Berapa Alokasi Gaji Bulanan yang Ideal? Ini Pembagiannya
Gaji selalu dijadikan kambing hitam dari ketidakmampuan seseorang dalam mengatur keuangan, padahal masalah sebenarnya bukan pada gaji kamu melainkan bagaimana cara kamu mengatur alokasi gaji bulanan. Alokasi gaji bulanan yang tepat dan efisien sangat membantu kamu agar tidak boros dalam keuangan. Hal ini dikarenakan keuangan yang boros sering terjadi lantaran kamu tidak punya metode alokasi gaji bulanan yang tepat itu seperti apa dan juga tidak punya prioritas keuangan.
Buktinya bukan hanya kamu yang punya gaji kecil yang sulit untuk menabung, tetapi hal ini juga sering dialami oleh orang-orang yang memiliki gaji besar sekalipun yang disebabkan karena tidak jelasnya pembagian alokasi gaji bulanan
Berapa Persenan Pembagian Gaji Bulanan yang Ideal?
Sebenarnya sulit bagi kita untuk mengukur berapa pembagian alokasi gaji bulanan yang dianggap sesuai. Lantaran, setiap orang memiliki beban finansial yang berbeda-beda sehingga prioritas keuangan juga bisa mempengaruhi persenan pembagian gaji bulanan.
Misalnya, beban finansial seseorang yang masih single dan berkeluarga pasti berbeda. Dimana, biaya kebutuhan seseorang yang sudah berkeluarga pasti lebih besar dibanding kamu yang masih single.
Dalam kondisi ini, umumnya kamu yang masih single lebih banyak menghabiskan uangmu untuk memenuhi keinginan gaya hidup. Sementara kamu yang sudah berkeluarga yang punya tanggungan anak dan istri pasti lebih memprioritaskan keuangan untuk kebutuhan sekolah anak dan kebutuhan sehari-hari setiap bulan.
Perbedaan kondisi finansial tersebut membuat kamu harus pintar dan cerdas dalam menentukan metode keuangan yang paling tepat dan efisien. Salah satu metode alokasi keuangan yang paling populer diterapkan adalah 50/30/20. Berikut adalah skema pembagian uang gajian yang ideal bagi kamu yang punya gaji Rp6 juta per bulan.
1. 50% Alokasi Gaji Bulanan untuk Kebutuhan
Setelah menerima gajian di setiap bulan, biaya kebutuhan sehari-hari wajib menjadi prioritas keuangan bagi kamu. Yang dimaksud dalam pos keuangan satu ini adalah biaya pengeluaran tetap kamu setiap bulan seperti biaya listrik, air, cicilan rumah, cicilan kendaraan, dll.
Setiap bulannya idealnya kamu wajib menyisihkan 50% dari gaji bulanan atau sebesar Rp3 juta per bulan untuk dialokasikan.
2. 30% Alokasi Gaji Bulanan untuk Keinginan
Persentase pembagian gaji untuk pos keuangan satu ini sebenarnya bisa kamu sesuaikan dengan gaya hidup kamu. Jika kamu memiliki kebiasaan selalu hidup berhemat, kamu bisa menekan anggaran keuangan untuk biaya keinginan ini menjadi lebih kecil dari 30% yang dianjurkan.
Biaya menonton bioskop, liburan, dan biaya hiburan lainnya termasuk ke dalam pos keuangan untuk biaya keinginan. Walaupun begitu, pos keuangan ini wajib kamu perhatikan karena banyak orang di luar sana yang pengeluaran bulanannya membengkak gegara tidak bisa mengerem pengeluaran untuk biaya hiburan.
Sesuai anjuran metode keuangan 50/30/20 bahwa biaya keinginan setiap bulan tidak boleh lebih dari 30% dari gaji bulanan atau sebesar Rp1,8 juta per bulan bagi kamu yang punya gaji Rp6 juta per bulan.
3. 20% Alokasi Gaji Bulanan untuk Menabung dan Investasi
Pasti kamu sudah bosan selalu diingatkan oleh orang tua untuk selalu menabung untuk tabungan masa depan. Hal ini bukan hanya selalu diingatkan oleh orang tuamu di rumah, tetapi menabung dan investasi memang perlu menjadi prioritas keuangan bagi kamu setiap bulannya.
Dengan menabung dan investasi, kamu bisa memiliki tabungan yang cukup jika sewaktu-waktu ada biaya-biaya yang bersifat tidak terduga seperti orang tua yang tiba-tiba sakit parah, mobil mengalami kecelakaan, dan lain sebagainya.Kamu perlu mengatur alokasi gaji bulanan sebesar 20% dari penghasilanmu atau sebesar Rp1,2 juta per bulan untuk dialokasikan dalam bentuk investasi atau tabungan.
Agar uang yang memang kamu sudah persiapkan untuk menabung dan investasi tidak terpakai untuk biaya kebutuhan lainnya. Kamu bisa menabung dan investasi di awal ketika kamu baru menerima gajian di setiap bulan.
Untuk menjaga konsistensi kamu dalam menabung dan investasi, kamu bisa menerapkan beberapa cara berikut ini:
- Buat rekening tabungan terpisah.
- Pertimbangkan untuk mengaktifkan fitur autodebet.
- Kurangi pengeluaran yang tidak butuhkan.
- Memilih instrumen investasi yang tepat.
Pilihan Instrumen Investasi yang Tepat Bagi Kamu yang Sedang Mempersiapkan Tujuan Keuangan Jangka Panjang
Menabung dan investasi bukan hanya mempertimbangkan faktor keamanan saja, tetapi kamu juga perlu mempertimbangkan bagaimana prospek uangmu di masa depan, apakah mengalami pertumbuhan yang signifikan atau berisiko tergerus nilainya oleh inflasi.
Tujuan utama sebenarnya kita menabung di instrumen investasi yang ada saat ini adalah untuk melawan inflasi. Namun, tahukah kamu bahwa uang yang ditabung di deposito yang dianggap sebagai salah satu produk investasi paling aman saat ini bisa saja kalah melawan inflasi yang membuat uang yang kamu simpan di deposito tergerus nilainya.
Hal ini bisa terjadi karena faktor inflasi yang sedang tinggi dan mengalahkan bunga deposito yang ditawarkan. Lantas, jika demikian sebaiknya kita investasi di mana agar bisa tetap untung di tengah inflasi? Kamu bisa mempertimbangkan investasi di Bitcoin, Bitcoin juga dikenal sebagai emas digital yang biasanya memiliki potensi return yang tinggi di tengah tingginya inflasi.
Sepanjang 5 tahun terakhir, harga Bitcoin telah mengalami kenaikan hingga lebih dari 1.000%. Selama periode tersebut, Bitcoin juga sudah membuktikan bahwa bisa dijadikan sebagai pilihan aset investasi yang menarik untuk melawan inflasi.
Kalau kamu masih bingung ingin investasi crypto di mana? Kamu bisa download aplikasi Reku yang menawarkan lebih dari 150 aset crypto seperti Bitcoin, Ethereum, Solana, Tether, dan crypto lainnya dengan biaya investasi mulai dari Rp5.000 saja.
Foto diambil dari Freepik.