Apa itu NFT? Bagaimana Sih Cara Kerjanya? Yuk Simak!
NFT adalah teknologi yang membuat kita memiliki bukti kepemilikan terhadap sesuatu di internet, dengan demikian sesuatu yang kita punya tadi akhirnya juga bisa diperjualbelikan. Keren bukan?
Penjelasan di atas adalah versi paling simpel dari definisi NFT atau Non-Fungible Token. Secara teknis NFT adalah unique identifier (penanda unik) berupa token yang disimpan dan terekam secara kriptografi dalam jaringan blockchain.
Jangan bingung dulu, karena NFT dapat diibaratkan sebagai struk atau kwitansi atas barang yang kamu miliki sebagai proof of ownership. Bedanya, bukti tersebut tidak mungkin hilang atau rusak seperti struk belanja dalam dompetmu.
Sebelum lebih jauh, yuk sama-sama mengetahui NFT secara mendasar.
Fungible dan Non-fungible Token
Mari kita mulai dari perbedaan dua kata ini.
Fungible token adalah sesuatu yang dapat ditukarkan dengan nilai yang sama karena tidak terikat pada keunikan maupun nilai intrinsik lainnya. Contoh paling mudah dari benda yang fungible adalah mata uang. Uang fisik Rp1000 akan tetap berharga senilai Rp1000 meski memiliki nomor seri yang berbeda.
Cryptocurrency yang selama ini kita ketahui seperti Bitcoin, Ethereum, Litecoin dan semua koin atau token lainnya juga termasuk dalam fungible token. 1 BTC atau 1 ETH bernilai mutlak 1 BTC atau 1 ETH.
Sedangkan Non-Fungible Token atau NFT adalah sesuatu yang tidak dapat ditukar dengan nilai yang sama. Apabila kamu adalah seorang kolektor barang, maka konsep non-fungible adalah konsep yang lumrah. Motor klasik yang kamu punya tidak lantas dapat ditukar oleh satu motor lain karena nilainya sudah jelas tidak sama.
Sama halnya seperti ketika membeli karya seni. Harga dari sebuah karya memiliki perbedaan karena nilainya terkait dengan tingkat kesulitan, konsep, atau bahkan kelangkaan. Setelah mengerti dua konsep ini mari melanjutkan ke bagian yang lebih teknis.
Blockchain, Ethereum, Smart Contract, dan NFT
Empat hal ini memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan karena semua saling melengkapi satu sama lain.
Blockchain adalah teknologi database yang terdistribusi secara open-source. Setiap informasi yang telah terekam akan menciptakan blok-blok baru yang terkait dengan blok sebelumnya sehingga setiap data tidak bisa diubah. Bitcoin dan Ethereum dapat tercipta berkat kehadiran blockchain sehingga muncul mata uang internet.
Di tangan Vitalik Buterin, blockchain yang digunakan oleh Ethereum tercipta dengan memiliki smart contract. Smart contract sendiri berguna sebagai bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat sesuatu di atas jaringan Ethereum seperti decentralized app, decentralized finance, dan juga koin-koin lain.
Nah, smart contract ini pula yang akhirnya dapat menciptakan sistem NFT. Lebih tepatnya, ERC-721 dan ERC-1151 adalah dua smart contract yang digunakan untuk membuat NFT. Kedua smart contract itu menjadikan sebuah token (yang berupa aset digital) dapat berdiri sendiri sebagai entitas yang unik sehingga token-token yang tercipta dari smart contract tersebut bisa memiliki nilainya sendiri.
Cara kerja NFT
Fun fact, pada tahun 2021, NFT adalah kata yang mengalami kenaikan sebesar 11.000% sehingga ia menjadi word of the year menurut Collins Dictionary.
Menurut kamus tersebut NFT adalah a unique digital certificate, registered in blockchain, that is used to record ownership of an asset such as an artwork or a collectible. Penjelasan tersebut meringkas dari kerja NFT yaitu sebuah bukti kepemilikan yang terdaftar dalam blockchain.
Dalam situs milik Ethereum, NFT dijelaskan sebagai the internet of assets. Wajar saja disebut demikian karena Ethereum dan NFT adalah solusi bagi permasalahan di kepemilikan di internet.
Seperti yang kita ketahui, mudah sekali memiliki sesuatu di internet. Semua yang tersedia di internet tinggal download, klik kanan save, atau menggandakan file tertentu untuk dibagikan lagi. Ayo ngaku saja, pasti kamu pernah mengcopy lagu, gambar, atau video dari teman, kan?
Itulah masalah terbesar internet. Apalah arti kepemilikan, jika pada saat yang sama apa yang kita miliki, dimiliki juga oleh orang lain.
Seperti yang sudah ditulis di atas, sesuatu yang menjadi NFT seperti gambar, musik, atau apapun itu akan memiliki bukti kepemilikan dan tercatat dalam jaringan blockchain. Jadi NFT akan mencatat siapa pembeli–misalkan sebuah–gambar dan si pembeli akan memiliki proof of ownership dari gambar tersebut.
Berikutnya mungkin akan muncul pertanyaan, “gambarnya kan tetap bisa di-copy orang lain?” Iya, memang benar gambar tersebut tetap ada di internet dan bisa diunduh oleh orang lain, tapi yang perlu diingat, secara bukti kepemilikan itu adalah milik si pembeli. Tanpa adanya bukti tersebut ya gambar tadi tidak akan bisa dijual lagi, dan tanpa bukti kepemilikan maka transaksi tidak bisa terjadi.
Misalkan kamu membeli sebuah gambar di marketplace NFT seperti OpenSea. Ya hanya kamu seorang yang dapat melakukan aktivitas jual beli dari gambar tersebut. Contoh paling gampang lagi deh, kamu bisa saja ngaku-ngaku punya rumah di kawasan elit, eits tapi kan walaupun kamu sudah mengatakan itu ke semua orang tidak lantas rumah itu punyamu, kan? Sudah jelas pemilik dari rumah itu adalah si pemilik sertifikat kepemilikan (proof of ownership).
NFT dalam game
Penggunaan NFT tidak hanya ditemui dalam bidang karya seni. Game juga bisa menjadi NFT.
Axie Infinity adalah bukti dari penggunaan NFT dalam dalam game. Ketika kamu mau mulai bermain Axie Infinity, kamu harus memiliki 3 ekor Axie (karakter dalam game tersebut).
Axie tersebut adalah NFT karena setiap Axie yang ada dalam game tersebut tercatat dalam blockchain. Kalau kamu sudah punya Axie, kamu bisa melakukan breeding dan melahirkan karakter baru. Nah anak dari hasil “perkawinan” Axie tersebut bisa kamu jual di marketplace dan kamu bisa mendapatkan uang sungguhan dari sana. Menarik sekali, kan?
NFT adalah sistem yang akan merevolusi seiring dengan bagaimana industri game bekerja. Contoh lain adalah game The Sandbox. The Sandbox adalah platform untuk membeli tanah digital di internet.
Selain itu, game ini juga dapat digunakan oleh para kreator untuk membuat aset digital dalam bentuk voxel (pixel dalam bentuk 3D) seperti rumah, gedung, alat transportasi dan sebagainya untuk mengisi tanah yang telah dibeli. Ya, anggap saja seperti membeli furniture untuk mengisi rumah. Kerennya, semua aset yang diciptakan tadi adalah NFT Jadi, kreator dalam The Sandbox bisa dapat cuan dari bikin-bikin sesuatu.
NFT merupakan topik yang memang sangat seru untuk dibahas. Setelah tahu banyak hal mengenai NFT, kamu bisa banget mulai berinvestasi di koin-koin dengan proyek NFT seperti Axie Infinity ($AXS) dan The Sandbox ($SAND).
Ga perlu ribet kok, dua koin tersebut bisa dengan mudah kamu dapatkan di aplikasi Rekeningku.com. Tinggal install aplikasinya sekarang dan langsung beli sesuai keinginan. Selamat mencoba!