Tahun 2022 sempat menimbulkan sikap wait and see terhadap industri aset kripto dengan adanya serangkaian kasus penyalahgunaan dana pengguna oleh perusahaan penyedia layanan penyimpanan aset kripto. Fenomena ini membuat seolah-olah menyimpan aset kripto pada exchange terpusat menjadi sesuatu yang wajib untuk dihindari oleh investor dan trader. Wallet pribadi non-custodial lalu dianggap tempat penyimpanan aset kripto paling aman yang harus digunakan. Namun apakah memang benar demikian?
Sad to see even an OG #Bitcoin Core Developer lost 200+ BTC ($3.5 million). Self custody have a different set of risks.
We will try to monitor and see where we can help. š https://t.co/9eGZ7AFgC2
ā CZ š¶ Binance (@cz_binance) January 1, 2023
Kedua jenis penyimpanan tersebut pada dasarnya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Menyimpan aset kripto pada platform centralized seperti centralized exchange memiliki risiko pihak ketiga, namun, menyimpan aset kripto pada wallet pribadi (non-custodial) terdesentralisasi, juga memiliki risikonya sendiri. Beberapa kelebihan dan kekurangan utama menempatkan aset kripto kita pada platform exchange terpusat adalah sebagai berikut;
Kekurangan
- Infrastruktur legal terkait layanan ini masih dalam tahap pengembangan (tidak hanya di Indonesia tapi juga di negara maju ). Sehingga, masih terdapat celah yang dapat mengakibatkan miss-management yang berpotensi membuat investor memiliki risiko kehilangan aset kriptonya.
- Kepercayaan terhadap institusi penyedia layanan. Sama persis seperti kita mempercayakan bank untuk menyimpan uang kita. Yang mana kepercayaan terhadap pihak terpusat tertentu ini tidak diperlukan dalam penyimpanan aset kripto di wallet pribadi.
- Kendala layanan khususnya untuk penarikan aset yang diakibatkan oleh maintenance, server down, kendala teknis, dan lain sebagainya. Bisa saja terjadi. Hal ini dapat memberikan pengalaman yang kurang nyaman bagi para investor dan trader kripto.
Kelebihan
- Layanan pengguna atau customer support yang tersedia dapat membantu para investor dan trader untuk mengatasi masalah atau kendala yang dihadapi. Contohnya, apabila ada kesalahan seperti lupa akses login dan email atau nomor ponsel sudah tidak aktif, atau masalah lainnya, dapat diselesaikan dengan mudah dengan menghubungi layanan pengguna. Dalam hal penggunaan wallet pribadi non-custodial, investor dapat dipastikan akan kehilangan akses sepenuhnya terhadap aset kripto tersebut.
- Pengalihan kepemilikan seperti misalnya ketika investor atau trader meninggal dunia secara mendadak, maka pihak exchange terpusat dapat membantu memproses pewarisan aset kripto tersebut sesuai peraturan yang berlaku. Hal ini tidak dapat terjadi di wallet pribadi kecuali ada orang lain yang memiliki akses terhadap private-key atau mnemonic phrase wallet tersebut.
- Kemudahan tanpa investor harus secara teliti dan hati-hati menyimpan dan mengelola wallet pribadinya sendiri. Mengelola sebuah wallet pribadi tidak semudah kedengarannya. Terbukti dengan banyaknya kasus peretasan wallet pribadi akibat phising, dan jenis-jenis cyber attack lainnya. Korban dari peretasan tersebut bukan hanya mereka yang masih awam dengan kripto namun bahkan juga menimpa mereka yang mendapatkan nilai sempurna pada pelatihan cyber security di tempat kerjanya dan telah secara aktif menggunakan aplikasi-aplikasi terdesentralisasi selama beberapa tahun. Bahkan, menimpa salah satu developer Bitcoin pada awal masa pengembangannya, seperti yang terlihat pada cuplikan tweet diatas.
- Standar penyimpanan yang lebih tinggi dapat didapatkan oleh investor dengan adanya standar-standar keamanan teknologi penyimpanan dan pengelolaan wallet yang harus dipenuhi oleh suatu centralized exchange. Selain itu, centralized exchange sebagai sebuah perusahaan yang dikelola secara profesional memiliki sumber daya baik secara finansial, kemampuan ahli, dan sistem kontrol yang dapat menciptakan serta menjaga mekanisme penyimpanan yang dapat diandalkan.
Ketika kita menyimpan aset kripto pada exchange terpusat, memang benar bahwa pihak exchange tersebutlah yang memiliki kontrol penuh terhadap aset kripto yang kita miliki. Namun, oleh sebab itulah layanan exchange terpusat harus diawasi dan diregulasi oleh pemerintah tempat exchange tersebut beroperasi. Berkembangnya infrastruktur teknologi khususnya terkait audit likuiditas dan infrastruktur legal, dapat secara signifikan berpotensi mengurangi risiko-risiko yang ada pada layanan penyimpanan aset kripto terpusat. Pada akhirnya, menurut penulis, kedua jenis sistem penyimpanan aset kripto yang berbeda ini merupakan sebuah komplemen yang masing-masing melayani fungsi yang berbeda, memiliki risiko dan kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Hal ini dapat digunakan oleh investor untuk melakukan diversifikasi dengan tidak meletakkan semua koin dalam satu keranjang dan jenis keranjang yang sama.