Apa Itu EV/EBITDA dan Bagaimana Cara Menggunakannya dalam Analisis Saham?

Dalam dunia investasi, ada berbagai cara untuk menilai kinerja keuangan sebuah perusahaan. Salah satu rasio yang sering digunakan oleh para analis adalah EV/EBITDA. Kamu mungkin sudah sering mendengar istilah ini, terutama jika terjun ke dalam analisis keuangan atau mengikuti perkembangan pasar saham. Namun, apa sebenarnya EV/EBITDA itu, dan mengapa rasio ini begitu penting? Dalam artikel ini, kita akan membahasnya dengan lebih mudah dipahami.
Apa Itu EV dan EBITDA?
Sebelum kita masuk ke dalam detail rumus dan cara menghitung EV/EBITDA, mari kita pahami dulu apa yang dimaksud dengan EV dan EBITDA secara terpisah.
EV (Enterprise Value) adalah total nilai perusahaan, yang mencakup semua hutang, ekuitas, dan kas yang ada di dalam perusahaan tersebut. Cara menghitung EV adalah dengan menjumlahkan kapitalisasi pasar (market cap) perusahaan dengan hutang bersihnya (hutang dikurangi kas). Dalam beberapa kasus, EV dianggap lebih komprehensif dibandingkan kapitalisasi pasar karena mencakup kewajiban keuangan perusahaan, bukan hanya nilai saham yang beredar.
EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) adalah pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi. EBITDA merupakan indikator kinerja keuangan yang sering digunakan untuk melihat seberapa besar pendapatan operasional sebuah perusahaan tanpa memperhitungkan faktor-faktor eksternal seperti beban pajak atau kebijakan akuntansi terkait aset.
Rumus EV/EBITDA
Sekarang setelah kita memahami EV dan EBITDA, saatnya menggabungkan kedua konsep ini. EV/EBITDA adalah rasio yang digunakan untuk menilai apakah suatu perusahaan dihargai secara wajar di pasar. Rumus dasar dari EV/EBITDA adalah:
EV/EBITDA=EBITDA Enterprise Value (EV)
Mengapa EV/EBITDA Penting?
Rasio ini sering kali digunakan oleh investor dan analis untuk membandingkan perusahaan dalam industri yang sama. Dengan menggunakan EV/EBITDA, kamu bisa melihat seberapa efisien sebuah perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dari aset yang dimilikinya, tanpa dipengaruhi oleh struktur modal atau kebijakan pajak. Artinya, EV/EBITDA memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kinerja operasional sebuah perusahaan dibandingkan dengan rasio-rasio lain yang mungkin lebih terpengaruh oleh faktor eksternal.
Beberapa alasan mengapa EV/EBITDA begitu penting adalah:
1. Menilai Perusahaan dalam Berbagai Industri
Rasio ini sangat berguna untuk membandingkan perusahaan yang berada dalam industri yang sama tetapi memiliki struktur modal yang berbeda. Misalnya, perusahaan dengan hutang yang besar mungkin akan terlihat kurang menarik jika hanya dilihat dari rasio PE (Price-to-Earnings), tetapi dengan EV/EBITDA, kamu bisa melihat gambaran yang lebih adil.
2. Menghilangkan Pengaruh Pajak dan Depresiasi
Karena EBITDA tidak memperhitungkan pajak, depresiasi, dan amortisasi, kamu bisa lebih fokus pada pendapatan operasional murni perusahaan.
3. Membandingkan Perusahaan Global
EV/EBITDA sangat cocok digunakan untuk membandingkan perusahaan di berbagai negara dengan sistem pajak dan kebijakan akuntansi yang berbeda.
Baca juga: Tips Menabung untuk Masa Depan!
Kapan Menggunakan EV/EBITDA?
Tidak semua situasi cocok untuk menggunakan EV/EBITDA. Biasanya, rasio ini paling bermanfaat ketika kamu ingin menilai perusahaan yang stabil, dengan pendapatan yang tidak terlalu fluktuatif. Misalnya, industri seperti barang konsumen atau energi sering menggunakan rasio ini karena mereka memiliki arus kas yang stabil dan biaya operasi yang relatif tetap.
Namun, jika kamu menilai perusahaan teknologi atau startup, EV/EBITDA mungkin tidak memberikan gambaran yang lengkap. Perusahaan-perusahaan dalam industri ini sering kali memiliki EBITDA negatif karena mereka masih dalam tahap pengembangan dan belum menghasilkan keuntungan operasional yang signifikan.
Cara Menggunakan EV/EBITDA untuk Investasi
Dalam praktiknya, investor biasanya membandingkan rasio EV/EBITDA sebuah perusahaan dengan rata-rata industri. Jika nilai EV/EBITDA perusahaan lebih rendah dari rata-rata industri, ini bisa menunjukkan bahwa perusahaan tersebut relatif undervalued atau dihargai murah. Sebaliknya, jika EV/EBITDA lebih tinggi dari rata-rata, ini bisa berarti perusahaan tersebut overpriced atau dihargai terlalu mahal.
Misalnya, perusahaan dengan EV/EBITDA sebesar 7 lebih murah dibandingkan dengan perusahaan lain di industri yang sama yang memiliki EV/EBITDA sebesar 10. Namun, penting untuk diingat bahwa rasio ini hanyalah salah satu alat analisis, dan sebaiknya digunakan bersama dengan indikator keuangan lain seperti Price-to-Earnings Ratio (P/E) atau Price-to-Book Ratio (P/B).
Kekurangan EV/EBITDA
Meski rasio EV/EBITDA sering dianggap sebagai alat analisis yang komprehensif, tetap saja ada beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan. Salah satu kekurangannya adalah rasio ini tidak mempertimbangkan perubahan dalam modal kerja. Selain itu, EBITDA sendiri bisa menyesatkan jika perusahaan menggunakan metode akuntansi yang agresif, karena EBITDA tidak memperhitungkan pengeluaran kas seperti pembayaran bunga atau pengeluaran modal.
Oleh karena itu, meskipun rasio ini bisa membantu kamu dalam menilai perusahaan, jangan jadikan EV/EBITDA sebagai satu-satunya indikator. Pastikan untuk melengkapinya dengan analisis lain seperti arus kas, pertumbuhan pendapatan, dan kondisi pasar.
Memahami EV/EBITDA adalah langkah penting dalam melakukan analisis fundamental terhadap sebuah perusahaan. Dengan menggunakan rasio ini, kamu bisa melihat seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan laba operasional dari aset yang dimilikinya. Namun, seperti alat analisis lainnya, EV/EBITDA harus digunakan bersama dengan indikator lain untuk mendapatkan gambaran yang lebih menyeluruh tentang kinerja sebuah perusahaan.
Jika kamu tertarik untuk mendalami lebih jauh, kamu bisa mencari data keuangan perusahaan yang tercatat di bursa dan mulai melakukan perhitungan EV/EBITDA sendiri. Dengan semakin paham tentang rasio ini, kamu akan lebih siap dalam membuat keputusan investasi yang cerdas.
Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang!
Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti Tesla, McDonalds, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!
Foto diambil dari Freepik.