MarketTrade
Products
Wallet
Learning Hub
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Reku Kampus

Blog
Teori
Tutorial
Kamus Kripto
Apa Itu January Effect? Ketahui Penyebab dan Strateginya
Teori
Bagikan!

Apa Itu January Effect? Ketahui Penyebab dan Strateginya

02 May 2024
6 menit membaca
Apa Itu January Effect? Ketahui Penyebab dan Strateginya

January effect adalah fenomena ketika harga saham mengalami kenaikan signifikan di bulan Januari. Namun, benarkah faktanya? Mari pelajari lebih dalam apa itu January effect dan cara memanfaatkan tren ini agar mendapat keuntungan dalam investasi.

Apa Itu January Effect?

January effect mengacu pada keyakinan akan kenaikan harga saham secara musiman pada bulan Januari. Hal ini sering dikaitkan dengan peningkatan pembelian setelah penurunan harga yang biasanya terjadi pada musim liburan bulan Desember. 

Ada beberapa penjelasan terkait fenomena ini, seperti penjualan sekuritas dengan kerugian untuk mengimbangi keuntungan modal pada akhir tahun dan penggunaan bonus akhir tahun untuk membeli investasi pada bulan Januari. 

Meskipun efek ini telah teridentifikasi di masa lalu, tetapi data-data terbaru menunjukkan bahwa fenomena ini tidak selalu terjadi setiap tahun dan tidak selalu berkorelasi dengan penurunan harga di bulan Desember.

Berbagai pihak juga menyoroti bahwa January effect tampaknya lebih memengaruhi perusahaan berkapitalisasi kecil daripada perusahaan berkapitalisasi besar. Hal ini mungkin terkait dengan likuiditas yang lebih rendah pada perusahaan-perusahaan kecil. 

Meskipun beberapa analis menganggap efek ini kecil atau hanya berlaku untuk segmen tertentu dari pasar saham, sejarah data menunjukkan bahwa berbagai kelas aset telah mengungguli pasar saham selama bulan Januari, walau dampaknya dapat berubah dari waktu ke waktu.

Sejarah dan Studi tentang January Effect

Sejarah January Effect dimulai pada tahun 1942 ketika bankir investasi Sidney B. Wachtel pertama kali mengamati fenomena ini. Ia menemukan bahwa perusahaan-perusahaan berkapitalisasi kecil cenderung mengungguli perusahaan-perusahaan berkapitalisasi besar pada paruh pertama bulan Januari. 

Sejumlah penelitian sejak saat itu telah mengkonfirmasi kecenderungan ini, dengan beberapa studi menemukan return saham yang lebih tinggi selama bulan Januari, terutama untuk saham berkapitalisasi kecil.

Studi antara tahun 1904 dan 1974 menemukan bahwa return saham selama bulan Januari lima kali lebih tinggi dari rata-rata tahunan. Selain itu, analisis oleh Salomon Smith Barney dari tahun 1972 hingga 2002 menunjukkan kinerja lebih baik untuk saham berkapitalisasi kecil dibandingkan saham berkapitalisasi besar selama bulan Januari. Namun, efek ini tampaknya semakin menurun seiring berjalannya waktu, terutama di negara-negara berkapitalisasi kecil.

Para ahli teori pasar efisien percaya bahwa pasar modern terlalu efisien sehingga January Effect tidak memengaruhi perdagangan secara signifikan. Meskipun Efek Januari telah lama menjadi anomali pasar yang dikenal, masih ada keraguan dan penelitian yang terus dilakukan untuk memahami fenomena ini secara lebih mendalam.

Faktor-Faktor Penyebab January Effect

Berikut ini beberapa hal yang dipercaya menyebabkan Efek Januari yang dilansir dari laman The Motley Fool dan The Street

1. Perencanaan Pajak

Investor sering menjual saham-saham yang berkinerja buruk pada bulan Desember untuk mengunci kerugian modal dan mengurangi tagihan pajak mereka. Ini dapat menyebabkan penurunan harga sementara yang kemudian pulih pada bulan Januari saat pembelian kembali meningkat.

2. Bonus Akhir Tahun

Para investor yang menerima bonus akhir tahun biasanya akan memasukkan uang ekstra mereka ke pasar saham di bulan Januari. Hal ini dapat mendorong harga saham naik karena adanya peningkatan permintaan pembelian saham.

3. Psikologi Investor

Psikologi individu juga dapat memainkan peran juga. Awal tahun sering dianggap sebagai waktu yang optimis dan penuh harapan, yakni saat mereka ingin memperbaiki kondisi finansial. Inilah yang mendorong beberapa investor untuk memulai investasi baru.

4. Praktik Window Dressing

Institusi seperti manajer dana investasi dapat melakukan praktik window dressing dengan membeli lebih banyak saham-saham yang berperforma baik dan menghilangkan saham-saham yang underperforming sebelum akhir tahun. 

Hal ini dapat memengaruhi pasar dengan menurunkan harga saham dan kemudian membujuk investor lain untuk membeli saham tersebut dengan harga diskon.

Faktor-faktor ini bersama-sama menciptakan dinamika pasar yang memengaruhi January Effect, meskipun fenomena ini tampaknya berkurang dalam beberapa dekade terakhir karena perubahan dalam praktik investasi dan perencanaan pajak.

Cara Mempersiapkan Investasi untuk January Effect

Sebagai investor, kamu harus memahami lagi dasar-dasar perusahaan sebelum mengambil keputusan saat harga saham naik di bulan Januari. Ini artinya kamu harus mengecek ulang kesehatan keuangan perusahaan, termasuk dari faktor pendapatan, potensi pertumbuhan, dan margin keuntungan. Jangan lupa juga cek manajemennya, posisi di pasar, dan hal-hal lain yang penting lainnya.

Ketika kamu sudah memahami hal-hal tersebut, tentunya akan menjadi lebih mudah untuk melihat perubahan harga saham dan gerak-geriknya di bulan Januari atau setiap bulannya. Akhirnya, kamu lebih percaya diri untuk memilih saham yang dapat memberikan keuntungan lebih tinggi.

Strategi Memanfaatkan January Effect agar Dapat Untung 

Berikut beberapa tips untuk mendapat keuntungan dari efek Januari: 

1. Identifikasi Saham Potensial

Identifikasi saham potensial membutuhkan analisis yang mendalam terhadap berbagai faktor. Salah satu cara yang efektif adalah melihat kinerja historis saham tersebut, termasuk tren harga selama beberapa bulan terakhir atau bahkan tahun-tahun sebelumnya. 

Selain itu, kamu juga perlu mempertimbangkan prospek pertumbuhan perusahaan dan kondisi industri secara keseluruhan. 

Misalnya, saham-saham di sektor teknologi mungkin memiliki potensi kenaikan yang tinggi jika ada inovasi atau peluncuran produk baru. Berita-berita terkini yang berdampak pada perusahaan atau sektor juga perlu dipertimbangkan. 

2. Beli Saham di Bulan Desember atau Januari

Ketika kamu telah mengidentifikasi saham-saham potensial, langkah selanjutnya adalah memutuskan kapan waktu yang tepat untuk membeli saham tersebut. Sebagian investor memilih untuk membeli saham di bulan Desember agar dapat memanfaatkan potensi kenaikan harga saat January Effect terjadi. 

Namun, ada juga yang memilih untuk membeli di awal Januari, terutama jika ada tanda-tanda bahwa efek ini akan berlangsung lebih lama. Keputusan ini dapat dipengaruhi oleh analisis teknikal seperti grafik harga saham dan indikator teknikal lainnya. 

Selain itu, kamu juga perlu memperhatikan kondisi pasar secara umum dan sentimen investor untuk memperkirakan waktu yang tepat untuk melakukan pembelian.

3. Beli Saham di Harga Rendah

Strategi membeli saham di harga rendah merupakan langkah yang bijak karena dapat memberikan potensi keuntungan yang lebih besar saat harga saham naik. Namun, perlu diingat bahwa harga rendah tidak selalu menjamin bahwa saham tersebut akan mengalami kenaikan harga di bulan Januari. 

Oleh karena itu, kamu perlu memastikan bahwa saham tersebut memiliki fundamental yang kuat dan prospek pertumbuhan yang menjanjikan. Melakukan analisis fundamental seperti melihat rasio keuangan, performa manajemen, dan posisi pasar perusahaan dapat membantu kamu dalam menentukan apakah saham tersebut layak untuk dibeli di harga rendah atau tidak.

4. Diversifikasi Investasi

Diversifikasi investasi adalah kamu membeli saham dari beberapa perusahaan berbeda agar risiko investasi kamu dapat tersebar ke berbagai instrumen. Misalnya, kamu dapat memilih saham-saham dari berbagai sektor atau industri untuk mengurangi eksposur terhadap risiko tertentu. 

Selain itu, diversifikasi juga dapat dilakukan dengan mengalokasikan sebagian dari investasi kamu ke instrumen investasi lain seperti obligasi atau reksa dana. Tujuannya agar kamu dapat mengoptimalkan potensi keuntungan sekaligus mengurangi risiko yang terkait dengan investasi saham.

5. Fokus pada Saham yang Membagikan Dividen

Saham-saham yang membagikan dividen dapat menjadi pilihan yang menarik, terutama bagi investor yang menginginkan pendapatan tambahan dari investasi mereka. Dividen merupakan pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham, dan biasanya diberikan secara periodik, misalnya setiap kuartal. 

Memilih saham-saham yang memiliki kebijakan dividen yang baik dapat memberikan kamu sumber pendapatan pasif selain dari potensi kenaikan harga saham. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua perusahaan membayar dividen, dan beberapa lebih memilih untuk menggunakan keuntungan mereka untuk pertumbuhan perusahaan atau investasi lainnya. 

Apakah January Effect Itu Nyata?

Efek Januari adalah fenomena yang pernah terlihat jelas di masa lalu, terutama pada pertengahan abad ke-20. Namun, seiring berjalannya waktu, kejelasannya telah berkurang. Meskipun begitu, beberapa data masih mendukung gagasan fluktuasi harga saham pada bulan Desember dan Januari. Ini menunjukkan bahwa ada elemen kebenaran dalam January Effect, meskipun tidak sekuat dulu.

Bagi kamu sebagai investor, penting untuk mempertimbangkan informasi ini dengan hati-hati. Meskipun January Effect mungkin tidak lagi terjadi dengan kejelasan seperti sebelumnya, masih ada peluang untuk memanfaatkannya. 

Kamu juga bisa mempertimbangkan diversifikasi portofolio investasi kamu dengan melibatkan investasi di crypto. Crypto merupakan aset yang telah menarik minat banyak investor muda karena potensi keuntungan yang besar. Kamu dapat mempelajari investasi ini bersama Reku. Yuk, klik panduannya di Market Kripto Reku.

Referensi: