MarketTrade
Products
Wallet
Learning Hub
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Reku Kampus

Blog
Teori
Tutorial
Kamus Kripto
Hati-Hati! Ini Bahaya FOMO dalam Investasi yang Harus Kamu Tahu
Teori
Bagikan!

Hati-Hati! Ini Bahaya FOMO dalam Investasi yang Harus Kamu Tahu

07 August 2024
5 menit membaca
Hati-Hati! Ini Bahaya FOMO dalam Investasi yang Harus Kamu Tahu

Pernah dengar istilah FOMO? FOMO adalah singkatan dari Fear of Missing Out, yang bukan hanya fenomena sosial, tapi juga jebakan berbahaya dalam dunia investasi. Ketika harga aset meroket dan semua orang membicarakannya, dorongan untuk ikut-ikutan bisa sangat kuat. FOMO adalah perasaan takut tertinggal dari peluang besar yang bisa membuat kamu terburu-buru mengambil keputusan investasi tanpa strategi yang jelas. Tapi tahukah kamu? Mengikuti arus tanpa perencanaan matang karena FOMO adalah salah satu penyebab utama kerugian besar dalam investasi. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang apa itu FOMO dalam konteks investasi, mengapa FOMO adalah sesuatu yang harus dihindari, dan bagaimana kamu bisa bijak menghadapinya dengan bantuan Reku. 

Apa Itu FOMO dalam Investasi?

Fear of Missing Out atau FOMO adalah istilah yang merujuk pada rasa takut atau kecemasan yang timbul karena khawatir ketinggalan atau tidak ikut serta dalam sesuatu yang dianggap menguntungkan atau menarik. Dalam dunia investasi, FOMO adalah fenomena yang sering muncul ketika investor merasa panik atau tergesa-gesa untuk membeli aset tertentu hanya karena melihat orang lain mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat. Rasa takut akan kehilangan peluang ini bisa sangat kuat, terutama ketika pasar sedang naik daun dan cerita tentang keuntungan besar tersebar luas. FOMO adalah sesuatu yang tidak hanya memengaruhi investor baru, tetapi juga investor berpengalaman yang tergoda oleh potensi keuntungan cepat.

FOMO adalah dorongan psikologis yang bisa muncul dari berbagai sumber dalam investasi. Misalnya, saat ada berita tentang kenaikan harga saham atau kripto tertentu, banyak investor yang merasa harus ikut serta agar tidak ketinggalan keuntungan. Media sosial dan forum investasi juga memainkan peran besar dalam menyebarkan informasi yang memicu FOMO, dengan banyaknya posting tentang kesuksesan investasi orang lain. Akibatnya, FOMO adalah salah satu alasan mengapa investor seringkali membuat keputusan terburu-buru tanpa melakukan riset atau analisis yang mendalam. Selain itu, dorongan dari teman atau komunitas investasi bisa memperparah FOMO, karena ada tekanan sosial untuk tidak ketinggalan tren investasi. Sayangnya, keputusan yang didorong oleh FOMO seringkali berakhir dengan kerugian besar karena kurangnya perencanaan dan pemahaman yang solid tentang aset yang dibeli.

Baca Juga: Mau Investasi Aman? Ini 10 Rekomendasi Saham Jangka Panjang Terbaik

Bahaya FOMO bagi Investasi Kamu

FOMO dalam investasi dapat menimbulkan berbagai risiko finansial yang signifikan. Salah satu risiko utamanya adalah keputusan investasi yang impulsif. Ketika investor terburu-buru membeli aset hanya karena takut ketinggalan, mereka sering kali tidak melakukan analisis mendalam terlebih dahulu. Akibatnya, mereka mungkin membeli aset pada harga puncak, hanya untuk melihat nilainya turun drastis setelah hype mereda. Hal ini bisa menyebabkan kerugian besar dan menguras modal investasi. Selain itu, FOMO juga bisa membuat investor tidak mengikuti strategi investasi jangka panjang mereka, yang seharusnya didasarkan pada analisis risiko dan tujuan keuangan yang jelas.

Contoh nyata dampak buruk FOMO terlihat pada fenomena “pump and dump” di pasar kripto. Dalam kasus ini, sekelompok individu memanipulasi harga aset dengan sengaja menyebarkan berita positif palsu untuk menaikkan harga secara artifisial (pump). Investor yang terpengaruh oleh FOMO kemudian membeli aset tersebut, berharap mendapat keuntungan cepat. Namun, begitu harga mencapai puncaknya, para manipulator menjual aset mereka (dump), menyebabkan harga anjlok dan meninggalkan investor yang terburu-buru dengan kerugian besar. Kejadian ini menunjukkan betapa berbahayanya FOMO jika tidak diimbangi dengan riset yang memadai dan strategi investasi yang bijaksana.

Strategi Menghindari FOMO dengan Bijak

Agar investasi kamu tetap aman dan terhindar dari jebakan FOMO, penting untuk memiliki strategi yang bisa menjaga ketenangan dan rasionalitas dalam mengambil keputusan. Berikut ini beberapa tips yang bisa kamu terapkan untuk menghindari FOMO dengan bijak.

1. Lakukan Riset yang Mendalam

Sebelum membeli aset apapun, pastikan kamu sudah melakukan riset yang komprehensif. Pahami dasar-dasar aset tersebut, potensi keuntungan dan risikonya, serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harganya. Jangan hanya mengandalkan pendapat orang lain atau mengikuti tren sesaat. Dengan riset yang matang, kamu akan memiliki keyakinan yang lebih kuat dalam setiap keputusan investasi yang diambil, sehingga mengurangi risiko terjebak dalam hype yang menyesatkan.

2. Tetapkan Tujuan Investasi yang Jelas

Tentukan apa yang ingin kamu capai dengan investasi tersebut. Apakah untuk tujuan jangka panjang, seperti dana pensiun, atau jangka pendek, seperti liburan? Dengan memiliki tujuan yang jelas, kamu dapat membuat strategi investasi yang sesuai dan menghindari keputusan impulsif hanya karena takut ketinggalan. Tujuan yang jelas akan menjadi panduan kamu dalam menyusun portofolio dan menetapkan toleransi risiko, sehingga kamu tetap fokus dan tidak mudah tergoda oleh fluktuasi pasar.

3. Jangan Terpengaruh Hype

Hindari mengikuti tren hanya karena banyak orang membicarakannya. Cobalah untuk tetap berpegang pada strategi investasi yang telah kamu rencanakan sebelumnya. Ingat, tidak semua yang populer itu menguntungkan. Tetaplah kritis dan pertimbangkan apakah tren tersebut benar-benar sejalan dengan tujuan investasi kamu. Hype seringkali bersifat sementara dan bisa membuat kamu mengambil keputusan yang tidak rasional, yang pada akhirnya merugikan portofolio kamu.

4. Diversifikasi Portofolio

Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang. Diversifikasi portofolio kamu dengan berbagai jenis aset dapat membantu mengurangi risiko. Dengan begitu, jika satu aset mengalami penurunan nilai, kamu masih memiliki aset lain yang bisa menyeimbangkan kerugian tersebut. Diversifikasi adalah salah satu cara paling efektif untuk mengelola risiko dan memastikan bahwa portofolio kamu tidak terlalu bergantung pada kinerja satu aset atau sektor tertentu.

5. Gunakan Platform Terpercaya seperti Reku

Reku dapat membantu kamu mengelola investasi dengan bijak melalui berbagai fitur yang mereka tawarkan. Dengan akses ke informasi pasar yang up-to-date, analisis mendalam, dan alat manajemen risiko, Reku dapat menjadi partner yang andal dalam perjalanan investasi kamu. Mereka juga menawarkan berbagai edukasi finansial yang dapat membekali kamu dengan pengetahuan yang diperlukan untuk mengambil keputusan investasi yang lebih baik. Reku memberikan kamu alat dan informasi yang tepat untuk tetap tenang dan rasional, serta menghindari keputusan yang didorong oleh FOMO.

Baca Juga: Mengenal Spekulasi: Cara Cerdas Optimalkan Keuntungan dalam Investasi

Membeli Aset Kripto dengan Aplikasi Reku

Sekarang kamu bisa membeli Bitcoin, Ethereum, dan crypto lainnya aplikasi Reku. Aplikasi ini memungkinkan investor untuk membeli crypto secara online dengan aman dan mudah karena diawasi oleh BAPPEBTI.

Langkah-langkah Membeli Aset Kripto di Reku

  1. Unduh dan Daftar: Unduh aplikasi Reku dan lakukan pendaftaran dengan mengikuti petunjuk yang ada.
  2. Verifikasi Akun: Lakukan verifikasi akun kurang dari 5 menit, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
  3. Deposit Rupiah: Lakukan deposit dalam bentuk Rupiah ke aplikasi Reku. Kamu bisa melakukan transfer dari berbagai bank dan e-wallet, seperti BCA, Mandiri, CIMB Niaga, OVO, Dana, dan lain-lain.
  4. Pilih Aset Kripto: Cari crypto yang ingin kamu beli dari 100+ daftar aset kripto yang dimiliki Reku.
  5. Beli Crypto: Lakukan pembelian dengan mode Pro maupun Lightning sesuai preferensimu.

 

Foto diambil dari Freepik