MarketTrade
Products
Wallet
Learning Hub
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Reku Rekap

FTX, Exchange Terbesar ke-3 Di Dunia Berpotensi Alami Krisis
Bagikan!

FTX, Exchange Terbesar ke-3 Di Dunia Berpotensi Alami Krisis

07 November 2022
1 menit membaca
FTX, Exchange Terbesar ke-3 Di Dunia Berpotensi Alami Krisis

🐻 Bearish

Salah satu exchange kripto terbesar di Amerika, FTX berpotensi mengalami situasi krisis: Binance mengumumkan rencana penjualan seluruh FTT token yang mereka miliki yang ditaksir bisa bernilai hingga sekitar $2.1 miliar menyusul temuan data neraca keuangan Alameda Research. 

Reku’s takeaway: Meskipun Binance mengemukakan rencana penjualan FTT secara bertahap agar memberikan dampak sekecil mungkin terhadap harga FTT di pasar, hal ini tetap memberikan sentimen negatif kepada pasar khususnya di awal minggu ini. Terlebih dengan adanya data hutang tidak teridentifikasi Alameda Research senilai $7.4 miliar dari total keseluruhan nilai aset $14.6 miliar. Kami melihat potensi meluasnya dampak dari kondisi ini terhadap proyek-proyek blockchain yang menerima investasi besar dari FTX dan Alameda jika situasi ini tidak dikelola dengan baik.    

 

🚀 Bullish

Google Cloud turut berpartisipasi menjalankan jaringan blockchain Solana: Tidak hanya itu, mereka juga mengindeks data blockchain Solana dalam gudang data BigQuery mereka yang akan sangat memudahkan pengembang aplikasi dalam mengakses data historis blockchain Solana. 

Reku’s takeaway: Langkah ini memberikan nilai tambah yang cukup baik terhadap infrastruktur Solana. Terlebih dengan adanya komitmen dari Google Cloud untuk tidak hanya sekadar menjalankan nodes namun juga memudahkan para pengguna untuk turut berpartisipasi dalam jaringan blockchain Solana.

 

😐 Neutral

Konsentrasi pasokan Ethereum dalam smart-contract berada pada posisi all-time-high setelah Ethereum Merge: Data tersebut mengacu pada tingkat adopsi staking pool terdesentralisasi seperti Lido, Stakehound, dan lain-lain, untuk melakukan staking ETH. Data terkini menunjukkan metode staking ETH melalui platform tersebut cukup diminati di samping staking pada platform exchange terpusat atau menjalankan nodes sendiri. 

Reku’s takeaway: Hal ini menurut kami cukup masuk akal mengingat para staker ETH saat ini didominasi pemilik token yang sudah cukup familiar dengan jaringan Ethereum. Terlebih kondisi pasar berada pada fase bearish dengan beberapa exchange terpusat telah mengalami masalah likuiditas. Situasi ini membuat para pemilik ETH cenderung memilih platform terdesentralisasi yang menyediakan likuiditas cukup baik untuk staking.