Investasi
Trade Kripto
Futures
Jelajah
Wallet
Learning Hub
Keamanan & Regulasi
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Reku Kampus

Blog
Teori
Tutorial
Kamus Kripto
Impairment, Memahami Penurunan Nilai Aset dan Dampaknya
Teori
Bagikan!

Impairment, Memahami Penurunan Nilai Aset dan Dampaknya

30 January 2025
3 menit membaca
Impairment, Memahami Penurunan Nilai Aset dan Dampaknya

Dalam dunia akuntansi, impairment adalah konsep penting yang harus dipahami oleh perusahaan agar laporan keuangan tetap akurat. Impairment mengacu pada penurunan nilai aset yang terjadi secara permanen dan harus dicatat dalam laporan keuangan agar mencerminkan kondisi sebenarnya. Hal ini berbeda dengan depresiasi, yang merupakan penurunan nilai aset secara bertahap selama masa manfaatnya.

Mengetahui impairment sangat penting karena dapat mempengaruhi nilai aset yang dimiliki oleh perusahaan. Jika tidak diperhitungkan dengan benar, laporan keuangan bisa menjadi tidak akurat dan berisiko menyesatkan investor atau pemegang saham. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai impairment—dari pengertian, penyebab, cara menghitung, hingga contoh penerapannya.

 

Apa Itu Impairment Asset?

Pada dasarnya, impairment adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan perbandingan antara harga pembelian aset pada masa lalu (historical cost) dengan harga pasar sekarang ini.

Istilah impairment asset akan muncul saat aset dianggap mengalami penurunan nilai.

Di samping itu, ada sejumlah faktor yang menyebabkan impairment asset, yaitu:

  1. Perubahan material
  2. Perubahan harga aset
  3. Kerusakan fisik
  4. Pelepasan aset sebelum tanggal perkiraan

Adapun impairment dapat dilakukan untuk mencari tahu aset yang mengalami penurunan nilai.

Impairment sendiri dalam praktiknya bisa dilakukan hampir di seluruh aset.

Namun, dalam hal ini, terdapat beberapa pengecualian yang dianggap tidak akan mengalami penurunan nilai, yakni:

  1. Aset pajak tangguhan
  2. Aset imbalan kerja
  3. Aset keuangan
  4. Properti investasi pada nilai wajar
  5. Aset biologis berupa hewan maupun tanaman
  6. Aset karena kontrak asuransi
  7. Aset tetap yang dimiliki untuk dijual

 

Contoh Impairment Asset

Agar kamu memahami lebih jauh tentang penerapan impairment pada akuntansi sebuah perusahaan, mari simak contoh impairment asset berikut ini:

Misalkan PT ABC mempunyai satu mesin yang dibeli pada tahun 2015 dengan harga Rp50.000.000.

Diperkirakan, mesin itu mempunyai nilai ekonomis sampai dengan lima (5) tahun.

Lantas, pada tahun 2020, PT ABC pun memperkirakan terjadinya penurunan nilai atas mesin tadi.

Dalam hal ini, diketahui bahwa nilai value in use mesin itu diperkirakan sekitar Rp20.000.000.

Jika ingin mengetahui impairment maka langkah pertama yang perlu dilakukan, yaitu menghitung nilai depresiasi mesin per tahun yakni harga beli/nilai ekonomis.

Pada kasus PT ABC di atas, diperoleh persamaan Rp50.000.000/5 tahun, dengan hasil Rp10.000.000.

Artinya, nilai depresiasi mesin dari PT ABC tadi, yaitu sebesar Rp10.000.000 per tahun.

Sementara itu, jika ingin mengetahui sisa nilai/impairment mesin, berikut ini rumus perhitungannya:

Nilai pembelian barang – (usia barang x nilai depresiasi barang)

Mengacu pada perhitungan tadi, nilai sisa buku mesin PT ABC per tahun 2020 adalah sebagai berikut:

= Rp50.000.000 – (3 x Rp10.000.000)

= Rp20.000.000

Kalau dibandingkan maka nilai sisa buku mesin, yakni Rp20.000.000 dengan nilai value in use sebesar Rp30.000.000 maka ada selisih sekitar Rp10.000.000 dengan posisi nilai value in use lebih besar.

Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak punya aset yang memiliki penurunan nilai atau loss on impairment asset.

Namun, akan lain halnya jika nilai sisa buku mesin lebih besar yang artinya ada loss on impairment asset.

 

Bagaimana Cara Menghitung Impairment Asset?

Dari contoh di atas tadi, bisa disimpulkan bahwa untuk menghitung impairment dalam suatu perusahaan, diperlukan beberapa informasi sebagai berikut:

  1. Rumus untuk besaran depresiasi per tahun:
    Harga pembelian barang / Usia barang
  2. Rumus dari nilai sisa buku:
    Harga pembelian barang – (durasi depresiasi x harga pembelian barang)

Sementara itu, value in use didapat dari perkiraan aliran arus kas dan diharapkan mampu dihasilkan oleh aset.

Adapun dari perhitungan tersebut, hasil impairment dapat diperoleh dan disimpulkan terjadinya penurunan nilai aset di perusahaan atau tidak.

Seperti disinggung tadi, terhadap hampir semua aset dapat dilakukan impairment, tetapi bagi aset tertentu, sebaiknya melakukan impairment rutin per tahun.

Berikut ini aset yang masuk dalam golongan itu:

  1. Aset tidak berwujud yang mempunyai manfaat tidak terbatas
  2. Aset tidak berwujud yang belum tersedia untuk dipakai
  3. Goodwill yang didapatkan dalam penggabungan perusahaan

 

Impairment adalah penurunan nilai aset secara permanen yang perlu dicatat agar laporan keuangan mencerminkan kondisi sebenarnya. Perusahaan harus memahami faktor-faktor penyebab impairment, seperti perubahan harga, kerusakan fisik, atau pelepasan aset sebelum waktunya.

Dengan memahami impairment dan cara menghitungnya, perusahaan bisa menyusun laporan keuangan yang lebih akurat dan transparan. Hal ini akan membantu dalam pengambilan keputusan bisnis yang lebih baik berdasarkan nilai aset yang sesungguhnya.

Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang! 

Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti Tesla, McDonalds, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!

 

PenulisKania
Bagikan!
Analisis
Liat analisis pasar hingga makro secara mendalam dan lengkap
Blog
Pelajari lebih lanjut strategi investasi dan serba-serbi dunia finansial
FAQ
Cari tahu berbagai berita kripto dan saham terbaru
Market
Mulai jelajahi dan investasi aset Crypto dan Saham AS di Reku