MarketTrade
Products
Wallet
Learning Hub
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Reku Kampus

Blog
Teori
Tutorial
Kamus Kripto
Quantitative Easing (QE): Definisi dan Dampaknya
Teori
Bagikan!

Quantitative Easing (QE): Definisi dan Dampaknya

20 May 2024
3 menit membaca
Quantitative Easing (QE): Definisi dan Dampaknya

Quantitative Easing (QE) adalah kebijakan moneter yang digunakan oleh bank sentral untuk menstimulasi perekonomian ketika metode konvensional seperti penurunan suku bunga tidak lagi efektif. Kebijakan ini melibatkan pembelian aset keuangan oleh bank sentral untuk meningkatkan jumlah uang beredar dan menurunkan suku bunga jangka panjang. Artikel ini akan menguraikan berbagai manfaat QE, termasuk peningkatan likuiditas pasar, pengurangan biaya pinjaman, dan dukungan terhadap kebijakan fiskal.

 

Apa Itu Quantitative Easing?

Quantitative easing (QE) adalah kebijakan moneter yang digunakan oleh bank sentral untuk merangsang perekonomian ketika suku bunga acuan sudah mendekati nol dan tidak bisa lagi diturunkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Kebijakan ini dilakukan dengan membeli aset keuangan dalam jumlah besar, seperti obligasi pemerintah dan sekuritas berbasis hipotek, dari pasar keuangan. Tujuan utama dari QE adalah meningkatkan jumlah uang beredar, menurunkan suku bunga jangka panjang, dan mendorong pinjaman serta investasi di sektor ekonomi riil.

 

Bagaimana Cara Kerja Quantitative Easing?

  1. Pembelian Aset

Bank sentral membeli aset keuangan dari bank komersial dan institusi keuangan lainnya. Pembelian ini meningkatkan cadangan bank, sehingga mereka memiliki lebih banyak dana untuk dipinjamkan.

  1. Peningkatan Likuiditas

Dengan bertambahnya dana yang dimiliki bank, likuiditas dalam sistem perbankan meningkat. Ini menurunkan suku bunga jangka panjang karena bank memiliki lebih banyak dana untuk dipinjamkan, dan tidak perlu menawarkan suku bunga tinggi untuk menarik deposito.

  1. Penurunan Suku Bunga

Peningkatan likuiditas menekan suku bunga jangka panjang, membuat biaya pinjaman lebih murah bagi konsumen dan bisnis. Ini mendorong konsumsi dan investasi, yang diharapkan akan mendukung pertumbuhan ekonomi.

  1. Meningkatkan Harga Aset

Pembelian besar-besaran oleh bank sentral juga dapat menaikkan harga aset keuangan seperti obligasi dan saham. Kenaikan harga aset ini menciptakan efek kekayaan, yang mendorong pengeluaran lebih lanjut.

  1. Mendorong Pinjaman dan Investasi

Dengan suku bunga yang lebih rendah, biaya pinjaman menurun, sehingga konsumen dan bisnis lebih terdorong untuk mengambil pinjaman untuk konsumsi dan investasi.

 

Baca juga: Apa itu Manager Investasi?

 

Manfaat Quantitative Easing

Quantitative Easing (QE) adalah kebijakan moneter yang digunakan oleh bank sentral untuk merangsang perekonomian ketika kebijakan konvensional, seperti penurunan suku bunga, tidak lagi efektif. Berikut adalah beberapa manfaat dari penerapan kebijakan QE:

  1. Stimulus Ekonomi

Dengan meningkatkan jumlah uang beredar, QE bertujuan untuk menurunkan suku bunga jangka panjang dan mendorong pinjaman serta investasi. Mendorong pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan konsumsi dan investasi.

  1. Mengurangi Biaya Pinjaman

QE menurunkan suku bunga obligasi dan instrumen keuangan lainnya. Membuat pinjaman lebih murah bagi perusahaan dan individu, yang dapat meningkatkan investasi dan pengeluaran konsumen.

  1. Meningkatkan Likuiditas Pasar Keuangan

Dengan membeli aset-aset keuangan, bank sentral meningkatkan likuiditas di pasar. Membantu menstabilkan pasar keuangan dan mencegah krisis likuiditas.

  1. Mengurangi Risiko Deflasi

QE membantu mencegah penurunan harga yang berkepanjangan, yang dapat membahayakan pertumbuhan ekonomi. Mendorong stabilitas harga dan menjaga inflasi pada tingkat yang diinginkan.

 

Dampak Quantitative Easing

Penerapan Quantitative Easing (QE) oleh bank sentral, seperti Bank Indonesia, memiliki berbagai dampak yang signifikan pada perekonomian:

  1. Inflasi

Ketika bank sentral meningkatkan jumlah uang yang beredar, ini dapat menyebabkan inflasi. Jika kebijakan QE diterapkan tanpa adanya pertumbuhan ekonomi yang memadai, dapat menyebabkan stagflasi, yaitu kombinasi dari stagnasi ekonomi dan inflasi.

  1. Efektivitas Kebijakan

Kebijakan QE mungkin tidak efektif jika uang yang diciptakan tidak disalurkan melalui bank ke sektor riil perekonomian. QE akan lebih efektif jika digunakan untuk mendukung kebijakan fiskal, seperti pengeluaran defisit.

  1. Kebijakan Fiskal dan Moneter

Saat kebijakan QE diterapkan bersamaan dengan pengeluaran defisit melalui penerbitan obligasi jangka panjang, batas antara kebijakan fiskal dan moneter menjadi kabur. Ini menunjukkan adanya sinergi antara kedua jenis kebijakan untuk memperluas pasokan uang dalam perekonomian.

  1. Devaluasi Mata Uang

Devaluasi mata uang dapat menguntungkan produsen dengan menurunkan harga barang ekspor, sehingga meningkatkan daya saing di pasar global. Namun, devaluasi juga meningkatkan biaya impor dan biaya produksi, yang pada akhirnya menyebabkan kenaikan harga jual kepada konsumen domestik.

Quantitative Easing adalah alat penting dalam kebijakan moneter yang membantu merangsang pertumbuhan ekonomi dan mencegah krisis keuangan. Dengan memahami berbagai manfaat dari Quantitative Easing, kita dapat melihat bagaimana kebijakan ini berperan dalam mendukung perekonomian, terutama saat krisis finansial. 

Meskipun memiliki beberapa risiko, manfaat yang ditawarkan QE dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas pasar sangat penting. Bank sentral harus terus mengevaluasi penerapan QE untuk memastikan efektivitas dan keseimbangan dalam perekonomian.

Apa kamu tertarik dengan edukasi lain seputar investasi dan keuangan? Kunjungi Reku Kampus sekarang atau download aplikasi Reku di sini!

 

Foto diambil dari Freepik.