Investasi
Trade Kripto
Futures
Jelajah
Wallet
Learning Hub
Keamanan & Regulasi
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Analisis

Ringkasan Reku
Update Saham AS
Analisa Saham AS
Update Kripto
Publikasi (Deep Dives)
Analisa Kripto
Analisa Makro
Samsung Rebut Pangsa Pasar dari Apple di Amerika, Foldable Jadi Senjata Utama
Update Saham AS
Bagikan!

Samsung Rebut Pangsa Pasar dari Apple di Amerika, Foldable Jadi Senjata Utama

18 August 2025
4 menit membaca
Samsung Rebut Pangsa Pasar dari Apple di Amerika, Foldable Jadi Senjata Utama

Samsung Electronics berhasil membuat gebrakan besar di pasar smartphone Amerika Serikat pada kuartal kedua 2025. Data terbaru Canalys menunjukkan pangsa pasar Samsung naik menjadi 31%, melonjak dari 23% pada kuartal sebelumnya. Sebaliknya, Apple yang masih menjadi pemimpin pasar justru mengalami penurunan, dari 56% menjadi 49%. Meski Apple masih dominan, tren ini memunculkan tanda tanya serius bagi investor mengenai arah kompetisi di industri smartphone premium.

🚀 Foldable Phones Jadi Pendorong Utama

Pertumbuhan Samsung sangat ditopang oleh lini ponsel lipat terbarunya, Galaxy Z Fold 7 dan Z Flip. Fold 7 hadir sebagai perangkat hybrid yang bisa bertransformasi dari smartphone menjadi tablet, sedangkan Z Flip menawarkan desain lipat klasik yang dikombinasikan dengan teknologi modern. Menurut Samsung, pemesanan awal Fold 7 meningkat 25% dibanding generasi sebelumnya, sementara penjualan minggu pertama naik lebih dari 50%.

Selain itu, peluncuran Galaxy S25 Edge yang tipis dan ringan turut memperkuat strategi Samsung dalam menjangkau konsumen dengan preferensi berbeda. Kini, portofolio Samsung mencakup perangkat dengan rentang harga mulai $650 hingga $2.400. Diversifikasi ini memungkinkan Samsung memperluas basis pelanggan tanpa kehilangan posisi di segmen premium. “Strategi ini memungkinkan Samsung hadir di semua segmen, dari entry-level premium hingga ultra-premium,” ujar analis Canalys Runar Bjorhovde.

Cek Harga Saham AAPL Disini!

📉 Apple Tertinggal Momentum, Saham Melemah

Bagi Apple, penurunan pangsa pasar di AS menjadi perhatian serius. Sepanjang 2025, saham Apple sudah terkoreksi sekitar 7,5%, tertinggal dari mayoritas saham big tech lain. Sebaliknya, saham Samsung naik lebih dari 35% berkat optimisme investor terhadap inovasi foldable dan momentum penjualan global.

Apple memang melaporkan kenaikan 13% penjualan iPhone tahun-ke-tahun pada kuartal Juni, tetapi pasar menilai pertumbuhan tersebut belum cukup untuk menjawab ancaman dari Samsung. Investor kini menanti roadmap produk baru, termasuk iPhone versi lebih tipis yang kabarnya akan diluncurkan bulan depan. Lebih jauh lagi, analis JPMorgan memperkirakan foldable iPhone baru akan hadir pada 2026 sebagai bagian dari lini iPhone 18. Penundaan ini memberi Samsung ruang untuk membangun dominasi awal di segmen foldable.

🤖 AI dan Layar Besar: Babak Baru Persaingan

Selain desain lipat, integrasi kecerdasan buatan (AI) dan kebutuhan layar besar menjadi arena persaingan berikutnya. Foldable Samsung memberi ruang lebih luas untuk fitur AI seperti Google Gemini, yang menambah nilai dalam produktivitas dan multitasking. Sementara itu, Apple baru akan meluncurkan Apple Intelligence tahun depan, dengan Siri generasi terbaru sebagai ujung tombak.

Apple memang punya rekam jejak menunggu teknologi matang sebelum ikut masuk. Contohnya, pada era iPhone 6 ketika perusahaan akhirnya merilis layar besar setelah Samsung lebih dulu sukses dengan Galaxy Note. Strategi itu terbukti berhasil saat Apple kemudian mendominasi pasar. Namun kali ini, jeda waktu tampak lebih berisiko karena Samsung sudah membangun ekosistem foldable yang semakin matang.

🌍 Faktor Tarif dan Risiko Makro

Persaingan keduanya juga dipengaruhi faktor eksternal, khususnya kebijakan tarif impor AS terhadap produk teknologi dari Asia. Apple cukup diuntungkan karena Gedung Putih baru-baru ini mengumumkan pengecualian tarif untuk smartphone, laptop, komputer, dan peralatan semikonduktor. Kebijakan ini membantu Apple menjaga harga iPhone tetap kompetitif, terutama karena sebagian besar diproduksi di China, India, dan Vietnam.

Samsung, meski memiliki produksi yang lebih terdiversifikasi, tetap menghadapi risiko biaya lebih tinggi untuk model tertentu yang masuk kategori barang elektronik konsumen. Jika tarif diterapkan lebih luas di masa depan, strategi harga Samsung bisa lebih tertekan dibanding Apple yang mendapat pengecualian. Dengan kata lain, inovasi desain memang menjadi keunggulan Samsung, tetapi faktor geopolitik berpotensi menjadi benteng proteksi tambahan bagi Apple.

📊 Kesimpulan: Pertarungan yang Makin Sengit

Samsung tengah menikmati momentum berkat inovasi foldable, strategi harga yang fleksibel, dan penerimaan pasar yang positif. Namun, Apple tetap memiliki ekosistem yang kuat serta basis pengguna loyal yang cenderung bertahan di iOS. Pertanyaannya, apakah sejarah akan berulang seperti era iPhone 6, ketika Apple sukses merebut kembali dominasi setelah menunggu momen yang tepat?

Bagi investor, dinamika ini mencerminkan shifting sentiment: Samsung saat ini dipandang sebagai growth story berbasis inovasi, sementara Apple dilihat sebagai value play dengan risiko eksekusi produk baru. Persaingan keduanya kemungkinan akan semakin intens pada 2026, saat foldable iPhone akhirnya meluncur. Hingga saat itu, Samsung punya ruang besar untuk memperkuat pijakan sebagai pionir di era smartphone lipat.

.

.

.

.

.

Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang!

Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti NVIDIA, Intel, AMD, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!

 

Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.

Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.

Mike
PenulisMike
Bagikan!
Artikel Terkait
    Nvidia Cari Jalan Tengah: Chip Baru B30A untuk Pasar China?
  1. Nvidia Cari Jalan Tengah: Chip Baru B30A untuk Pasar China?
  2. 25 August 2025
    1 menit membaca
    Update Saham AS
    Meta Rekrut Eksekutif AI Apple di Tengah Perlambatan Perekrutan
  3. Meta Rekrut Eksekutif AI Apple di Tengah Perlambatan Perekrutan
  4. 22 August 2025
    1 menit membaca
    Update Saham AS
Analisis
Liat analisis pasar hingga makro secara mendalam dan lengkap
Blog
Pelajari lebih lanjut strategi investasi dan serba-serbi dunia finansial
FAQ
Cari tahu berbagai berita kripto dan saham terbaru
Market
Mulai jelajahi dan investasi aset Crypto dan Saham AS di Reku