Apa Itu Rebound: Penyebab, Karakteristik, dan Cara Memanfaatkannya?
Bagi kamu yang sudah lama berkecimpung di dunia kripto atau bahkan yang baru memulai, memahami konsep rebound bisa menjadi kunci untuk mengoptimalkan keuntungan dari investasi kamu. Rebound dalam konteks investasi kripto merujuk pada kondisi di mana harga aset yang sebelumnya turun kembali naik. Momen ini bisa menjadi peluang emas untuk membeli aset dengan harga lebih rendah dan menjualnya saat harga naik, sehingga mendapatkan keuntungan yang maksimal. Meski terdengar menguntungkan, memahami kapan dan bagaimana rebound terjadi sangatlah penting untuk menghindari risiko kerugian. Mari kita pelajari lebih dalam mengenai apa itu rebound, penyebabnya, ciri-ciri yang bisa dikenali, dan cara memanfaatkannya dengan bijak.
Apa Itu Rebound?
Dalam investasi kripto, rebound merujuk pada situasi di mana harga aset yang sebelumnya mengalami penurunan (bearish) tiba-tiba melonjak naik dalam waktu singkat. Istilah ini serupa dengan istilah dalam olahraga basket, di mana āreboundā berarti bola memantul kembali setelah gagal masuk ke dalam ring. Dalam konteks kripto, rebound terjadi ketika aset mengalami pemulihan harga setelah penurunan tajam.
Rebound merupakan momen penting yang sangat berkaitan dengan tren bearish. Tanpa adanya penurunan harga sebelumnya, kondisi rebound tidak akan terjadi. Hal ini bisa diibaratkan seperti pantulan bola; harga aset yang jatuh kemudian naik kembali dari titik terendahnya. Biasanya, rebound terjadi dalam jangka waktu singkat dan bisa memberikan peluang bagi investor untuk meraih keuntungan dengan cepat jika mereka mampu mengenali dan memanfaatkan momen ini.
Penyebab Saham Mengalami Rebound
Rebound saham terjadi ketika harga saham yang sebelumnya mengalami penurunan tajam (bearish) mulai naik kembali. Berikut adalah beberapa penyebab utama yang memicu terjadinya rebound saham:
- Aksi Jual Besar-Besaran: Saat harga saham mulai turun, banyak investor yang khawatir akan potensi kerugian lebih besar dan memutuskan untuk menjual saham mereka. Penjualan besar-besaran ini mempercepat penurunan harga saham. Namun, setelah penurunan tajam, saham menjadi lebih murah dan menarik minat investor lain yang melihat peluang untuk membeli saham dengan harga diskon.
- Pembelian oleh Investor Opportunis: Ketika harga saham turun drastis, investor yang lebih oportunis melihat ini sebagai kesempatan untuk membeli saham dengan harga lebih rendah. Terutama jika saham tersebut memiliki fundamental yang baik, investor yakin bahwa harga saham akan naik kembali. Pembelian ini meningkatkan permintaan, sehingga harga saham mulai naik.
- Sentimen Pasar yang Positif: Sentimen pasar yang berubah-ubah juga dapat memicu rebound. Berita positif mengenai perusahaan atau ekonomi secara umum bisa mempengaruhi sentimen investor, mendorong mereka untuk kembali membeli saham. Misalnya, laporan keuangan yang menunjukkan kinerja perusahaan lebih baik dari perkiraan atau berita ekonomi global yang mendukung pertumbuhan bisa memicu pembelian saham.
- Intervensi dari Institusi Keuangan: Biasanya, rebound bisa dipicu oleh intervensi dari institusi keuangan besar seperti bank atau dana investasi yang membeli dalam jumlah besar untuk menstabilkan harga saham. Aksi ini bisa meningkatkan kepercayaan investor lainnya, sehingga lebih banyak yang ikut membeli saham.
- Analisis Teknikal: Beberapa investor dan trader menggunakan analisis teknikal untuk menentukan titik balik harga saham. Ketika indikator teknikal menunjukkan bahwa saham sudah mencapai titik jenuh jual (oversold), mereka akan mulai membeli saham tersebut. Hal ini bisa memicu kenaikan harga yang akhirnya menyebabkan rebound.
Kenali Karakteristik Saham Rebound
Mengenali karakteristik saham rebound bisa menjadi kunci untuk memanfaatkan momen tersebut dengan optimal. Berikut beberapa ciri-ciri yang bisa kamu perhatikan agar tidak melewatkan kesempatan ini:
- Kondisi Market Normal
Pasar yang berada dalam kondisi normal adalah salah satu tanda utama terjadinya rebound. Ini berarti IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) tidak sedang terpengaruh oleh sentimen besar yang dapat mengganggu stabilitas pasar. Jika saham-saham mulai menunjukkan tren kenaikan selama dua hari berturut-turut, ini bisa menjadi indikator awal bahwa IHSG sedang menuju rebound. Dalam kondisi pasar yang normal, investor biasanya lebih percaya diri untuk kembali masuk ke pasar setelah penurunan.
- Sentimen Positif Setelah Penurunan Tajam
Sentimen positif sering kali muncul setelah IHSG mengalami penurunan tajam. Ini bisa berupa berita baik atau kebijakan ekonomi yang mendukung, seperti program tax amnesty atau stimulus ekonomi dari pemerintah. Sentimen positif ini dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk membeli saham yang harganya sudah turun. Dengan begitu, permintaan saham meningkat dan mendorong terjadinya rebound.
- Penguatan Indeks Saham AS
Penguatan indeks saham di Amerika Serikat, seperti Dow Jones, Nasdaq, dan S&P 500, juga bisa menjadi indikasi bahwa IHSG akan mengalami rebound. Jika saham-saham utama di AS menunjukkan penguatan yang signifikan, ini bisa memberikan sentimen positif yang berdampak pada pasar saham global, termasuk Indonesia. Pemulihan di pasar AS sering kali diikuti oleh pasar lainnya, sehingga menjadi salah satu tanda bahwa rebound mungkin terjadi.
Saham Sedang Rebound? Ini yang Perlu Kamu Lakukan
Ketika saham sedang mengalami rebound, ini adalah momen penting bagi para investor dan trader untuk memaksimalkan potensi keuntungan. Agar Sobat Reku tidak kehilangan kesempatan ini, berikut adalah beberapa langkah yang perlu kamu lakukan:
- Tetap Tenang dan Jangan Panik
Saat pasar saham mengalami penurunan, sentimen negatif akan beredar luas, sering kali memicu kepanikan dan fenomena panic selling. Dalam situasi seperti ini, penting bagi kamu untuk tetap tenang dan tidak terburu-buru menjual saham. Ingat, rebound sering kali terjadi setelah penurunan tajam, jadi bersabarlah menunggu momen ini.
- Simpan Saham Berkualitas
Jangan ikut-ikutan panik menjual saham, terutama jika kamu memiliki saham dari perusahaan dengan fundamental yang kuat. Saham-saham dengan fundamental baik atau saham big caps biasanya akan pulih lebih cepat setelah IHSG mengalami penurunan. Dengan menyimpan saham-saham ini, kamu bisa meraih keuntungan saat rebound terjadi.
- Siapkan Dana Cadangan
Memiliki dana cadangan sangat penting dalam menghadapi kondisi bearish. Dana ini bisa kamu gunakan untuk membeli saham-saham berkualitas yang harganya turun saat pasar sedang lesu. Namun, pastikan untuk melakukan analisis fundamental sebelum membeli, agar saham yang dibeli memiliki prospek bagus di masa depan.
- Analisis Fundamental dan Teknis
Sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual saham saat rebound, lakukan analisis fundamental dan teknis secara menyeluruh. Perhatikan kinerja perusahaan, laporan keuangan, serta tren pasar. Ini akan membantu kamu membuat keputusan yang lebih bijak dan menghindari kesalahan investasi.
- Jangan Terburu-buru
Kesabaran adalah kunci saat menghadapi momen rebound. Jangan terburu-buru mengambil keputusan hanya karena harga saham mulai naik. Amati pergerakan pasar dengan cermat dan lihat peluang dengan teliti. Ketelitian dalam momen ini sangat dibutuhkan untuk mendapatkan imbal hasil yang optimal.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Sobat Reku bisa lebih siap menghadapi momen rebound dan memanfaatkannya untuk meraih keuntungan maksimal. Tetap pantau perkembangan pasar dan jangan ragu untuk mengambil tindakan yang sudah direncanakan dengan baik.
Ingin Untung di Pasar Global?
Beli saham luar negeri dari berbagai perusahaan ternama seperti McDonalds, Google, Apple, Microsoft, Unilever, hingga Tesla dari Reku. Dengan biaya transaksi rendah, kamu sudah bisa jadi investor global. Download aplikasi reku sekarang!
Foto diambil dari Freepik.