MarketTrade
Products
Wallet
Learning Hub
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Reku Kampus

Blog
Teori
Tutorial
Kamus Kripto
Wajib Tahu! Apa Itu Resesi Ekonomi dan Bagaimana Dampaknya?
Teori
Bagikan!

Wajib Tahu! Apa Itu Resesi Ekonomi dan Bagaimana Dampaknya?

19 June 2024
5 menit membaca
Wajib Tahu! Apa Itu Resesi Ekonomi dan Bagaimana Dampaknya?

Hai, Sobat Reku! Beberapa minggu belakangan ini, kamu pasti sering mendengar kata resesi baik di media sosial, berita, maupun diskusi dengan teman-teman. Tapi, sebenarnya apa sih resesi ekonomi itu? Dari banyak definisi, resesi ekonomi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kondisi di mana perekonomian suatu negara sedang memburuk. Hal ini terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, meningkatnya pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi riil yang bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Apa Itu Resesi Ekonomi?

Resesi ekonomi adalah suatu kondisi di mana perekonomian suatu negara tengah memburuk secara signifikan. Dilansir dari laman Kementerian Keuangan (Kemenkeu), resesi terjadi saat aktivitas ekonomi terkontraksi secara tajam, yang ditandai dengan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) selama dua kuartal atau lebih secara berturut-turut. Selain itu, resesi juga ditandai dengan meningkatnya tingkat pengangguran dan pertumbuhan ekonomi riil yang negatif.

Para ahli mendefinisikan resesi sebagai penurunan aktivitas ekonomi yang berlangsung dalam waktu lama, mulai dari beberapa bulan hingga beberapa tahun. Faktor-faktor yang sering menyebabkan resesi termasuk guncangan ekonomi mendadak, perubahan teknologi, inflasi yang tinggi, pengelolaan utang yang buruk, gelembung aset, dan deflasi yang signifikan. Pada saat resesi, dibutuhkan sinergi kebijakan fiskal dan moneter untuk mengatasi dampaknya dan membantu perekonomian keluar dari situasi tersebut.

Selain indikator makroekonomi seperti PDB dan pengangguran, resesi juga dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat. Bisnis mungkin mengalami penurunan pendapatan, yang dapat menyebabkan PHK massal. Tingkat konsumsi rumah tangga juga menurun karena ketidakpastian ekonomi membuat orang cenderung menahan pengeluaran mereka. Semua ini menciptakan lingkaran setan yang memperparah kondisi resesi, membuat pemulihan ekonomi menjadi lebih sulit dan membutuhkan waktu lebih lama.

Apa Penyebab Resesi Ekonomi?

Resesi ekonomi bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang kompleks dan saling terkait. Salah satu penyebab utama adalah guncangan ekonomi mendadak, seperti krisis perbankan atau keuangan. Contohnya adalah krisis keuangan global tahun 2008 yang dipicu oleh gelembung perumahan di Amerika Serikat. Guncangan ini dapat menyebabkan penurunan besar dalam kepercayaan konsumen dan bisnis, yang pada gilirannya menurunkan investasi dan pengeluaran.

Faktor lain yang sering menyebabkan resesi adalah kurangnya permintaan. Ketika konsumen dan perusahaan mengurangi pengeluaran mereka, permintaan atas barang dan jasa menurun. Ini dapat menyebabkan penurunan produksi, yang pada akhirnya memperlambat pertumbuhan ekonomi. Pengetatan kredit juga berkontribusi pada resesi. Jika lembaga keuangan mengurangi ketersediaan kredit atau meningkatkan suku bunga, ini dapat menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi karena perusahaan dan konsumen tidak dapat meminjam uang dengan mudah.

Inflasi yang tinggi atau deflasi yang signifikan juga dapat menyebabkan resesi. Inflasi yang tidak terkendali mengurangi daya beli konsumen dan meningkatkan biaya operasional perusahaan, sementara deflasi yang berlebihan dapat menyebabkan penundaan pembelian dan investasi karena ekspektasi harga akan terus menurun. Pengelolaan utang yang tidak sehat, di mana pemerintah atau sektor swasta memiliki tingkat utang yang sangat tinggi, juga dapat membuat ekonomi rentan terhadap guncangan dan memicu resesi.

Resesi seringkali ditandai dengan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) selama dua kuartal berturut-turut, peningkatan tingkat pengangguran, dan penurunan pendapatan masyarakat. Kondisi-kondisi ini bisa memicu konflik sosial dan memperburuk situasi ekonomi, menciptakan lingkaran setan yang sulit dipatahkan. Oleh karena itu, penting untuk memahami berbagai penyebab resesi ekonomi agar dapat mengambil langkah-langkah preventif yang tepat.

Dampak yang Dihasilkan Resesi Ekonomi

Resesi ekonomi membawa dampak luas yang mempengaruhi berbagai sektor dan lapisan masyarakat. Berikut adalah beberapa dampak utama yang dihasilkan oleh resesi ekonomi:

  • Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan Pengangguran

Perlambatan ekonomi memaksa banyak perusahaan untuk menahan atau mengurangi kapasitas produksinya. Akibatnya, PHK sering terjadi dan tingkat pengangguran meningkat. Beberapa perusahaan bahkan mungkin terpaksa menutup operasionalnya sepenuhnya. Ini tidak hanya berdampak pada individu yang kehilangan pekerjaan tetapi juga pada keluarga mereka dan ekonomi secara keseluruhan karena daya beli masyarakat menurun.

  • Penurunan Investasi

Selama resesi, kinerja instrumen investasi cenderung menurun. Investor menjadi lebih berhati-hati dan cenderung memindahkan dananya ke bentuk investasi yang dianggap lebih aman, seperti emas atau obligasi pemerintah. Hal ini mengakibatkan penurunan aktivitas di pasar saham dan pasar modal lainnya, yang pada gilirannya dapat memperlambat pemulihan ekonomi.

  • Melemahnya Daya Beli Masyarakat

Kondisi ekonomi yang sulit membuat masyarakat lebih selektif dalam membelanjakan uang mereka. Fokus utama mereka beralih ke pemenuhan kebutuhan dasar, mengurangi pengeluaran untuk barang dan jasa yang tidak esensial. Hal ini menyebabkan penurunan dalam penjualan ritel dan sektor jasa, yang dapat memperdalam resesi.

  • Dampak pada Kredit dan Likuiditas

Resesi sering menyebabkan kondisi kredit yang ketat. Permintaan atau pengajuan kredit menurun karena ketidakpastian ekonomi membuat lembaga keuangan lebih berhati-hati dalam memberikan pinjaman. Ini dapat memperlambat pertumbuhan bisnis karena perusahaan kesulitan mendapatkan modal untuk investasi atau operasional.

  • Ketidakpastian dan Ketakutan Umum

Resesi ekonomi menciptakan suasana ketidakpastian dan ketakutan yang meluas. Ketidakpastian tentang masa depan ekonomi membuat konsumen dan bisnis lebih berhati-hati dalam pengeluaran dan investasi. Ini dapat memperpanjang durasi resesi karena aktivitas ekonomi berkurang secara keseluruhan.

 Cara Menghadapi Resesi Ekonomi?

Menghadapi resesi ekonomi bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan persiapan yang tepat, kamu bisa meminimalkan dampaknya. Berikut beberapa tips yang bisa kamu lakukan:

  • Siapkan Dana Darurat

Salah satu langkah paling penting adalah memastikan kamu memiliki dana darurat yang cukup. Gunakan rumus perencanaan keuangan 10-20-30-40, di mana 20% dari pendapatanmu dialokasikan untuk dana darurat dalam instrumen yang sangat likuid. Dana darurat ini sangat penting karena bisa saja kamu kehilangan pekerjaan atau sumber penghasilan lainnya saat resesi ekonomi terjadi. Semakin besar proporsi dana daruratmu, semakin siap kamu dalam menghadapi situasi tak terduga.

  • Kurangi dan Hindari Penambahan Utang

Mulailah untuk mengurangi utang dan jangan menambah beban pengeluaran baru. Jika memungkinkan, segera lunasi utang yang ada atau negosiasikan dengan lembaga keuangan untuk restrukturisasi. Mengelola utang dengan baik sangat penting karena beban utang dapat menjadi sangat berat di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti. Hindari utang dari kartu kredit dan bentuk utang konsumtif lainnya yang bisa membebani keuanganmu.

  • Diversifikasi dan Atur Ulang Portofolio Investasi

Tinjau kembali portofolio investasimu dan atur ulang jika kondisi pasar global mulai menurun. Alihkan investasimu ke aset yang lebih aman seperti emas, yang cenderung lebih stabil selama masa krisis ekonomi. Diversifikasi portofolio bisa membantu mengurangi risiko dan menjaga nilai investasimu tetap aman.

  • Hidup dengan Bijak dan Tidak Panik

Tetaplah hidup dengan bijak dan tidak perlu panik. Lanjutkan konsumsi secara normal karena konsumsi masyarakat berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi. Namun, pastikan kamu tetap berkomitmen pada rencana keuangan dengan menyisihkan uang untuk tabungan dan investasi serta prioritaskan kebutuhan. Kurangi pembelian barang yang tidak terlalu diperlukan dan gunakan asuransi kesehatan untuk mengurangi biaya pengobatan.

  • Cermati Perkembangan Ekonomi dan Manfaatkan Peluang

Selalu cermati perkembangan kondisi ekonomi terbaru dan carilah peluang di sekitarmu yang dapat bernilai ekonomi. Jangan ragu untuk memulai usaha kecil-kecilan jika kondisi keuanganmu masih lemah. Tambahan penghasilan dapat sangat membantu dalam menopang keuangan keluarga. Seperti yang dikatakan oleh Albert Einstein, “in the midst of every crisis, lies great opportunity.”

Menghadapi resesi ekonomi memang menantang, tetapi dengan langkah-langkah yang tepat, kamu bisa meminimalkan dampaknya dan menjaga kestabilan keuanganmu. Teruslah mengikuti perkembangan ekonomi dan tetap fleksibel dalam menyesuaikan strategi keuanganmu.

Investasi Lebih Percaya Diri dengan Analisa Unggulan!

Dengan pengalaman lebih dari 10 tahun, tim riset Reku siap memberikan analisa unggulan untuk investasimu. Siapkan strategi investasimu dengan lebih banyak analisa terkini di sini.

Download aplikasi Reku untuk pengalaman investasi yang lebih aman dan nyaman.

 

Foto diambil dari Freepik.