Investasi
Trade Kripto
Futures
Jelajah
Wallet
Learning Hub
Keamanan & Regulasi
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Analisis

Analisa Kripto
Analisa Makro
Ringkasan Reku
Update Saham AS
Analisa Saham AS
Update Kripto
Publikasi (Deep Dives)
Dolar AS Melemah, Ini Dampaknya ke Ekonomi dan Saham AS
Analisa Saham AS
Bagikan!

Dolar AS Melemah, Ini Dampaknya ke Ekonomi dan Saham AS

20 May 2025
4 menit membaca
Dolar AS Melemah, Ini Dampaknya ke Ekonomi dan Saham AS

Sejak awal tahun 2025, dolar AS telah melemah sekitar 6% terhadap sekeranjang mata uang dunia. Melemahnya dolar biasanya terjadi di saat ketidakpastian ekonomi atau geopolitik, namun kali ini penurunan terjadi saat mantan Presiden Donald Trump kembali menjabat. Kebijakan tarif impor yang diumumkan, dibatalkan, dan diubah-ubah telah menimbulkan kebingungan di pasar dan memicu tekanan terhadap nilai tukar dolar.

Sementara Presiden Trump tak terlalu terganggu dengan pelemahan ini — bahkan pernah menyuarakan keinginan untuk dolar yang lebih lemah demi mendorong industri manufaktur AS — nilai tukar yang lebih rendah membawa dampak luas bagi perekonomian global, konsumen, dan investor, termasuk di pasar saham.

Apa Peran Dolar AS dalam Ekonomi Global?

Dolar AS adalah mata uang cadangan utama dunia. Lebih banyak transaksi internasional menggunakan dolar daripada mata uang lainnya. AS juga memanfaatkan dolar sebagai alat kebijakan luar negeri, seperti saat memblokir akses Rusia ke sistem keuangan dolar pascainvasi Ukraina 2022.

Namun dominasi ini mulai ditantang. Negara-negara anggota BRICS — Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan — berusaha mengurangi ketergantungan terhadap dolar. Meski upaya ini belum signifikan, tekanan terhadap posisi dolar tetap meningkat.

Mengapa Dolar Melemah?

Ada dua penyebab utama:

  1. Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi
    Kebijakan tarif yang inkonsisten menciptakan ketidakpastian. Investor khawatir bahwa kebijakan ini akan memperlambat pertumbuhan, memicu resesi, dan menyebabkan Federal Reserve memangkas suku bunga — kondisi yang biasanya mendorong pelemahan dolar karena daya tarik imbal hasil dolar berkurang.
  2. Penurunan Kepercayaan Terhadap Institusi AS
    Mata uang dominan memerlukan stabilitas institusional: demokrasi yang kuat, bank sentral independen, pers bebas, dan kepastian hukum. Kembalinya Trump yang mempertanyakan prinsip-prinsip ini mengikis kepercayaan pasar terhadap dolar.

Ditambah lagi, utang federal AS kini berada di tingkat tertinggi sejak Perang Dunia II. Kekhawatiran bahwa Washington akan kesulitan membayar utangnya menjadi faktor tambahan yang menekan dolar.

Apa Dampaknya bagi Ekonomi?

Konsumen

Melemahnya dolar membuat harga barang impor naik. Ini memicu inflasi yang dirasakan langsung oleh konsumen dalam bentuk harga barang elektronik, bahan makanan impor, dan kendaraan asing yang lebih mahal.

Eksportir dan Manufaktur

Sebaliknya, produsen dan eksportir AS diuntungkan. Dolar yang lebih murah membuat produk buatan AS lebih kompetitif di pasar internasional karena harga jual dalam mata uang asing menjadi lebih rendah.

Pemerintah

Dolar yang lemah cenderung mendorong kenaikan suku bunga riil, membuat biaya pinjaman pemerintah meningkat. Ini bisa menambah tekanan terhadap anggaran federal dan mendorong wacana penghematan.

Dampak terhadap Pasar Saham AS

Siapa yang Diuntungkan?

  1. Eksportir dan Perusahaan Global
    • Caterpillar (CAT): Produsen alat berat yang memiliki pasar ekspor besar.
    • Boeing (BA): Penjualan pesawat ke luar negeri akan lebih kompetitif.
    • Apple (AAPL): Meski banyak produknya dirakit di Asia, pendapatan besar berasal dari luar AS, dan konversi mata uang akan mendongkrak laporan keuangan dalam dolar.
  2. Perusahaan Energi dan Komoditas
    • Chevron (CVX), ExxonMobil (XOM): Komoditas seperti minyak diperdagangkan dalam dolar. Dolar yang lemah membuat harga minyak lebih murah bagi pembeli luar negeri, meningkatkan permintaan dan potensi pendapatan.
  3. Perusahaan Bahan Baku dan Logam
    • Freeport-McMoRan (FCX): Produsen tembaga yang bisa mendapatkan margin lebih tinggi dari penjualan global.

Siapa yang Dirugikan?

  1. Peritel Impor
    • Walmart (WMT), Target (TGT): Banyak produk dijual berasal dari impor. Biaya pembelian barang meningkat dan bisa mempersempit margin jika tidak diteruskan ke konsumen.
  2. Maskapai Domestik dan Transportasi
    • Delta Air Lines (DAL), Southwest (LUV): Biaya bahan bakar naik akibat harga minyak yang terdorong oleh pelemahan dolar.
  3. Perusahaan yang Mengandalkan Barang Modal Impor
    • Produsen yang menggunakan mesin atau komponen dari luar negeri akan menghadapi kenaikan biaya produksi.

Apakah Dolar Akan Kehilangan Statusnya Sebagai Mata Uang Global?

Tidak dalam waktu dekat. Untuk menggantikan dolar sebagai mata uang global, dunia memerlukan alternatif dengan likuiditas besar, sistem keuangan stabil, dan kepercayaan global. Saat ini, tidak ada kandidat kuat — baik yuan, euro, atau mata uang lain — yang memenuhi semua kriteria itu.

Yang lebih mungkin adalah munculnya sistem multi-mata uang global, di mana dolar tetap dominan, tetapi dengan porsi yang lebih kecil dibanding saat ini.

Bagaimana Dunia Menyesuaikan Diri?

Pada April 2025, investor global berbondong-bondong membeli obligasi pemerintah Jepang dan Eropa, serta emas sebagai aset lindung nilai. Harga emas mencapai rekor tertinggi, naik 20% sejak awal tahun.

Namun dengan meredanya ketegangan perdagangan AS-China pada pertengahan Mei, dolar sedikit rebound. Ini menunjukkan bahwa lanskap mata uang global masih sangat dinamis dan dipengaruhi oleh sentimen geopolitik dan kebijakan.

 

Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang! 

Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti NVIDIA, Intel, AMD, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!

Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.

Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.

 

Stephanus Renaldi
PenulisStephanus Renaldi
Bagikan!
Analisis
Liat analisis pasar hingga makro secara mendalam dan lengkap
Blog
Pelajari lebih lanjut strategi investasi dan serba-serbi dunia finansial
FAQ
Cari tahu berbagai berita kripto dan saham terbaru
Market
Mulai jelajahi dan investasi aset Crypto dan Saham AS di Reku