Underlying Asset Adalah: Pengertian, Fungsi, dan Cara Investasi
Dalam dunia investasi, istilah underlying asset sering digunakan, terutama dalam instrumen derivatif seperti saham, obligasi, dan kontrak berjangka. Underlying asset adalah aset utama yang menjadi dasar penentuan nilai suatu produk investasi.
Memahami konsep ini sangat penting, terutama bagi kamu yang tertarik dengan pasar saham, reksa dana, atau aset kripto. Dengan mengetahui bagaimana underlying asset bekerja, kamu bisa mengambil keputusan investasi yang lebih tepat dan mengelola risiko dengan lebih baik.
Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai underlying asset, mulai dari pengertian, jenis, hingga contohnya dalam dunia investasi.
Apa Itu Underlying Asset?
Dalam dunia investasi, underlying asset adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan aset dasar yang menjadi acuan dalam perdagangan instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, hingga kontrak derivatif. Aset ini bisa berupa saham, emas, indeks pasar, atau bahkan aset riil seperti properti.
Konsep underlying asset adalah bagian penting dalam memahami bagaimana harga suatu instrumen investasi ditentukan. Sebagai contoh, dalam perdagangan kontrak berjangka emas, harga kontraknya bergantung pada nilai emas sebagai underlying asset-nya.
Fungsi dan Peran Underlying Asset dalam Investasi
Agar lebih memahami pentingnya underlying asset, berikut adalah beberapa fungsi utamanya:
1. Penentu Nilai Instrumen Keuangan
Nilai instrumen keuangan seperti kontrak derivatif, opsi, dan reksa dana bergantung pada nilai aset dasarnya. Misalnya, jika harga saham yang menjadi underlying asset dari sebuah reksa dana naik, maka nilai reksa dana tersebut juga meningkat.
2. Mengurangi Risiko Investasi
Underlying asset juga berfungsi sebagai alat mitigasi risiko. Dalam dunia investasi, risiko bisa datang dari berbagai faktor seperti volatilitas pasar dan perubahan ekonomi. Dengan memiliki underlying asset yang kuat, investor dapat lebih tenang dalam berinvestasi.
3. Dasar dalam Pengambilan Keputusan Investasi
Investor sering kali mempertimbangkan kualitas underlying asset sebelum berinvestasi. Contohnya, ketika membeli saham berbasis reksa dana, investor akan melihat perusahaan-perusahaan yang menjadi underlying asset reksa dana tersebut.
Jenis-Jenis Underlying Asset
Setiap instrumen keuangan memiliki underlying asset yang berbeda. Beberapa jenis underlying asset adalah sebagai berikut:
1. Saham
Underlying asset yang paling umum adalah saham. Dalam produk seperti reksa dana saham atau kontrak opsi saham, harga instrumen ini bergantung pada pergerakan harga saham yang menjadi underlying asset-nya.
2. Obligasi
Beberapa instrumen investasi menggunakan obligasi sebagai underlying asset, seperti reksa dana pendapatan tetap atau kontrak berjangka obligasi.
3. Komoditas
Emas, minyak, dan hasil pertanian seperti gandum juga bisa menjadi underlying asset dalam perdagangan kontrak berjangka atau ETF berbasis komoditas.
4. Indeks Pasar
Beberapa instrumen investasi seperti ETF dan indeks futures menggunakan indeks pasar seperti S&P 500 atau IHSG sebagai underlying asset.
5. Properti dan Aset Riil
Investasi berbasis properti seperti Real Estate Investment Trust (REIT) menggunakan aset riil seperti gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan sebagai underlying asset.
Cara Berinvestasi dengan Memahami Underlying Asset
Jika ingin berinvestasi dengan lebih aman, kamu perlu memahami bagaimana underlying asset bekerja. Berikut beberapa langkah yang bisa kamu lakukan:
1. Cara Buka Rekening Saham
Sebelum bisa membeli saham atau instrumen berbasis saham, kamu perlu membuka rekening saham. Berikut langkah-langkahnya:
- Pilih perusahaan sekuritas yang terpercaya.
- Siapkan dokumen seperti KTP, NPWP, dan buku tabungan.
- Isi formulir pembukaan rekening dan setorkan dana awal.
- Setelah akun aktif, kamu bisa mulai membeli saham melalui aplikasi sekuritas.
2. Buka Rekening Saham Online
Sekarang, membuka rekening saham bisa dilakukan secara online. Beberapa sekuritas menyediakan layanan digital yang memungkinkan calon investor mendaftar hanya dengan mengunggah dokumen melalui aplikasi. Setelah akun disetujui, kamu bisa langsung membeli saham yang diinginkan.
3. Diversifikasi Portofolio dengan Memilih Underlying Asset yang Kuat
Dalam investasi, diversifikasi sangat penting untuk mengurangi risiko. Pilih underlying asset yang memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang, seperti saham perusahaan yang memiliki fundamental kuat atau komoditas yang nilainya stabil.
4. Gunakan Analisis Fundamental dan Teknikal
Sebelum memilih instrumen investasi, lakukan analisis fundamental terhadap underlying asset. Misalnya, jika kamu ingin membeli reksa dana berbasis saham, periksa kinerja perusahaan-perusahaan yang menjadi underlying asset dalam reksa dana tersebut.
Memahami konsep underlying asset adalah hal yang penting bagi siapa saja yang ingin berinvestasi di instrumen keuangan seperti saham, obligasi, atau aset kripto. Dengan mengetahui bagaimana aset dasar ini mempengaruhi nilai suatu investasi, kamu bisa mengambil keputusan yang lebih cerdas dan mengelola risiko dengan lebih baik.
Underlying asset adalah faktor utama yang menentukan harga dan pergerakan instrumen derivatif. Oleh karena itu, sebelum berinvestasi, penting untuk menganalisis kualitas dan prospek aset dasar yang menjadi acuan.
Jika kamu tertarik untuk mulai berinvestasi, memahami underlying asset adalah langkah awal yang harus dilakukan. Dengan pemahaman yang kuat, kamu bisa memilih strategi investasi yang sesuai dengan tujuan finansialmu.
Kesimpulannya, underlying asset adalah elemen kunci dalam dunia investasi yang tidak boleh diabaikan. Semakin baik pemahamanmu tentang konsep ini, semakin besar peluangmu untuk mendapatkan keuntungan dan menghindari risiko yang tidak perlu.
Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang!
Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti Tesla, McDonalds, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!