Dalam dunia investasi, terdapat berbagai strategi dan pendekatan yang dapat diadopsi oleh para investor untuk mencapai tujuan keuangan mereka. Salah satu pendekatan yang menarik namun seringkali kurang dibahas adalah menjadi seorang Sleeping Investor. Simak selengkapnya di sini.
Apa Itu Sleeping Investor?
Sleeping investor adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tipe investor yang cenderung pasif setelah melakukan investasi awal. Ini berarti mereka membeli aset seperti saham, obligasi, atau reksadana, lalu membiarkan investasi tersebut berkembang tanpa sering melakukan transaksi tambahan atau perubahan signifikan. Sleeping investor percaya pada potensi pertumbuhan jangka panjang aset mereka tanpa merasa perlu untuk memantau atau mengelola investasi mereka secara aktif.
Karakteristik Sleeping Investor
Sleeping investor adalah individu yang cenderung mengambil pendekatan pasif dalam mengelola investasi mereka. Berikut adalah beberapa karakteristik utama dari sleeping investor:
- Pendekatan Jangka Panjang
Sleeping investors biasanya berfokus pada investasi jangka panjang. Mereka membeli aset dengan tujuan memegangnya selama bertahun-tahun, atau bahkan puluhan tahun, untuk memanfaatkan potensi pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan.
- Minim Transaksi
Karakteristik menonjol dari sleeping investors adalah jarang melakukan jual beli aset setelah pembelian awal. Mereka cenderung menghindari perdagangan aktif, yang dapat mengakibatkan biaya transaksi yang tinggi dan beban pajak.
- Kepercayaan pada Fundamental
Sleeping investors sering memilih investasi berdasarkan analisis fundamental yang kuat. Mereka mempercayai nilai intrinsik dari aset yang mereka beli, seperti kinerja perusahaan yang stabil, manajemen yang baik, dan prospek pertumbuhan yang cerah.
- Tidak Terpengaruh oleh Fluktuasi Pasar Jangka Pendek
Sleeping investors cenderung tidak terpengaruh oleh volatilitas pasar atau berita ekonomi yang bersifat sementara. Mereka tetap tenang dan tidak tergoda untuk menjual aset mereka saat pasar bergejolak.
- Penggunaan Otomasi Investasi
Sleeping investors mungkin memanfaatkan alat investasi otomatis, seperti reksa dana yang dikelola secara profesional atau robo-advisors, untuk mengelola portofolio mereka tanpa harus terlibat secara langsung dalam setiap keputusan investasi.
Baca juga: Apa itu Purchasing Managers Index (PMI)?
Keuntungan Menjadi Sleeping Investor
Menjadi sleeping investor, atau investor pasif, memiliki sejumlah keuntungan yang menarik bagi individu yang memilih pendekatan jangka panjang dalam berinvestasi. Berikut adalah beberapa keuntungan utama menjadi sleeping investor:
- Biaya Transaksi Rendah
Sleeping investors melakukan lebih sedikit transaksi dibandingkan investor aktif. Ini berarti mereka menghemat biaya transaksi, seperti komisi dan spread, yang bisa mengurangi keuntungan investasi jika terlalu sering melakukan jual beli aset.
- Efisiensi Pajak
Dengan jarang melakukan penjualan aset, sleeping investors dapat menghindari pajak capital gain jangka pendek yang biasanya lebih tinggi. Mereka juga bisa memanfaatkan pajak capital gain jangka panjang yang lebih rendah, meningkatkan efisiensi pajak dan mempertahankan lebih banyak keuntungan.
- Menghindari Perilaku Emosional
Sleeping investors cenderung tidak terpengaruh oleh volatilitas pasar atau berita ekonomi yang bersifat sementara. Ini membantu mereka menghindari keputusan emosional yang bisa merugikan, seperti panik menjual saat pasar turun atau membeli secara impulsif saat pasar naik.
- Hemat Waktu dan Energi
Sleeping investors tidak perlu memantau pasar secara terus-menerus atau membuat keputusan investasi harian. Ini memungkinkan mereka untuk fokus pada aspek lain dalam kehidupan mereka, seperti karier, keluarga, atau hobi, sambil tetap membiarkan investasi mereka tumbuh.
- Stabilitas dan Keamanan
Dengan fokus pada investasi jangka panjang dan fundamental yang kuat, sleeping investors sering kali menikmati stabilitas dan keamanan yang lebih tinggi dalam portofolio mereka. Mereka cenderung memilih aset yang telah terbukti memiliki kinerja baik dan prospek yang cerah.
Tantangan Menjadi Sleeping Investor
Menjadi sleeping investor atau investor pasif memang memiliki berbagai keuntungan, namun juga ada sejumlah tantangan yang perlu dihadapi. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang mungkin dihadapi oleh sleeping investors:
- Kesabaran dan Disiplin
Sleeping investors harus memiliki kesabaran dan disiplin yang tinggi untuk tetap berpegang pada strategi jangka panjang mereka, bahkan ketika pasar berfluktuasi. Mereka perlu menahan diri dari melakukan tindakan impulsif saat terjadi volatilitas pasar atau berita ekonomi negatif.
- Mengabaikan Berita dan Tren Pasar
Dengan banyaknya berita dan informasi tentang pasar keuangan yang tersedia, sleeping investors harus mampu mengabaikan gangguan ini. Terlalu banyak terpapar berita dan tren pasar dapat menyebabkan stres dan godaan untuk membuat keputusan jangka pendek yang tidak sejalan dengan strategi jangka panjang.
- Manajemen Risiko
Meskipun diversifikasi dapat membantu mengurangi risiko, sleeping investors tetap perlu mengelola risiko dengan baik. Ini termasuk melakukan tinjauan berkala terhadap portofolio mereka untuk memastikan bahwa alokasi aset masih sesuai dengan tujuan investasi mereka.
- Menghadapi Kerugian Jangka Pendek
Dalam jangka pendek, sleeping investors mungkin menghadapi kerugian sementara. Tantangannya adalah tetap tenang dan tidak panik selama periode ini. Ini membutuhkan keyakinan yang kuat pada strategi investasi jangka panjang mereka.
Menjadi seorang Sleeping Investor memiliki daya tarik tersendiri bagi mereka yang mencari cara sederhana dan kurang menuntut dalam mengelola investasi mereka. Dengan memahami karakteristik, keuntungan, dan tantangan yang melekat pada strategi ini, investor dapat membuat keputusan yang lebih tepat mengenai apakah pendekatan ini sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan mereka.
Apa kamu tertarik dengan edukasi lain seputar investasi dan keuangan? Kunjungi Reku Kampus sekarang atau download aplikasi Reku di sini!
Foto diambil dari Freepik.