Investasi
Trade Kripto
Jelajah
Wallet
Learning Hub
Keamanan & Regulasi
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Reku Kampus

Blog
Teori
Tutorial
Kamus Kripto
Stock Split: Arti dan Kenapa Itu Dilakukan
Teori
Bagikan!

Stock Split: Arti dan Kenapa Itu Dilakukan

18 October 2024
4 menit membaca
Stock Split: Arti dan Kenapa Itu Dilakukan

Dalam dunia pasar saham, istilah stock split sering muncul ketika perusahaan ingin membuat saham mereka lebih terjangkau bagi para investor. Stock split adalah langkah strategis yang diambil oleh perusahaan untuk meningkatkan likuiditas saham dan menarik lebih banyak investor. Namun, meskipun sering dibicarakan, tidak semua orang memahami secara mendalam apa itu stock split, bagaimana prosesnya bekerja, dan dampaknya bagi para pemegang saham. 

Apa Itu Stock Split?

Stock split adalah salah satu strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk membagi sahamnya menjadi lebih banyak unit. Dengan melakukan strategi ini, perusahaan meningkatkan jumlah saham yang beredar di pasar tanpa mengubah kapitalisasi pasar atau total nilai kepemilikan investor. Intinya, meski jumlah saham yang kamu miliki bertambah, nilai total investasi kamu tetap sama.

Salah satu contoh umum dari stock split adalah split 2-for-1. Artinya, setiap satu saham yang kamu miliki akan dibagi menjadi dua, dan harga saham juga dibagi dua. Misalnya, jika harga saham sebelum split adalah Rp1.000.000, setelah split 2-for-1, kamu akan memiliki dua saham dengan harga masing-masing Rp500.000.

Namun, penting untuk diingat bahwa strategi ini tidak meningkatkan nilai perusahaan itu sendiri. Ini hanya membuat saham lebih terjangkau bagi investor baru atau kecil. Meski begitu, langkah ini sering kali meningkatkan likuiditas saham di pasar, sehingga lebih banyak orang tertarik untuk memperdagangkannya.

Mengapa Perusahaan Melakukan Stock Split?

Perusahaan melakukan strategi ini untuk berbagai alasan, tetapi biasanya ini terkait dengan strategi jangka panjang. Beberapa alasan utama meliputi:

1. Menurunkan Harga Per Saham

Ketika harga saham perusahaan terus naik dan menjadi sangat mahal, saham tersebut bisa menjadi tidak terjangkau bagi sebagian besar investor ritel. Dengan melakukan stock split, harga per saham menjadi lebih rendah, membuatnya lebih terjangkau bagi investor kecil.

Sebagai contoh, perusahaan seperti Apple dan Tesla pernah melakukan stock split ketika harga saham mereka meningkat tajam, untuk memastikan lebih banyak orang bisa membeli saham mereka.

2. Meningkatkan Likuiditas

Dengan lebih banyak saham yang beredar di pasar dan harga yang lebih rendah, perdagangan saham menjadi lebih aktif. Hal ini meningkatkan likuiditas atau kemampuan saham untuk diperdagangkan dengan cepat tanpa mempengaruhi harga pasar secara signifikan.

Investor sering kali lebih suka saham yang lebih likuid karena lebih mudah untuk membeli atau menjualnya kapan saja.

3. Memberi Sinyal Positif kepada Pasar

Meskipun strategi ini tidak mempengaruhi nilai intrinsik perusahaan, ini bisa dianggap sebagai sinyal positif bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik. Jika harga saham naik ke titik di mana stock split diperlukan, ini bisa menjadi tanda bahwa perusahaan tersebut sukses dan terus berkembang.

Baca juga: Peraturan Terbaru Stock Split!

Bagaimana Stock Split Mempengaruhi Investor?

Sebagai investor, kamu mungkin bertanya-tanya apa yang terjadi ketika perusahaan melakukan stock split. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Jumlah Saham Bertambah

Ketika stock split terjadi, jumlah saham yang kamu miliki akan bertambah sesuai dengan rasio split. Jika kamu memiliki 10 saham dan perusahaan melakukan split 2-for-1, kamu akan memiliki 20 saham setelah split. Meski demikian, nilai total investasi kamu tetap sama.

2. Harga Per Saham Menurun

Harga saham setelah split akan menurun sesuai dengan rasio split. Jadi, meskipun kamu memiliki lebih banyak saham, nilai per saham akan lebih rendah. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, jika harga saham awalnya Rp1.000.000 dan terjadi split 2-for-1, harga baru akan menjadi Rp500.000 per saham.

3. Tidak Ada Perubahan dalam Nilai Kepemilikan

Strategi tidak akan mempengaruhi total nilai kepemilikan kamu. Nilai investasi tetap sama, hanya distribusi saham yang berubah. Jadi, kamu tidak perlu khawatir kehilangan uang karena adanya split.

Contoh Perusahaan yang Melakukan Stock Split

1. Apple

Apple Inc. telah beberapa kali melakukan stock split dalam sejarahnya. Salah satu contohnya terjadi pada tahun 2020, ketika Apple melakukan split 4-for-1. Ini berarti setiap pemegang satu saham akan mendapatkan empat saham baru dengan harga yang lebih rendah.

Alasan di balik split ini adalah harga saham Apple yang melonjak, sehingga perusahaan memutuskan untuk melakukan split agar sahamnya lebih terjangkau oleh investor ritel. Hasilnya, harga per saham turun, tetapi jumlah saham yang dimiliki investor bertambah.

2. Tesla

Tesla, perusahaan kendaraan listrik yang terkenal, juga pernah melakukan stock split. Pada tahun 2020, Tesla melakukan split 5-for-1 setelah harga sahamnya melonjak sangat tinggi. Dengan langkah ini, Tesla membuat sahamnya lebih terjangkau bagi investor baru.

3. Google (Alphabet Inc.)

Google atau induk perusahaannya, Alphabet Inc., juga pernah melakukan stock split pada tahun 2014. Alphabet memutuskan untuk melakukan split 2-for-1, meningkatkan jumlah saham yang beredar tanpa mengubah kapitalisasi pasarnya.

Keuntungan Stock Split

1. Aksesibilitas

Saham yang lebih murah menjadi lebih terjangkau bagi lebih banyak investor, meningkatkan minat terhadap saham tersebut.

2. Likuiditas yang Lebih Tinggi

Dengan lebih banyak saham yang beredar dan harga yang lebih rendah, perdagangan saham menjadi lebih aktif.

3. Sinyal Positif

Dalam banyak kasus, stock split menandakan bahwa perusahaan tersebut berkinerja baik, sehingga bisa menjadi sinyal positif bagi pasar.

Risiko Stock Split

1. Tidak Ada Perubahan Fundamental

Meski strategi ini membuat harga saham lebih terjangkau, ini tidak mengubah fundamental perusahaan. Investor harus tetap berhati-hati dan memastikan bahwa mereka berinvestasi berdasarkan kinerja perusahaan, bukan hanya harga saham.

2. Potensi Overtrading

Dengan harga yang lebih rendah, beberapa investor mungkin tergoda untuk melakukan perdagangan berlebihan, yang bisa meningkatkan volatilitas harga.

stock split adalah strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan jumlah saham yang beredar di pasar tanpa mengubah nilai total kapitalisasi pasar perusahaan. Ini dilakukan untuk menurunkan harga per saham agar lebih terjangkau bagi investor dan meningkatkan likuiditas saham. 

Meskipun stock split tidak mengubah fundamental perusahaan atau nilai kepemilikan investor, langkah ini dapat menjadi sinyal positif bahwa perusahaan berkinerja baik. Keuntungan utamanya meliputi aksesibilitas saham yang lebih besar dan perdagangan yang lebih aktif, namun tetap penting bagi investor untuk memahami bahwa stock split tidak mempengaruhi nilai intrinsik perusahaan.

Foto diambil dari Freepik.

PenulisKasih Maharani
Bagikan!
Analisis
Liat analisis pasar hingga makro secara mendalam dan lengkap
Blog
Pelajari lebih lanjut strategi investasi dan serba-serbi dunia finansial
FAQ
Cari tahu berbagai berita kripto dan saham terbaru
Market
Mulai jelajahi dan investasi aset Crypto dan Saham AS di Reku