MarketTrade
Products
Wallet
Learning Hub
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Reku Kampus

Blog
Teori
Tutorial
Kamus Kripto
Apa itu EBITDA dan Bagaimana Cara Menghitungnya?
Blog
Bagikan!

Apa itu EBITDA dan Bagaimana Cara Menghitungnya?

20 February 2024
5 menit membaca
Apa itu EBITDA dan Bagaimana Cara Menghitungnya?

Apakah kamu pernah mendengar istilah EBITDA dalam konteks keuangan perusahaan? Dalam dunia keuangan perusahaan, istilah EBITDA sering menjadi pembahasan utama.

Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan EBITDA dan mengapa penting untuk dipahami? Berikut ini adalah penjelasannya.

Apa Itu EBITDA?

EBITDA adalah kepanjangan dari earnings before interest, taxes, depreciation, and amortization (pendapatan sebelum bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi). 

EBITDA adalah suatu metode untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menghilangkan faktor-faktor non-operasional yang bisa memengaruhi laba bersih perusahaan. Dalam EBITDA, faktor-faktor ini termasuk bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi.

Mengapa EBITDA penting? EBITDA memberikan kejelasan tentang kinerja perusahaan di tingkat operasionalnya sebelum mempertimbangkan pengaruh faktor-faktor non-operasional seperti pajak dan beban bunga. 

Dengan menghilangkan variabel ini, EBITDA memberikan pandangan yang lebih akurat tentang keuntungan yang dihasilkan dari operasi pokok perusahaan.

Apa perbedaan antara EBITDA dan laba kotor?

Salah satu kekeliruan umum yang sering dilakukan adalah menganggap EBITDA dan laba kotor sama. Namun, keduanya adalah konsep yang berbeda.

Laba kotor adalah pendapatan total perusahaan dikurangi dengan biaya produksi langsung, seperti bahan baku dan tenaga kerja langsung. Laba kotor menggambarkan margin keuntungan yang dihasilkan dari penjualan produk atau jasa perusahaan.

Sementara itu, EBITDA adalah pendapatan operasional setelah dikurangi biaya operasional seperti gaji karyawan, biaya overhead, dan biaya lain yang berkaitan dengan operasi perusahaan. 

EBITDA, dengan mengabaikan faktor-faktor non-operasional seperti pajak dan beban bunga, memberikan gambaran yang lebih jelas tentang keuntungan sebenarnya yang dihasilkan dari operasi perusahaan.

EBITDA vs. EBIT vs. EBT

Lalu, apa perbedaan antara EBITDA, EBIT, dan EBT? Ketiga konsep ini terkait dengan pengukuran kinerja keuangan perusahaan, tetapi ada perbedaan yang perlu kamu ketahui.

EBIT (earnings before interest and taxes)

EBIT adalah keuntungan operasional yang dihasilkan dari pendapatan setelah dikurangi biaya operasional dan sebelum mempertimbangkan pengaruh bunga dan pajak.

EBT (earnings before taxes)

EBT adalah pendapatan setelah dikurangi semua biaya, termasuk bunga, pajak, dan beban lainnya yang berhubungan dengan operasional dan non-operasional perusahaan.

Dalam hal ini, EBITDA adalah metode paling comprehensive dalam mengukur keuntungan operasional perusahaan karena menghilangkan hampir semua beban non-operasional seperti penyusutan dan amortisasi

Apa itu EBITDA margin dan apa yang dibahas?

EBITDA margin adalah persentase dari EBITDA terhadap pendapatan total perusahaan. Ini adalah metrik yang bermanfaat untuk melihat efisiensi operasional perusahaan dan sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan laba melalui operasinya.

EBITDA margin dapat memberikan gambaran tentang seberapa besar keuntungan yang dihasilkan dari operasi perusahaan tanpa memperhitungkan faktor non-operasional seperti pajak dan bunga. Semakin tinggi EBITDA margin, semakin efisien dan menguntungkan operasi perusahaan.

Penting untuk dicatat bahwa EBITDA margin yang baik sangat bergantung pada industri dan ukuran perusahaan. Setiap industri memiliki standar dan rata-rata yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk membandingkan EBITDA margin dengan perusahaan sejenis dalam industri yang sama.

Baca Juga: Mengenal Sekuritas dan Broker, Panduan Lengkap untuk Pemula

Fungsi Umum EBITDA

EBITDA memiliki beberapa fungsi umum dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan.

  • Memperbaiki perbandingan antara perusahaan yang memiliki struktur modal yang berbeda. Dalam mengukur kinerja keuangan, perusahaan yang memiliki beban bunga yang tinggi dapat menunjukkan laba bersih yang lebih rendah, tetapi EBITDA bisa memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kinerja operasional.
  • Memudahkan perbandingan antara perusahaan di industri yang berbeda, karena EBITDA menghilangkan perbedaan dalam struktur pajak dan bunga.
  • Memantau kinerja dan pertumbuhan perusahaan dari waktu ke waktu.

Faktor Perhitungan dalam EBITDA

Ada empat faktor penting yang harus dipahami dalam menghitung EBITDA.

  1. Pendapatan: total pendapatan yang diterima oleh perusahaan dari penjualan produk atau jasa.
  2. Beban Operasional: biaya yang terkait dengan operasional perusahaan, termasuk bahan baku, gaji karyawan, biaya overhead, dan lainnya.
  3. Bunga: biaya terkait dengan pinjaman dan utang perusahaan.
  4. Biaya Lainnya: termasuk pajak, penyusutan, amortisasi, dan biaya lain yang tidak terkait langsung dengan operasional perusahaan.

Dalam menghitung EBITDA, kamu perlu memperhatikan keempat faktor ini dengan cermat dan memastikan bahwa semua faktor terhitung dengan benar.

Rumus dan Perhitungan EBITDA

Perhitungan EBITDA sederhana dan bisa dilakukan dengan menggunakan rumus sederhana sebagai berikut.

EBITDA = Laba Bersih + Beban Bunga + Pajak + Penyusutan + Amortisasi

Dalam rumus ini, 

  • Laba Bersih adalah laba yang diperoleh setelah mengurangi semua biaya operasional dari pendapatan, 
  • Beban Bunga adalah jumlah bunga yang harus dibayarkan perusahaan atas hutangnya, 
  • Pajak adalah beban pajak yang perlu dilakukan oleh perusahaan, 
  • Penyusutan adalah penurunan nilai aktiva tetap perusahaan dari waktu ke waktu, dan 
  • Amortisasi adalah penyusutan nilai properti intelektual seperti hak paten.

Kemudian, untuk mencari EBITDA Margin, kamu bisa menggunakan rumus ini.

Margin EBITDA = EBITDA / Total Pendapatan

Baca Juga: Perbandingan antara Analisis Teknikal dan Analisis Fundamental dalam Keuangan

Contoh EBITDA

Supaya kamu lebih memahami konsep EBITDA, mari kita melihat contoh sederhana:

Perusahaan X memiliki pendapatan sebesar Rp 1.000.000.000 dalam periode tertentu. Biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung yang terkait dengan produksi adalah sebesar Rp 500.000.000. 

Biaya operasional perusahaan, termasuk gaji karyawan, biaya overhead, dan biaya lainnya, adalah sebesar Rp 300.000.000. Biaya bunga dan pajak adalah masing-masing Rp 50.000.000.

Dalam hal ini, laba kotor perusahaan adalah:

Pendapatan – Biaya Produksi = Rp 1.000.000.000 – Rp 500.000.000 = Rp 500.000.000

Sementara EBITDA perusahaan adalah:

Laba Kotor + Biaya Operasional = Rp 500.000.000 + Rp 300.000.000 = Rp 800.000.000

Dengan demikian, EBITDA perusahaan adalah Rp 800.000.000 dalam periode tersebut.

EBITDA yang Bagus Berapa Persen?

Pertanyaan umum yang sering ditanyakan adalah berapa persentase EBITDA yang baik. Sayangnya, tidak ada jawaban langsung yang bisa diberikan karena ini bervariasi dari industri ke industri.

Sebagai aturan umum, semakin tinggi persentase EBITDA margin, semakin baik kinerja operasional perusahaan. Namun, hal ini sangat bergantung pada karakteristik industri dan ukuran perusahaan. 

Misalnya, industri teknologi dan perusahaan rintisan cenderung memiliki EBITDA margin yang lebih tinggi dibandingkan dengan industri manufaktur tradisional.

Sebaiknya, kamu membandingkan EBITDA margin dengan perusahaan sejenis dalam industri yang sama. Dengan cara ini, kamu bisa menentukan apakah persentase EBITDA perusahaan kamu sejalan dengan standar industri atau perlu adanya peningkatan.

Kekurangan dalam Perhitungan EBITDA

Walaupun EBITDA adalah metode yang berguna untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan.

  • EBITDA mengabaikan faktor-faktor non-operasional penting seperti bunga dan pajak, yang bisa memengaruhi cash flow perusahaan.
  • EBITDA tidak memberikan gambaran yang lengkap tentang efisiensi modal dan struktur utang perusahaan.
  • EBITDA bisa digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menyembunyikan masalah keuangan perusahaan.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun EBITDA memberikan gambaran yang berguna tentang kinerja operasional perusahaan, perlu diperhatikan dengan faktor-faktor non-operasional dan konteks keseluruhan keuangan perusahaan.

Baca Juga: Menggali Kebiasaan yang Membuat Orang Kaya Semakin Makmur

EBITDA adalah metode yang berguna dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menghilangkan faktor-faktor non-operasional seperti bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi. 

Dengan melihat EBITDA dan EBITDA margin, kamu bisa mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang kinerja operasional perusahaan dan seberapa efisien perusahaan menghasilkan laba melalui operasinya.

Namun, penting untuk diingat bahwa EBITDA tidak memberikan gambaran lengkap tentang faktor-faktor non-operasional dan konteks keuangan perusahaan secara keseluruhan. 

Oleh karena itu, penting untuk menggabungkan metode pengukuran lainnya dan mempertimbangkan aspek kontekstual saat mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan.

Dari penjelasan yang telah diberikan tentang EBITDA dan peran pentingnya dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan, kamu bisa melihat betapa vitalnya memiliki pemahaman yang baik tentang aspek operasional dan efisiensi perusahaan. 

Akan tetapi, untuk lebih mendiversifikasi portofolio investasi dan meraih potensi keuntungan yang lebih besar, pertimbangkanlah untuk menggunakan platform investasi seperti Reku.

Dengan Reku, kamu dapat dengan mudah dan aman membeli dan menjual Bitcoin, Ethereum, dan koin lainnya dengan biaya transaksi termurah.

Dengan demikian, setelah memahami aspek fundamental seperti EBITDA, kamu dapat memanfaatkan peluang investasi di dunia crypto dengan dukungan dari platform terpercaya seperti Reku. Segera mulai investasi kamu!