dalam mengambil keputusan keuangan yang lebih informatif. 

Dengan pemahaman yang tepat tentang acid test ratio, perusahaan dapat lebih baik mengelola risiko keuangan dan memastikan stabilitas finansial jangka pendek mereka.

Apa kamu tertarik dengan edukasi lain seputar investasi dan keuangan? Kunjungi Reku Kampus sekarang atau download aplikasi Reku di sini

 

Foto diambil dari Freepik.

PenulisKasih Maharani
Bagikan!
Analisis
Liat analisis pasar hingga makro secara mendalam dan lengkap
Blog
Pelajari lebih lanjut strategi investasi dan serba-serbi dunia finansial
FAQ
Cari tahu berbagai berita kripto dan saham terbaru
Market
Mulai jelajahi dan investasi aset Crypto dan Saham AS di Reku