MarketTrade
Products
Wallet
Learning Hub
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Reku Kampus

Blog
Teori
Tutorial
Kamus Kripto
Forking Blockchain, Sebuah Inovasi dan Transformasi
Teori
Bagikan!

Forking Blockchain, Sebuah Inovasi dan Transformasi

20 June 2023
2 menit membaca
Forking Blockchain, Sebuah Inovasi dan Transformasi

Apa itu Forking?

Forking adalah suatu proses di mana suatu blockchain membagi dirinya menjadi dua cabang berbeda yang memiliki peraturan dan karakteristik berbeda. Hal ini bisa dilakukan karena adanya perubahan yang signifikan terhadap protokol blockchain atau perbedaan pendapat dalam komunitas yang menggunakan blockchain tersebut. 

 

Jenis Forking

Pada umumnya, Forking dalam dunia crypto terbagi kedalam dua jenis, yaitu hard fork dan soft fork.

  • Hard fork 

Hard fork terjadi jika ada perubahan besar dalam protokol blockchain yang memerlukan pembaruan software pada setiap node yang terlibat. Hard fork terjadi karena adanya perubahan dalam aturan konsensus, peningkatan fungsionalitas, atau penanganan masalah keamanan di blockchain. 

Sebagai contoh, Bitcoin juga pernah melakukan hard fork dan menghasilkan Bitcoin Cash. Hard fork ini dilakukan untuk meningkatkan ukuran blok sehingga bisa memproses lebih banyak transaksi. 

Karena hard fork merupakan suatu perubahan yang cukup besar dalam blockchain, ini akan memberikan dampak seperti perpecahan komunitas dan perubahan nilai aset digital. Namun disisi lain, hard fork juga memberikan kesempatan bagi para pengguna dan investor untuk memperoleh manfaat dari peningkatan protokol yang lebih baik. 

 

  • Soft fork

Soft fork adalah jenis pembaruan atau perubahan pada protokol blockchain yang masih kompatibel dengan versi sebelumnya. Berbeda dengan hard fork, dalam soft fork, perubahan yang dilakukan tidak mengubah aturan konsensus yang ada, sehingga node yang menjalankan versi lama masih dapat berpartisipasi dalam jaringan baru tanpa memerlukan pembaruan perangkat lunak.

Proses soft fork biasanya dilakukan untuk meningkatkan keamanan, efisiensi, atau fungsionalitas protokol blockchain. Meskipun soft fork tidak memerlukan pembaruan software yang wajib, node yang menjalankan versi terbaru dapat memanfaatkan perubahan dan fitur baru yang diperkenalkan.

Dalam soft fork, aturan yang sudah ada akan diperketat, yang berarti blok atau transaksi yang tidak mematuhi peraturan baru akan dianggap tidak valid oleh node yang menjalankan versi terbaru. Namun, node yang menjalankan versi lama tetap dapat memvalidasi blok dan transaksi yang mematuhi aturan konsensus yang telah ada sebelumnya.

 

Tujuan dilakukannya Forking

Tujuan Forking biasanya akan tergantung pada jenis forking yang dilakukan. Namun beberapa fungsi umum Forking adalah sebagai berikut:

  • Dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan protokol blockchain yang sudah ada. Biasanya, akan ada beberapa perubahan terhadap aturan konsensus yang mempengaruhi skalabilitas, keamanan, hingga kecepatan transaksi blockchain. 
  • Meningkatkan keamanan jaringan. Forking dilakukan untuk memperbaiki dan meminimalisir permasalahan tersebut. 
  • Membuat cabang baru blockchain dengan filosofi, kebijakan, dan kebutuhan komunitas yang berbeda dari sebelumnya. 
  • Membuat aset crypto baru. Forking akan menghasilkan aset crypto baru dengan aturan konsensus dan fitur yang berbeda.

Dalam beberapa waktu terakhir, forking menjadi alat untuk memperbaiki kerentanan, meningkatkan protokol, hingga mengatasi perbedaan pendapat terhadap sistem suatu blockchain. Bahkan, beberapa aset crypto hasil forking juga berhasil menarik minat banyak pengguna di industri crypto. 

Namun, forking tetap tidak lepas dari risiko. Jadi, sebagai investor dan pengguna, Sobat Reku harus memahami bagaimana implikasi forking sebelum benar-benar terlibat dalam proyek yang melibatkan forking. 

 

Foto diambil dari Freepik