Investasi
Trade Kripto
Jelajah
Wallet
Learning Hub
Keamanan & Regulasi
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Reku Kampus

Blog
Teori
Tutorial
Kamus Kripto
Mengenal Apa Itu Descending Triangle dan Bagaimana Contohnya!
Teori

Mengenal Apa Itu Descending Triangle dan Bagaimana Contohnya!

30 October 2024
4 menit membaca
Mengenal Apa Itu Descending Triangle dan Bagaimana Contohnya!

Saat mempelajari dunia investasi, khususnya di pasar saham atau kripto, memahami pola-pola teknis menjadi salah satu cara yang dapat membantu mengambil keputusan yang lebih bijak. Salah satu pola yang sering dibahas adalah descending triangle. Dalam artikel ini, kita akan mengulas apa itu descending triangle, bagaimana cara mengenalinya, dan strategi apa yang bisa kamu gunakan untuk memanfaatkannya.

Apa Itu Descending Triangle?

Descending triangle adalah pola yang sering muncul pada grafik harga, terutama ketika pasar sedang dalam kondisi bearish atau tren menurun. Pola ini terbentuk ketika harga aset terpantul di antara garis tren bawah yang datar dan garis tren atas yang miring ke bawah. Dalam pola ini, garis tren bawah berperan sebagai area support kuat, sementara garis tren atas berfungsi sebagai level resistensi yang semakin menekan harga ke bawah.

Ketika harga terus menguji level support beberapa kali namun tidak mampu naik lebih tinggi, ini menandakan bahwa tekanan jual lebih dominan dibanding tekanan beli. Pada titik tertentu, pola ini biasanya diakhiri dengan harga menembus level support, yang dikenal sebagai breakdown, dan mengonfirmasi kelanjutan tren bearish.

Karakteristik Descending Triangle

Untuk mengenali pola descending triangle, ada beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan:

1. Garis Tren Bawah yang Datar

Dalam pola descending triangle, garis tren bawah atau support cenderung datar atau horizontal. Ini menunjukkan bahwa level support tetap sama meskipun tekanan jual meningkat.

2. Garis Tren Atas Menurun

Garis tren atas atau resistance bergerak miring ke bawah, yang menunjukkan bahwa harga tertinggi cenderung menurun seiring waktu.

3. Volume yang Berkurang

Volume perdagangan sering kali berkurang saat harga mendekati titik akhir descending triangle. Namun, volume biasanya akan meningkat secara signifikan saat terjadi breakdown, atau ketika harga menembus level support dan melanjutkan tren turun.

4. Sinyal Penurunan Harga

Descending triangle umumnya dianggap sebagai pola bearish, yang menunjukkan bahwa harga kemungkinan besar akan turun lebih jauh setelah pola ini terkonfirmasi.

Mengapa Descending Triangle Penting dalam Trading?

Bagi seorang trader, memahami pola descending triangle bisa membantu dalam mengantisipasi perubahan harga. Pola ini menjadi sinyal untuk menjual atau membuka posisi short karena cenderung diikuti dengan tren penurunan harga. Misalnya, jika kamu melihat pola descending triangle pada grafik harga kripto atau saham, ini bisa menjadi indikasi bahwa tekanan jual akan mengalahkan tekanan beli, sehingga harga aset berpotensi turun lebih jauh.

Namun, pola ini tidak selalu berakhir dengan breakdown; ada kemungkinan pola ini juga mengalami breakout atau menembus garis tren atas jika ada perubahan sentimen pasar. Oleh karena itu, konfirmasi dengan indikator teknis lain bisa membantu memperkuat analisis sebelum mengambil keputusan.

Baca juga: Cara Menghadapi Inflasi, Baca di Sini!

Strategi Trading dengan Descending Triangle

Menggunakan descending triangle dalam strategi trading memerlukan pendekatan yang hati-hati. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat kamu coba:

1. Masuk Posisi Saat Breakdown Terjadi

Strategi yang paling umum dalam menggunakan descending triangle adalah menunggu hingga terjadi breakdown. Setelah harga menembus level support, kamu dapat masuk posisi short atau menjual aset, dengan harapan harga akan terus menurun. Volume yang tinggi saat breakdown terjadi biasanya memperkuat sinyal ini.

2. Konfirmasi dengan Indikator Lain

Menggunakan indikator teknis lain seperti RSI (Relative Strength Index) atau MACD (Moving Average Convergence Divergence) bisa membantu mengonfirmasi pola ini. Misalnya, jika RSI menunjukkan kondisi overbought dan ada pola descending triangle, maka sinyal untuk menjual menjadi lebih kuat.

3. Stop Loss dan Target Harga

Dalam pola descending triangle, penting untuk menentukan level stop loss untuk meminimalkan risiko. Sebagai contoh, kamu bisa menetapkan stop loss sedikit di atas garis tren atas. Untuk target harga, perkirakan jarak antara garis tren atas dan garis tren bawah, kemudian gunakan jarak tersebut untuk mengukur potensi penurunan harga setelah breakdown.

4. Trading dengan Pola Berkelanjutan

Karena descending triangle biasanya muncul di tengah tren bearish, pola ini sering kali dianggap sebagai pola berkelanjutan. Jadi, jika pasar sedang dalam tren turun dan muncul pola descending triangle, ini memperkuat kemungkinan bahwa tren akan terus berlanjut ke arah bawah.

Kelebihan Descending Triangle

1. Mudah Dikenali

Pola ini memiliki bentuk yang sederhana sehingga relatif mudah dikenali di grafik harga.

2. Memberikan Sinyal yang Kuat

Ketika descending triangle terkonfirmasi, sinyalnya biasanya cukup kuat untuk mengambil keputusan trading, terutama pada pasar bearish.

Kekurangan Descending Triangle

1. Tidak Selalu Berujung pada Breakdown

Tidak semua pola descending triangle diakhiri dengan breakdown. Ada kalanya harga malah menembus garis tren atas (resistance) dan berubah menjadi bullish.

2. Membutuhkan Konfirmasi Indikator Lain

Mengandalkan descending triangle saja tidak selalu cukup. Indikator lain seperti volume, RSI, atau MACD sering kali diperlukan untuk memperkuat analisis.

Contoh Penggunaan Descending Triangle dalam Trading

Misalnya, kamu melihat pola descending triangle pada grafik harga Bitcoin. Garis tren bawah terletak di level support $30,000, sedangkan garis tren atas terus turun setiap kali harga Bitcoin mencapai level tertinggi baru. Setelah beberapa kali pengujian, harga akhirnya menembus garis support dengan volume tinggi dan turun ke level $28,000. Pada titik ini, pola descending triangle terkonfirmasi, dan kamu bisa memutuskan untuk membuka posisi short dengan target harga di bawah level support.

Descending triangle adalah pola teknis yang sering digunakan oleh trader untuk mengidentifikasi potensi penurunan harga di pasar bearish. Dengan mengenali karakteristik dan memahami cara kerja pola ini, kamu bisa mendapatkan sinyal yang lebih jelas untuk menjual aset atau membuka posisi short.

Namun, penting juga untuk mengingat bahwa pola ini tidak selalu memberikan hasil yang pasti. Menggunakan konfirmasi dari indikator lain, seperti volume atau RSI, dapat membantu kamu dalam mengambil keputusan yang lebih bijak. Dengan pemahaman yang baik tentang pola descending triangle, kamu dapat menavigasi pasar dengan lebih percaya diri dan memanfaatkan peluang dalam tren bearish.

Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang! 

Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti Tesla, McDonalds, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!

Foto diambil dari Freepik

 

PenulisKasih Maharani
Bagikan!
Analisis
Liat analisis pasar hingga makro secara mendalam dan lengkap
Blog
Pelajari lebih lanjut strategi investasi dan serba-serbi dunia finansial
FAQ
Cari tahu berbagai berita kripto dan saham terbaru
Market
Mulai jelajahi dan investasi aset Crypto dan Saham AS di Reku
PRODUK & LAYANANTransaksi Aset KriptoWithdraw IDRGoogle AuthenticatorPartner Afiliasi
Terdaftar dan Diawasi :
Terdaftar dan Diawasi :

Peringatan: Pergerakan harga aset kripto dan saham AS dapat berubah dari waktu ke waktu karena dipengaruhi oleh banyak faktor. Kamu diharapkan untuk mempertimbangkan dengan matang dalam membuat keputusan investasi atau jual-beli aset kripto dan saham AS. Reku tidak memaksa pengguna untuk bertransaksi. Semua keputusan untuk investasi atau jual-beli aset kripto dan saham AS merupakan keputusanmu sendiri.

© 2024 PT Rekeningku Dotcom Indonesia | All rights reserved.