Investasi
Trade Kripto
Futures
Jelajah
Wallet
Learning Hub
Keamanan & Regulasi
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Reku Kampus

Finansial
Kamus
Teori
Crypto
Saham
Trading
Investasi
Yuk, Cari Tahu Perbedaan Yield Farming dan Liquidity Mining!
Crypto
Bagikan!

Yuk, Cari Tahu Perbedaan Yield Farming dan Liquidity Mining!

11 July 2025
3 menit membaca
Yuk, Cari Tahu Perbedaan Yield Farming dan Liquidity Mining!

Di dunia aset kripto, ada banyak istilah yang sering bikin orang bingung. Dua di antaranya adalah yield farming dan liquidity mining. Sekilas mirip, tapi sebenarnya keduanya punya mekanisme yang berbeda. Banyak investor baru yang belum paham perbedaan yield farming dan liquidity mining, padahal keduanya bisa membantu kamu mendapatkan imbal hasil tambahan dari aset kripto yang dimiliki.

Kalau kamu masih suka bingung, artikel ini cocok banget buat dibaca sampai habis. Di sini akan dibahas perbedaan keduanya, cara kerja masing-masing, risiko, hingga contoh nyatanya.

Apa Itu Yield Farming?

Yield farming adalah strategi menghasilkan keuntungan dengan cara memanfaatkan aset kripto yang kamu simpan ke dalam protokol DeFi (Decentralized Finance). Biasanya, kamu akan menaruh aset ke platform DeFi untuk dipinjamkan ke orang lain, atau untuk mendukung likuiditas suatu pool. Sebagai imbalannya, kamu akan mendapat bunga, fee, atau token tambahan.

Contoh sederhananya, kamu menyimpan stablecoin di protokol A. Dana kamu digunakan untuk meminjamkan ke pihak lain. Dari situ kamu dapat imbal hasil yang dibayarkan dalam bentuk bunga atau token. Prinsipnya mirip deposito, hanya saja di ekosistem aset kripto.

Apa Itu Liquidity Mining?

Setelah tahu yield farming, saatnya bahas liquidity mining. Pada dasarnya liquidity mining juga melibatkan penyediaan likuiditas. Bedanya, fokusnya adalah memberikan insentif berupa token kepada siapa pun yang mau “menambang” likuiditas.

Jadi, liquidity mining adalah praktik di mana kamu memasukkan aset ke liquidity pool di decentralized exchange (DEX). Kamu membantu menjaga agar transaksi jual-beli di DEX berjalan lancar karena ada likuiditas cukup. Sebagai gantinya, kamu dapat insentif berupa fee transaksi dan token baru.

Perbedaan Yield Farming dan Liquidity Mining

Lalu, apa sebenarnya perbedaan yield farming dan liquidity mining? Meski sama-sama melibatkan aset kripto dan pool likuiditas, tujuan dan caranya punya detail yang beda. Berikut perbedaan keduanya yang wajib kamu tahu:

1. Tujuan Utama

Yield farming lebih berfokus pada memaksimalkan bunga atau return dari aset yang dipinjamkan atau ditaruh di protokol DeFi. Sementara liquidity mining bertujuan menyediakan likuiditas untuk DEX agar transaksi tetap lancar.

2. Imbal Hasil

Pada yield farming, imbal hasil biasanya berbentuk bunga, fee, atau token dari protokol. Sedangkan di liquidity mining, insentifnya lebih menekankan distribusi token governance baru, selain fee trading.

3. Risiko

Yield farming cenderung memiliki risiko pasar yang fluktuatif, termasuk smart contract risk. Liquidity mining juga punya risiko impermanent loss, yaitu potensi kerugian saat harga aset berubah signifikan.

4. Keterlibatan Komunitas

Liquidity mining sering digunakan proyek DeFi baru untuk mendistribusikan token governance agar komunitas terlibat dalam pengambilan keputusan.

 

Bagaimana Cara Memilih?

Mengetahui perbedaan keduanya akan membantu kamu menentukan strategi mana yang cocok. Berikut tips sederhana:

  • Kalau kamu ingin imbal hasil rutin dari bunga, yield farming bisa jadi pilihan.
  • Kalau kamu mau terlibat di proyek baru dan mendapatkan token governance, liquidity mining menarik untuk dicoba.
  • Apa pun pilihannya, pastikan selalu mengecek reputasi protokol DeFi dan memahami smart contract risk.

Risiko yang Harus Dipahami

Selain memahami perbedaan yield farming dan liquidity mining, kamu juga wajib paham risikonya. Beberapa risiko yang umum terjadi:

1. Impermanent Loss

Nilai token di liquidity pool bisa berubah drastis jika harga pasar naik atau turun tajam.

2. Smart Contract Bug

Celah keamanan di smart contract bisa membuka peluang peretasan.

3. Volatilitas Pasar

Fluktuasi harga aset kripto bisa memengaruhi nilai total aset yang kamu simpan di pool.

Perbedaan yield farming dan liquidity mining sering bikin bingung di awal, apalagi kalau kamu masih baru di aset kripto. Tapi dengan memahami perbedaan yield farming dan liquidity mining, kamu bisa memilih strategi yang sesuai tujuan keuanganmu.

Ingat, keduanya punya potensi cuan tinggi, tapi juga risiko yang tidak main-main. Jadi pastikan kamu selalu riset protokol, pahami cara kerja pool, dan hanya gunakan dana yang sanggup kamu relakan. Dengan begitu, hasilnya bisa maksimal tanpa bikin kamu stres.

Aplikasi Crypto Indonesia untuk Staking dan Trading

Gabung bersama jutaan pengguna lain di Reku, aplikasi crypto Indonesia yang menawarkan fitur staking crypto dan trading yang aman. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi!

 

Kasih Maharani
PenulisKasih Maharani
Bagikan!
Analisis
Liat analisis pasar hingga makro secara mendalam dan lengkap
Blog
Pelajari lebih lanjut strategi investasi dan serba-serbi dunia finansial
FAQ
Cari tahu berbagai berita kripto dan saham terbaru
Market
Mulai jelajahi dan investasi aset Crypto dan Saham AS di Reku