Ketika membahas investasi, salah satu istilah yang sering muncul adalah volatility. Tapi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan volatility? Volatility adalah ukuran fluktuasi harga suatu aset, termasuk saham, kripto, dan komoditas lainnya. Secara sederhana, volatility menggambarkan seberapa besar harga sebuah aset bisa naik atau turun dalam waktu tertentu. Semakin tinggi tingkat volatility, semakin besar risiko dan peluang yang dihadapi investor. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang apa itu volatility, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta bagaimana volatility bisa berdampak pada strategi investasi kamu.
Apa Itu Volatility?
Volatility adalah istilah yang digunakan untuk mengukur pergerakan harga suatu aset. Pergerakan harga yang besar, baik naik maupun turun, mencerminkan volatility yang tinggi. Sebaliknya, jika harga cenderung stabil, maka tingkat volatility rendah.
Di dunia investasi, volatility adalah salah satu indikator penting karena bisa memberikan gambaran tentang risiko yang mungkin dihadapi oleh investor. Investor yang ingin bermain aman biasanya akan menghindari aset dengan volatility tinggi karena risikonya lebih besar. Namun, bagi mereka yang suka tantangan, aset dengan volatility tinggi bisa menawarkan peluang keuntungan besar, meskipun risikonya juga tinggi.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volatility
Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi volatility suatu aset. Berikut adalah beberapa faktor utama yang perlu kamu ketahui:
1. Berita dan Sentimen Pasar
Berita ekonomi atau politik global bisa berdampak besar pada volatilitas pasar. Misalnya, perubahan kebijakan pemerintah atau peluncuran produk baru oleh perusahaan besar dapat memicu pergerakan harga yang tajam.
2. Kondisi Ekonomi
Ekonomi global dan nasional juga berperan penting dalam menentukan volatility. Saat ekonomi sedang stabil dan tumbuh, harga aset cenderung lebih stabil. Namun, ketika ada ketidakpastian ekonomi, misalnya akibat resesi atau inflasi tinggi, harga aset bisa mengalami fluktuasi yang tajam.
3. Volume Perdagangan
Volume perdagangan juga mempengaruhi volatility. Ketika volume perdagangan tinggi, harga bisa bergerak lebih cepat karena ada banyak transaksi yang terjadi. Sebaliknya, volume perdagangan yang rendah cenderung membuat harga lebih stabil.
4. Kebijakan Moneter
Kebijakan bank sentral, seperti perubahan suku bunga atau program stimulus ekonomi, bisa langsung memengaruhi tingkat volatility. Suku bunga yang tinggi, misalnya, cenderung menurunkan investasi dalam aset berisiko, yang pada gilirannya mempengaruhi fluktuasi harga.
Baca juga: Cari Tahu Tipe Investor di Sini!
Jenis Volatility yang Perlu Diketahui
Dalam dunia investasi, ada dua jenis volatility yang umum dikenal, yaitu historical volatility dan implied volatility. Kedua jenis ini memiliki peran yang berbeda dalam menganalisis pergerakan harga aset.
1. Historical Volatility
Historical volatility adalah perhitungan berdasarkan data harga masa lalu. Biasanya dihitung dalam rentang waktu tertentu, seperti satu bulan atau satu tahun, untuk melihat seberapa sering dan besar harga aset bergerak selama periode tersebut. Historical volatility sering digunakan untuk menganalisis performa aset di masa lalu.
2. Implied Volatility
Implied volatility mengacu pada ekspektasi pasar tentang seberapa besar harga aset akan bergerak di masa depan. Biasanya digunakan dalam pasar opsi untuk memperkirakan pergerakan harga di masa mendatang. Implied volatility tidak didasarkan pada data masa lalu, tetapi lebih pada perkiraan pasar.
Dampak Volatility pada Investasi
Salah satu dampak terbesar dari volatility adalah risiko. Ketika suatu aset memiliki volatilitas yang tinggi, artinya ada peluang besar untuk mendapatkan keuntungan besar, tetapi juga ada kemungkinan kerugian yang sama besar. Karena itu, penting bagi investor untuk memahami toleransi risiko sebelum memasuki pasar dengan volatility tinggi.
Strategi Diversifikasi adalah salah satu cara yang bisa kamu lakukan untuk mengelola risiko akibat volatility. Dengan menyebar investasi kamu ke berbagai aset yang berbeda, kamu bisa meminimalkan risiko kehilangan besar dalam satu jenis investasi. Misalnya, jika harga saham mengalami penurunan, mungkin aset kripto yang kamu miliki tetap stabil atau justru meningkat.
Investor juga bisa memanfaatkan hedging, yaitu strategi investasi yang bertujuan untuk melindungi portofolio dari fluktuasi harga ekstrem. Misalnya, kamu bisa menggunakan opsi atau futures untuk melindungi aset kamu dari pergerakan harga yang tidak diinginkan.
Bagaimana Mengukur Volatility?
Ada beberapa alat analisis yang sering digunakan untuk mengukur volatility, salah satunya adalah Bollinger Bands. Bollinger Bands adalah indikator teknis yang menunjukkan pergerakan harga dalam kaitannya dengan volatility. Jika harga bergerak di luar batas atas atau bawah dari Bollinger Bands, ini menandakan bahwa volatility tinggi dan mungkin terjadi perubahan tren.
Selain itu, investor juga sering menggunakan indeks volatility, seperti VIX (Volatility Index), yang mengukur ekspektasi pasar terhadap volatility di masa depan. Indeks ini sering disebut sebagai “indeks ketakutan” karena cenderung naik ketika ada ketidakpastian di pasar.
Tips Bagi Investor Menghadapi Volatility
Bagi investor, menghadapi volatility bisa menjadi tantangan tersendiri. Namun, ada beberapa tips yang bisa membantu kamu menghadapi fluktuasi harga:
1. Jangan Panik
Salah satu kesalahan terbesar yang sering dilakukan investor adalah panik ketika harga turun. Volatility adalah hal yang biasa dalam pasar investasi, dan fluktuasi harga jangka pendek bukan selalu indikasi masalah besar.
2. Tetap Pada Rencana Investasi
Jika kamu sudah membuat rencana investasi jangka panjang, tetaplah pada rencana tersebut meskipun pasar sedang volatile. Jangan tergoda untuk melakukan perubahan drastis hanya karena pergerakan harga yang sementara.
3. Pantau Berita dan Tren Pasar
Mengikuti berita dan tren pasar bisa membantumu memprediksi kapan volatility akan meningkat. Dengan begitu, kamu bisa menyesuaikan strategi investasimu dengan lebih baik.
Volatility adalah salah satu aspek penting yang harus dipahami oleh setiap investor. Dengan memahami apa itu volatility, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta dampaknya pada investasi, kamu bisa mengambil keputusan yang lebih bijaksana. Meskipun risiko akibat volatility tidak bisa dihindari sepenuhnya, dengan strategi yang tepat, kamu bisa mengelolanya dengan baik dan tetap meraih keuntungan dalam jangka panjang.
Aplikasi Crypto Indonesia untuk Staking dan Trading
Gabung bersama jutaan pengguna lain di Reku, aplikasi crypto Indonesia yang menawarkan fitur staking crypto dan trading yang aman. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi!
Foto diambil dari Freepik.