Trading atau investasi memang tidak melulu selalu untung karena kadang kala pergerakan harga aset bisa di luar prediksi. Sehingga, risiko boncos adalah kerugian investasi yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu dan kamu sebagai trader atau investor harus siap dengan kemungkinan terburuk tersebut.
Hal ini dikarenakan tidak ada satu pun instrumen investasi di luar sana yang dapat memberikan jaminan pasti 100% untung. Jika ada perusahaan investasi yang menjanjikan hasil investasi pasti untung, investasi itu bisa dipastikan investasi bodong.
Apa Itu Boncos?
Dalam konteks keuangan dan investasi, istilah boncos adalah situasi di mana seseorang mengalami kerugian atau gagal mendapatkan keuntungan dari suatu aktivitas finansial. Kata ini sering digunakan secara informal di kalangan investor atau trader, terutama dalam pasar saham, aset kripto, hingga bisnis kecil-kecilan.
Misalnya, seorang trader yang membeli aset kripto dengan harapan harganya naik, tetapi justru turun drastis, dikatakan mengalami boncos. Dalam bisnis, boncos juga dapat terjadi ketika pengeluaran jauh lebih besar daripada pendapatan yang dihasilkan.
Investasi Paling Aman Sekalipun Tetap Memiliki Risiko dan Bisa Bikin Kamu Boncos
Walaupun ada yang bilang investasi deposito dan obligasi pemerintah adalah instrumen investasi paling aman bagi investor. Namun, pada kenyataannya kedua produk investasi tersebut tetap memiliki risiko investasi walaupun dengan tingkat risiko yang sangat rendah.
Misalnya kamu bisa mengalami boncos ketika investasi deposito di bank, karena suku bunga deposito kalah dengan inflasi yang membuat uang yang disimpan di deposito tidak bertumbuh bahkan berkurang akibat tergerus inflasi hingga akhir jatuh tempo.
Jangan Panik Saat Boncos dalam Investasi, Karena Itu Masih Unrealized Loss
Banyak trader atau investor di luar sana yang biasanya langsung panik ketika mengetahui bahwa harga asetnya mengalami penurunan yang signifikan. Naik atau turunnya harga aset yang bisa bikin kita boncos adalah hal yang lumrah terjadi di aset-aset investasi yang berisiko seperti saham atau crypto. Pada kondisi tersebut, tentu banyak trader yang panik dan langsung segera menjual asetnya agar tidak memperbesar kerugian yang dialami, istilah ini sering disebut panic selling dan boncos adalah risikonya.
Tapi, tahukah kamu bahwa sebenarnya kamu itu belum merugi walaupun nilai portofolio investasimu minus puluhan persen sekalipun. Inilah yang kita kenal dengan istilah unrealized loss dan realized loss.
Apa itu Realized Loss?
Realized loss adalah kondisi dimana kamu sebagai investor mengalami kerugian investasi dan memilih untuk menjual asetmu dalam posisi merugi.
Contoh Realized Loss
Kamu membeli saham ABC di harga Rp5.000 per lembar saham sebanyak 1 lot saham dan harga saham ABC kini turun ke level Rp4.000 per lembar saham. Jika kamu menjual saham tersebut di harga Rp4.000 per lembar saham, maka kamu sudah mengalami kerugian sebesar Rp100 ribu. Kerugian investasi saham ini yang disebut realized loss dan ini baru arti boncos sebenarnya dalam investasi.
Apa itu Unrealized Loss?
Unrealized loss adalah kondisi dimana kamu sebagai trader atau investor memiliki nilai portofolio investasi yang negatif, namun kamu tidak menjual aset investasi yang dimiliki.
Contoh Unrealized Loss
Kamu membeli saham QWERTY seharga Rp1.000 per lembar sebanyak 1 lot saham dan harga saham QWERTY kini turun menjadi Rp500 per lembar saham. Ketika kamu melihat nilai portofolio investasimu sudah minus 50%, kamu tidak panik dan tidak langsung menjual saham tersebut, dan lebih memilih untuk hold saham tersebut hingga harganya kembali naik.
Kerugian 50% yang kamu lihat di portofolio investasimu tersebut belum menjadi kenyataan, sehingga dikenal dengan istilah unrealized loss. Dalam kondisi unrealized loss, boncos adalah hal yang belum terealisasikan dalam investasimu.
Tips Agar Gak Boncos dalam Investasi
Beberapa tips menghadapi boncos adalah:
1. Sesuaikan Profil Risiko dan Tujuan Keuangan
Sebagai investor atau trader yang bisa kita lakukan hanyalah meminimalisir risiko kerugian yang bisa terjadi selama investasi dan kita tidak bisa menghilangkan risiko investasi tersebut.
Untuk itu, setiap investor wajib memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan. Jangan sampai kamu salah memilih aset investasi yang berujung boncos.
- Profil risiko agresif: Saham, crypto, reksa dana saham, dan forex.
- Profil risiko moderate: reksa dana pendapatan tetap, deposito, reksa dana pasar uang, obligasi, dan reksa dana campuran.
- Profil risiko konservatif: reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, deposito, dan emas.
2. Alokasi Dana Sesuai dengan Kemampuan
Kita tidak bisa memungkiri bahwa untuk memulai trading atau investasi, kita memang butuh modal investasi. Agar gak boncos selama investasi, sebaiknya kamu alokasikan anggaran sesuai dengan kemampuan finansialmu. Kamu bisa menyisihkan setidaknya 10% dari penghasilan bulananmu untuk investasi.
3. Pakai Uang Dingin
Uang yang diperuntukkan untuk investasi atau trading sebaiknya merupakan uang dingin. Uang dingin adalah uang yang memang dipersiapkan bukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga uang dingin cocok untuk digunakan sebagai dana investasi.
Keuntungan menggunakan uang dingin sebagai dana investasi adalah:
- Kamu bisa berinvestasi tanpa berutang.
- Kamu bisa fokus ke tujuan investasi.
- Uang yang digunakan tidak tercampur aduk dengan uang untuk kebutuhan sehari-hari.
Uang dingin ini bisa kamu peroleh dari berbagai sumber, misalnya bersumber dari bisnis sampingan, bonus tahunan, hingga sisa gaji bulanan yang memang kamu sisihkan untuk dana investasi.
Boncos adalah Hal yang Tidak Perlu Dikhawatirkan Investor, Karena Ada Investasi Crypto Anti Boncos di Reku!
Bagi kamu yang ingin mendapatkan cuan dari investasi crypto, namun takut dan khawatir dengan pergerakan pasar crypto yang volatile. Kamu bisa investasi crypto di Reku dengan menggunakan fitur staking yang diperuntukkan bagi investor yang memiliki tujuan investasi jangka menengah hingga jangka panjang dengan potensi cuan hingga 12,5% APY dengan pilihan aset crypto yang beragam seperti Solana, Ethereum, Tezos, Polkadot, dll.
Selain menyediakan fitur staking, kamu juga bisa trading crypto melalui aplikasi Reku mulai dari Rp5.000. Segera download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi!
Foto diambil dari Freepik.