MarketTrade
Products
Wallet
Learning Hub
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Reku Kampus

Blog
Teori
Tutorial
Kamus Kripto
Worldcoin: Kontroversi di Balik Inovasi AI dan Crypto
Blog
Bagikan!

Worldcoin: Kontroversi di Balik Inovasi AI dan Crypto

24 March 2023
3 menit membaca
Worldcoin: Kontroversi di Balik Inovasi AI dan Crypto

Bayangkan jika Sobat Reku bisa bertransaksi menggunakan aset crypto yang diotentikasi menggunakan Artificial Intelligence. Konsep inilah yang tengah dimatangkan dan perusahaannya yang dikepalai oleh co-founder dari OpenAI, Sam Altman, sedang mempersiapkan pendanaan segar dari berbagai pihak investor.

Apa itu Worldcoin?

Worldcoin adalah aset crypto yang didistribusikan secara terdesentralisasi dan open source, seperti banyak aset crypto lainnya, dan merupakan aset yang didaftarkan oleh centralized exchange seperti XT. Layaknya aset crypto pada umumnya, WDC dapat didapatkan melalui proses mining. WDC juga memiliki total supply sebanyak 265,000,000 koin.

Ekosistem Worldcoin

Saat ini Worldcoin sedang dalam fase beta, di mana perusahaannya berambisi untuk menciptakan aset crypto yang inklusif dan dapat dimiliki oleh siapapun terlepas dari latar belakangnya. Ada tiga pilar utama yang ditawarkan oleh ekosistem Worldcoin;

World ID

Yaitu identitas digital yang didesain untuk memverifikasi identitas pemilik dana dan hal lainnya yang berhubungan dengan identitas. 

Worldcoin

Aset crypto/token yang dapat diperdagangkan secara global kepada pemilik World ID.

World App

Aplikasi yang dikembangkan untuk memungkinkan pembayaran, pembelian, dan pemindahan dana secara global dengan menggunakan token Worldcoin, aset aset digital, dan mata uang tradisional.

World App: Pusat Interaksi Menggunakan Worldcoin

Melalui aplikasi World App ini juga pengguna dapat mendaftarkan dirinya untuk menjadi pengguna Worldcoin. Setelah mengunduh aplikasinya lewat Apple App Store atau Google Play Store, pengguna dapat menemukan Worldcoin Operator terdekatnya. Worldcoin Operator adalah pihak yang bertanggungjawab memverifikasi identitas personal dari pengguna. 

Worldcoin juga sedang dalam proses untuk terus memperluas jaringan dari Worldcoin Operator ini, di mana sampai saat ini Worldcoin mendorong penggunanya untuk terus mengecek keberadaan dari Worldcoin Operator terdekatnya. 

Worldcoin juga mengembangkan teknologi mutakhir dengan melahirkan sebuah alat verifikasi identitas berbasis AI bernama Orb. Orb akan bekerjasama dengan Worldcoin Operator untuk mengumpulkan data dari pengguna agar dapat melakukan transaksi dan menggunakan Worldcoin secara anonim.

The Orb

Orb beroperasi dengan melakukan scan kepada iris dari penggunanya melalui sistem optik yang ada di dalam mesinnya. Data pribadi yang dikumpulkan ini kemudian akan dimasukkan ke dalam database dengan individu yang telah diverifikasi, yang mana akan menyandingkan data tersebut dengan hash, atau rentetan kode yang terikat dengan individu yang telah diverifikasi tersebut. 

Mesin verifikasi identitas: The Orb

Hash ini kemudian akan digunakan untuk melakukan verifikasi pembayaran bagi penggunanya secara anonim. Di sinilah teknologi zero-knowledge proof digunakan. Zero-knowledge proof sendiri adalah teknologi yang memungkinkan proses verifikasi transaksi pembayaran dan pemindahan dana menggunakan informasi yang sangat minim.

Kontroversi di Balik Inovasi

Pendaftaran menggunakan data biometrik ini, walau tidak disimpan ke dalam database, diharapkan oleh pihak Worldcoin dapat menjadi “proof of personhood”, atau “bukti kemanusiaan” yang mungkin ditujukan untuk menghindari peretasan dan memverifikasi kebenaran dari identitas pengguna. 

 

Namun, banyak juga sentimen yang mengatakan bahwa ini hanyalah sebuah penipuan dan upaya mengeksploitasi individu yang kurang paham dengan konsep aset crypto ataupun AI. Hal tersebut dikemukakan oleh Dr. Margie Chessman di “Web3 and Communities at Risk: Myths and Problems with Current Experiments”. Di paparan tersebut, Dr. Chessman berpendapat bahwa Worldcoin termasuk kepada salah satu “eksperimen scam” yang sedang berlangsung di dunia. 

 

Peneliti dari MIT Technology Review juga berupaya untuk memahami mengapa pemindaian iris mata diperlukan dalam proses distribusi dan pendaftaran penggunanya. MIT Technology Review melakukan wawancara dengan 35 individu dari 6 negara; Indonesia, Kenya, Sudah, Ghana, Chili, dan Norwegia–yang mana bekerja di/untuk Worldcoin atau gagal direkrut untuk berpartisipasi. MIT Technology Review juga menyertakan dan menanyakan reportase penemuan yang sangat komprehensif yang dirangkai oleh Eileen Guo.

 

Menyatukan AI dan Crypto

Walaupun ramai dengan kontroversi, konsep yang diterapkan dan yang sedang diuji coba oleh Worldcoin ini menarik untuk diperbincangkan dan ditunggu hasil serta penerapannya. Worldcoin tidak hanya mencoba untuk menjadi koin terdesentralisasi yang memakai teknologi ZK Proof, yang memungkinkan verifikasi pembayaran yang seamless dan otomatis, tapi juga merupakan inovasi yang menjanjikan, menggabungkan dua teknologi terdepan; AI dan aset crypto, di masa depan.

 

Foto diambil dari https://worldcoin.org/