MarketTrade
Products
Wallet
Learning Hub
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Analisis

Analisis Makro
Ringkasan Reku
Publikasi (Deep Dives)
Analisis Pasar
Binance Luncurkan Mainnet Layer 2 (L2) opBNB, Apa Pengaruhnya?
Analisis Pasar
Bagikan!

Binance Luncurkan Mainnet Layer 2 (L2) opBNB, Apa Pengaruhnya?

15 September 2023
11 menit membaca
Binance Luncurkan Mainnet Layer 2 (L2) opBNB, Apa Pengaruhnya?

Key Takeaways:

  • Makroekonomi: Bank Sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunga, suku bunga The Fed diproyeksikan tidak akan berubah, dan inflasi meroket di Argentina. Pasar crypto masih belum lepas dari tekanan namun berpotensi menjadi alternatif aset yang menarik dan akan semakin menarik di masa depan seiring dengan semakin besarnya aktivitas ekonomi yang ada di blockchain.
  • Analisis On Chain: Peluncuran opBNB, mainnet layer-2 (L2) oleh Binance, meningkatkan kapasitas transaksi, mengurangi biaya, dan memperkuat posisi Binance sebagai pemimpin dalam industri blockchain, sejalan dengan visi mereka untuk membawa satu miliar pengguna ke Web3.
  • Berita Altcoin: Polygon akan meng-upgrade token MATIC menjadi POL untuk berperan sebagai native gas token, sementara Telegram memilih jaringan TON sebagai infrastruktur Web3 untuk aplikasinya, mengakibatkan lonjakan harga Toncoin. Sementara itu, Astar Network meluncurkan Astar zkEVM untuk meningkatkan interoperabilitas antara ekosistem Ethereum dan Polkadot.
  • Berita Sepekan: SBI Group Jepang bermitra dengan Ripple untuk memperluas layanan pengiriman uang internasional. FTX mendapatkan persetujuan pengadilan untuk melikuidasi aset crypto senilai $3,4 miliar, menciptakan ketidakpastian di pasar crypto. LayerZero Labs dan Google Cloud berkolaborasi untuk meningkatkan keamanan pesan lintas rantai.

 

 

Analisis Makroekonomi

Bank Sentral Eropa Naikkan Suku Bunga untuk Kesepuluh Kalinya Berturut-turut

Bank Sentral Eropa (ECB) kembali menaikkan suku bunganya, menandai kenaikan suku bunga kesepuluh berturut-turut, dalam upaya mengatasi permasalahan inflasi yang terus berlanjut. 

  • Suku bunga untuk main refinancing operations naik dari 4,25% menjadi 4,5%
  • Marginal lending naik dari 4,5% menjadi 4,75% 
  • Deposito dari 3,75% menjadi 4%. 

Tingkat bunga baru tersebut akan mulai efektif pada 20 September 2023 ini. Namun, meskipun terjadi peningkatan yang membawa suku bunga deposito mencapai rekor 4%, ECB memberi isyarat untuk mengakhiri pengetatan kebijakannya, dan para analis memperkirakan adanya jeda sebelum potensi penurunan suku bunga pada paruh kedua tahun depan. Keputusan tersebut diambil setelah informasi mengisyaratkan niat ECB untuk merevisi proyeksi inflasi tahun 2024. 

Meskipun inflasi masih di atas 5%, pertumbuhan ekonomi disinyalir akan terus melambat, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya resesi. Proyeksi ekonomi terbaru ECB mengindikasikan potensi terjadinya kemungkinan stagflasi – sebuah situasi dimana stagnasi ekonomi terjadi namun inflasi tinggi. Proyeksi terbaru memperkirakan inflasi sebesar 3,2% tahun depan dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,7% untuk tahun ini dan 1,0% untuk tahun 2024.

Keputusan dan paparan yang disampaikan ECB mengindikasikan tantangan kompleks yang dihadapi bank sentral dalam lanskap makroekonomi saat ini. Di satu sisi, terdapat masalah inflasi yang sangat tinggi, yang diperburuk oleh ketatnya pasar tenaga kerja dan melonjaknya harga energi di Eropa. Di sisi lain, terdapat kekhawatiran nyata mengenai stagnansi ekonomi, dengan sektor jasa, yang merupakan salah satu sektor penting di Euro Zone, menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Tantangan ganda ini, yaitu perlunya mengendalikan inflasi dan juga berupaya memacu pertumbuhan ekonomi, dapat menciptakan arahan kebijakan yang kontradiktif dan berisiko membawa efek samping yang tidak diinginkan.

Suku Bunga Federal Reserve Diproyeksikan Tidak akan Berubah

Hasil jajak pendapat kepada para ekonom yang dihimpun oleh Reuters memperkirakan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) akan dipertahankan pada level yang ada saat ini yakni pada 5,25%-5,50%. Federal Reserve diperkirakan akan memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan tersebut pada pertemuannya (FOMC meeting) pada 19-20 September minggu depan. Sebagian besar ekonom tersebut juga memproyeksikan potensi penurunan suku bunga pertama akan terjadi pada jangka waktu April-Juni 2024 atau setelahnya. Meskipun komentar Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut mungkin masih diperlukan untuk mencapai target inflasi 2%, beberapa anggota FOMC meeting lainnya telah menyatakan kemungkinan untuk menunda kenaikan suku bunga lebih lanjut untuk lebih memahami implikasi dari kebijakan tersebut. 

Sama halnya dengan yang terjadi di Eropa, dialog yang sedang berlangsung di tubuh The Fed mensinyalir kompleksitas antara mengelola inflasi yang terus-menerus tinggi dan memastikan pertumbuhan ekonomi. Ketidakpastian seputar kenaikan suku bunga lebih lanjut, bahkan di tengah kondisi suku bunga yang tinggi, menunjukkan pendekatan FOMC yang hati-hati, karena menyadari potensi konsekuensi dari pengetatan lebih lanjut terhadap pertumbuhan ekonomi. Rilis data CPI yang akan datang, akan menjadi data penting yang dapat menentukan arah kebijakan moneter AS. Perkembangan data dari pasar kerja, pasar perumahan, inflasi, dan lain-lain secara keseluruhan juga dapat dikatakan belum mencapai target The Fed yang menunjukkan bahwa penurunan suku bunga yang besar mungkin masih jauh untuk dapat terjadi dalam waktu dekat. Meskipun risiko resesi telah berkurang berdasarkan jajak pendapat baru-baru ini, terbukti bahwa keseimbangan antara pengendalian inflasi dan pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian utama para pembuat kebijakan.

Inflasi Argentina Meroket, Tertinggi Sejak 1991

Argentina sedang bergulat dengan lonjakan tingkat inflasi tahunan yang semakin mengkhawatirkan. Inflasi argentina pada bulan Agustus dilaporkan melonjak hingga 124,4% yang merupakan angka inflasi tertinggi di negara tersebut sejak tahun 1991. Lonjakan inflasi ini memperdalam krisis biaya hidup bagi masyarakat Argentina. Kenaikan harga yang pesat ini membuat masyarakat kesulitan melakukan pembelian kebutuhan sehari-hari. Jajak pendapat bank sentral memperkirakan tingkat inflasi akhir tahun akan melebihi 169%, naik dari perkiraan bulan sebelumnya sebesar 141%. Jajak pendapat tersebut juga memproyeksikan inflasi bulanan akan berada di sekitar 12% pada bulan September dan 9,1% pada bulan Oktober.

Inflasi Argentina Meroket, Tertinggi Sejak 1991

Kondisi inflasi Argentina semakin memburuk. Sumber: Trading Economics | INDEC

Perekonomian Argentina dilanda berbagai masalah, termasuk berkurangnya kepercayaan terhadap peso (yang menyebabkan devaluasi terus-menerus), inflasi tiga digit, cadangan bank sentral yang negatif, dan kemerosotan ekonomi yang disebabkan oleh kekeringan yang berdampak pada pertanian. Selain itu, negara ini juga masih sedang mencoba untuk menegosiasikan kembali kesepakatan senilai $44 miliar dengan IMF yang belum menemui titik terang dan mungkin juga harus membayar sebesar $16 miliar karena keputusan pengadilan AS terkait dengan nasionalisasi perusahaan energi YPF satu dekade lalu. Situasi inflasi di Argentina saat ini mengingatkan kita akan hiperinflasi yang dialami negara tersebut pada tahun 1980an. Sementara negara-negara Amerika Latin lainnya menikmati inflasi satu digit, Argentina terjebak dalam inflasi tiga digit. 

Selain masyarakat secara umum, para pemilik bisnis, di tengah krisis ini, juga menghadapi tantangan berat berupa kenaikan harga grosir yang terus-menerus dan kekurangan produk. Bahkan banyak yang mempertimbangkan untuk menutup usahanya. Gawatnya situasi ini terlihat jelas dalam praktik-praktik seperti menampilkan harga daging dalam dolar karena depresiasi peso yang terus-menerus.

Implikasi Bagi Pasar Crypto

Situasi ekonomi secara global mengindikasikan potensi risiko yang cukup serius. Walaupun kenaikan suku bunga bukan sesuatu yang menyenangkan bagi pasar crypto, situasi kali ini menyampaikan potensi risiko yang lebih besar bagi pasar crypto daripada penguatan mata uang Euro. Fakta bahwa ECB memberikan sinyal untuk mengakhiri kenaikan suku bunga lanjutan setelah kenaikan yang efektif berlaku 20 September ini, ketika kawasan Eropa masih menghadapi inflasi yang tinggi, menunjukkan kekhawatiran yang mendalam terhadap kondisi kesehatan perekonomian secara lebih luas seperti potensi terjadinya stagflasi. Apabila hal itu terjadi tentu tidak akan berdampak baik bagi semua pihak dan instrumen investasi yang ada, sebab tidak adanya pertumbuhan ekonomi dapat berarti menurunnya daya beli termasuk juga daya investasi masyarakat secara umum.  

Proyeksi suku bunga di AS yang sepertinya tidak akan berubah, bukan sesuatu yang dapat sepenuhnya diartikan sebagai angin segar bagi pasar crypto. Walaupun hal itu dapat berpotensi membuat USD sedikit melemah dan membuat aset kripto terlihat lebih menarik lagi. Sama dengan situasi yang ada di Eropa, inflasi di AS juga masih dikatakan tinggi, dan apabila data terbaru nanti menunjukkan tidak adanya penurunan inflasi yang signifikan, kemungkinan akan terjadinya stagflasi juga akan turut terbuka di AS.  

Kondisi yang terjadi di Argentina, terlepas dari proporsi ekonomi negara tersebut yang tidak terlalu besar dalam lanskap ekonomi global, turut menjadi perhatian investor. Bagi para investor kripto, tingginya inflasi dan stabilnya suku bunga dapat berarti katalis positif karena sistem dan aset keuangan alternatif mungkin akan mendapatkan daya tarik yang lebih besar. Namun, apabila ekonomi tidak tumbuh maka masyarakat kemungkinan tidak akan memiliki cukup banyak uang untuk diinvestasikan, sehingga berpotensi membuat pasar crypto tidak berkembang dalam jangka waktu yang lebih jangka panjang. Namun, kekuatan ekonomi digital terdesentralisasi semakin menguat, maka mungkin hal itu tidak akan menjadi persoalan yang besar. 

Berkembangnya inovasi terdesentralisasi di sektor seperti DeFi dengan Real World Asset (RWA), Stablecoin, Metaverse, dan lain-lain yang bersinggunan dengan real economy dapat menempatkan pasar crypto menjadi pasar yang sangat strategis ditengah situasi yang ada.

 

Baca Juga: Potensi Aliran Dana $155 Miliar ke Pasar Bitcoin Jika ETF Spot Disetujui

 

Analisis On Chain

Binance Luncurkan Mainnet Layer 2 (L2) opBNB, Apa Pengaruhnya?

Binance, salah satu exchange terbesar di dunia, baru saja menambah pencapaiannya dengan meluncurkan mainnet dari jaringan layer-2 (L2) nya yaitu opBNB. Pengembangan ini merupakan bagian dari visi Binance untuk mendatangkan satu miliar pengguna ke Web3.

Binance Luncurkan Mainnet Layer 2 (L2) opBNB

Sumber: BNB Chain on X

Berbeda dari jaringan L2 lainnya yang umumnya mendukung lapisan dasar Ethereum (ETH), opBNB bertujuan untuk meringankan beban BNB Smart Chain. Proyek ini dibangun di atas OP stack, perangkat lunak yang juga menggerakkan blockchain L2 populer lainnya, Optimism (OP). Selain itu, opBNB kompatibel dengan Ethereum Virtual Machine (EVM), yang memungkinkan aplikasi terdesentralisasi (dApps) dari jaringan EVM lain untuk dengan mudah bermigrasi tanpa perlu mengubah kode. Seperti L2 lainnya, opBNB bertujuan untuk meningkatkan kapasitas transaksi dan mengurangi biaya penggunaan dibandingkan dengan lapisan dasarnya.

Rata rata Gas Price opBNB

Transaksi harian opBNB

Sumber: opBNBScan – opBNB Blockchain Explorer

Hasil dari fase pengujian hampir tiga bulan memberikan hasil yang positif, menurut tim BNB Chain. Lebih dari 35 juta transaksi on-chain berhasil dieksekusi, dengan rentang transaksi harian mencapai 100.000-150.000. Yang menarik, hanya dibutuhkan satu detik untuk menghasilkan blok baru, sementara di BNB Chain, ini memerlukan waktu sekitar tiga detik. Biaya transaksi juga dilaporkan berhasil ditekan, hingga sekecil $0,005 untuk setiap transfer, dengan biaya gas L2 sekitar 0.2 gwei. Data on-chain sejak pengumuman peluncuran mendukung klaim ini, dengan jumlah transaksi melonjak menjadi 138.777 pada tanggal 13 September. Dengan peluncuran opBNB, Binance membuktikan komitmennya untuk terus menghadirkan inovasi dalam dunia blockchain, memberikan manfaat nyata bagi pengguna dan memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam industri ini.

Cek Harga BNB Sekarang!

 

Baca Juga: Berita Palsu tentang ETF Bitcoin Mendorong Kenaikan Harga BTC hingga $30,000

 

Altcoin Update

  • 🌜 Bullish – Polygon Umumkan Upgrade Token MATIC menjadi POL. Polygon, solusi penskalaan Ethereum, baru-baru ini mengumumkan tiga proposal perbaikan yang direncanakan untuk dilaksanakan pada kuartal keempat, setelah mendapatkan dukungan dari komunitas. Proposal tersebut melibatkan langkah-langkah penting, termasuk upgrade native token, MATIC, menjadi native gas token dengan nama POL, serta memperkenalkan lapisan staking baru dalam jaringan Polygon Proof of Stake (PoS). Selain itu, Polygon juga merencanakan tahap awal pembangunan jaringan rantai L2 yang menggunakan teknologi zero knowledge, dengan tujuan untuk meningkatkan skalabilitas blockchain Ethereum. – Cek Harga MATIC Sekarang!
  • 💰 Bullish – Telegram Memilih Jaringan TON sebagai Infrastruktur Web3, Toncoin (TON) Mengalami Lonjakan Harga. Aplikasi pesan Telegram baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka telah memilih jaringan TON sebagai infrastruktur Web3 yang akan diintegrasikan ke dalam aplikasi mereka. Pengumuman ini menyebabkan harga Toncoin (TON), token asli jaringan TON, meningkat sebanyak 6,5% dalam waktu 30 menit. Telegram berencana untuk mengintegrasikan dompet Web3 yang telah dibangun di atas jaringan TON ke dalam aplikasinya, sehingga akan tersedia untuk seluruh 800 juta pengguna melalui pengaturan akun mereka.
  • 🤖 Bullish – Astar Network Berencana Meluncurkan Astar zkEVM untuk Meningkatkan Interoperabilitas Blockchain. Astar Network, blockchain yang didukung oleh perusahaan besar seperti Sony dan Toyota di Jepang, akan meluncurkan Astar zkEVM. Platform ini akan menggunakan teknologi Polygon Chain Development Kit (CDK) dan bertujuan untuk menjadi jembatan antara ekosistem Ethereum dan Polkadot. Mereka juga akan meningkatkan interoperabilitas antara Astar VM yang ada dan kontrak pintar, dalam kerjasama dengan mitra seperti LayerZero dan Gelato. Tujuan utama adalah memperkuat kemampuan blockchain dalam menghubungkan berbagai ekosistem.

 

Berita Terkini dalam Sepekan Terakhir

  • 🐲 Bullish – SBI Memperluas Teknologi Pengiriman Uang Ripple ke Bank di Vietnam, Indonesia, Filipina. SBI Group Jepang telah menjalin kemitraan dengan Ripple dan SBI Ripple Asia untuk memperluas layanan pengiriman uang internasionalnya, SBI Remit, ke rekening bank di Filipina, Vietnam, dan Indonesia. Dengan menggunakan XRP sebagai aset perantara, SBI berharap untuk memungkinkan pengiriman yang lebih cepat dan ekonomis. Meskipun ada tuntutan hukum terhadap Ripple di Amerika Serikat, layanan Ripple terus tumbuh di Jepang, dengan beberapa bank besar mendukung layanan MoneyTap P2P berbasis RippleNet. – Cek Harga XRP Sekarang!
  • 🌍 Bearish – FTX Dapat Persetujuan Pengadilan untuk Melikuidasi Aset Crypto Senilai $3,4 Miliar. Bursa crypto FTX telah mendapatkan persetujuan pengadilan untuk melikuidasi aset crypto mereka senilai lebih dari $3,4 miliar. Keputusan ini telah menciptakan ketidakpastian di pasar crypto, terutama mengenai dampaknya pada Solana (SOL) dan altcoin lainnya. FTX memiliki sejumlah aset crypto, termasuk SOL, yang merupakan yang terbesar di antaranya dengan nilai sekitar $685 juta. Meskipun ada kekhawatiran tentang potensi penjualan besar-besaran SOL, sebagian besar SOL mungkin telah di-stake dan tidak tersedia untuk dijual. – Cek Harga SOL Sekarang!
  • 🚀 Bullish – Google Cloud dan LayerZero Labs Kolaborasi dalam Keamanan Pesan Cross-Chain. LayerZero Labs, tim di balik protokol pesan lintas rantai LayerZero, telah membentuk kolaborasi baru dengan Google Cloud di mana Google Cloud akan berperan sebagai oracle default untuk mengamankan pesan di jaringan LayerZero. Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan dalam pertukaran pesan lintas rantai di platform LayerZero.

 

Crypto Terpopuler dalam Sepekan Terakhir

Crypto Terpopuler dalam Sepekan Terakhir

 

Crypto dengan Performa Terbaik dan Terburuk Sepekan Terakhir

Top Performance Crypto

  1. Bitcoin Cash (BCH) +11.08%

  2. Maker (MKR) +6.19%

  3. TRON (TRX) +6.05%

  4. Render (RNDR) +4.99%

  5. Optimism (OP) +3.97%

 

Top Losers Crypto

  1. ApeCoin (APE) -18.71%

  2. Arbitrum (ARB) -11.66%

  3. Gala (GALA) -10.78%

  4. Sui (SUI) -10.19%

  5. GMX (GMX) -7.85%

 

Referensi

https://twitter.com/BNBCHAIN/status/1701906177599418801

https://opbnbscan.com/ 

https://tradingeconomics.com/argentina/inflation-cpi

 

Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto.
Dengan melakukan perdagangan aset kripto berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.