MarketTrade
Products
Wallet
Learning Hub
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Reku Kampus

Blog
Teori
Tutorial
Kamus Kripto
Bitcoin Si Paling Boros Energi, Sebuah Kontroversi Di Dunia Crypto
Teori
Bagikan!

Bitcoin Si Paling Boros Energi, Sebuah Kontroversi Di Dunia Crypto

06 June 2023
2 menit membaca
Bitcoin Si Paling Boros Energi, Sebuah Kontroversi Di Dunia Crypto

Berbicara tentang crypto, maka Bitcoin akan jadi headline utama yang muncul di otak kamu kan? Tidak heran, Bitcoin adalah aset crypto paling populer dan nomor satu di dunia. Bersamaan dengan itu, Bitcoin juga tidak lepas dari kontroversinya terhadap penggunaan energi dan bagaimana efeknya terhadap bumi.

 

Penggunaan Energi Pada Jaringan Bitcoin

Bitcoin menggunakan mekanisme konsensus Proof of Work (PoW), dimana para miners akan bersaing satu sama lain dalam memecahkan algoritma matematika kompleks yang digunakan untuk memvalidasi transaksi lalu menambahkannya ke dalam blok dalam blockchain. 

Seluruh proses ini tentunya membutuhkan komputasi yang intensif dan daya pemrosesan yang tinggi. Dalam konsep mekanisme PoW, jika miner berhasil memecahkan algoritma, maka mereka akan mendapatkan rewards berbentuk BTC.

Penggunaan energi yang tinggi ini menjadi perdebatan dan kontroversi. Tidak sedikit orang berpendapat jika penggunaan energi yang besar ini tidak bisa dilakukan terus menerus dan memberikan efek negatif pada lingkungan. 

Namun, para pendukung Bitcoin memberikan pembelaan bawa penggunaan energi yang tinggi ini sebanding dengan tingkat keamanan dan juga ketahanan jaringan Bitcoin.

 

Inovasi Teknologi untuk Mengurangi Penggunaan Energi pada Bitcoin

Untung mengatasi penggunaan energi yang besar ini, ada beberapa inovasi teknologi yang sampai ini sudah mulai dikembangkan, seperti halnya:

  • Proof of Stake (PoS):

Salah satu inovasi terpenting dalam mengurangi penggunaan energi pada jaringan Bitcoin adalah pengenalan Proof of Stake (PoS) sebagai alternatif Proof of Work (PoW). Dalam PoS, pemilik koin (staker) tidak perlu melakukan mining dengan komputasi yang intensif seperti dalam PoW. Sebagai gantinya, blok baru dibuat dan validasi dilakukan berdasarkan kepemilikan koin yang sudah ada. Hal ini mengurangi konsumsi energi yang tinggi yang terkait dengan mining Bitcoin.

  • Sidechains dan Off-Chain Transaksi:

Sidechains adalah jaringan blockchain yang terhubung dengan jaringan Bitcoin tetapi memiliki aturan konsensus yang berbeda. Dengan menggunakan sidechains, sebagian transaksi dapat dipindahkan ke lapisan yang terpisah dari jaringan Bitcoin utama. Off-chain transaksi, seperti yang disediakan oleh Lightning Network, juga mengurangi beban pada jaringan utama dengan memungkinkan transaksi yang cepat dan hemat energi antara pihak yang terlibat.

  • Pemanfaatan Energi Terbarukan:

Sampai saat ini, beberapa proyek mining Bitcoin telah beralih ke sumber energi terbarukan, seperti energi surya atau angin. Dengan menggunakan sumber daya energi terbarukan, operasi penambangan Bitcoin dapat mengurangi dampak karbon dan menghadirkan aspek keberlanjutan yang lebih baik. Langkah ini membantu mengurangi jejak lingkungan dan memberikan kontribusi positif dalam mengurangi penggunaan energi pada jaringan Bitcoin.

Penggunaan energi Bitcoin memang jadi hal yang cukup menarik kontroversi. Namun perlu diketahui jika penggunaan itu setara dengan keamanan dan keandalan Bitcoin sebagai sebuah mata uang digital. Sampai saat ini, tidak sedikit pelaku industri crypto yang masih berlomba mencari solusi untuk mengurangi dan meningkatkan efisiensi penggunaan energi dalam ekosistem crypto. Jadi, bagaimana menurut Sobat Reku?

Foto diambil dari Aleksi Räisä on Unsplash