S&P 500 All Time High, Dolar Menguat & Inflasi Turun ke 2.4%!
Key Takeaways:
- Saham Pilihan: S&P 500 kembali mengalami All Time High setelah dollar mengalami penguatan kembali ke Rp15.700 dalam 2 bulan terakhir.
- Berita Saham dalam Sepekan Terakhir: Penjualan kendaraan listrik buatan Tesla (kode saham: TSLA) di Cina meningkat 19,2% pada September dibandingkan tahun sebelumnya, menurut data dari Asosiasi Mobil Penumpang China (CPCA).
Dolar AS Meroket ke Level Tertinggi dalam 2 Bulan!
Pada Rabu, dolar AS mencapai level tertinggi dalam dua bulan, yakni 15.700, menjelang rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) September. Kenaikan ini didorong oleh hasil pertemuan Federal Reserve bulan September, di mana mayoritas besar pejabat mendukung pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin. Namun, pasar memperkirakan bahwa The Fed tidak akan melanjutkan pelonggaran kebijakan secara agresif, terutama setelah data pekerjaan nonfarm payroll yang kuat mempengaruhi ekspektasi bahwa penurunan suku bunga dalam jangka pendek mungkin ditunda.
Selain penguatan dolar, S&P 500 juga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, mencapai titik 5.780. Kenaikan indeks ini dipicu oleh optimisme bahwa inflasi yang melambat dan pasar tenaga kerja yang kuat akan mendukung pertumbuhan ekonomi tanpa memerlukan pengetatan moneter yang berlebihan. Saham-saham di sektor teknologi dan keuangan memberikan kontribusi signifikan pada reli pasar, dengan investor yang melihat adanya peluang pertumbuhan di tengah kondisi ekonomi yang stabil.
Rekor baru ini mencerminkan sentimen positif di kalangan pelaku pasar, meskipun masih ada ketidakpastian mengenai kebijakan suku bunga Federal Reserve. Investor berharap bahwa meski inflasi sedikit lebih tinggi dari perkiraan, tren penurunan inflasi dan prospek pemotongan suku bunga oleh The Fed akan terus mendukung penguatan pasar saham ke depan.
Namun, penguatan dolar AS juga bisa menjadi tantangan bagi perusahaan multinasional yang berbasis di AS, karena pendapatan mereka dalam mata uang asing dapat tertekan ketika dikonversi ke dolar yang lebih kuat. Meskipun demikian, dengan S&P 500 mencapai level tertinggi sepanjang masa, optimisme pasar tampaknya tetap dominan di tengah harapan akan stabilitas ekonomi jangka panjang.
Inflasi Amerika Turun 2.4%
Meskipun ada kekhawatiran mengenai inflasi dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi, investor semakin yakin bahwa inflasi akan turun menuju target 2% yang ditetapkan oleh Fed. Inflasi September berada pada 2,4%, lebih rendah dari bulan sebelumnya (2,5%), namun sedikit lebih tinggi dari perkiraan pasar (2,3%). Inflasi inti yang tidak termasuk makanan dan energi juga mengalami kenaikan 0,3% untuk bulan tersebut, dengan tingkat tahunan mencapai 3,3%.
Pengaruh Penguatan Dolar AS ke Pemotongan Suku Bunga!
- Keyakinan pada Penurunan Inflasi: Penguatan dolar AS sebagian besar didorong oleh ekspektasi bahwa inflasi akan terus turun menuju target 2% yang ditetapkan oleh Federal Reserve. Dengan inflasi di level 2,4% pada September, investor mulai percaya bahwa tren penurunan ini akan memberi ruang bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneter di masa depan.
- Dolar Sebagai Aset Safe Haven: Kekhawatiran geopolitik global dan ketidakpastian ekonomi internasional membuat dolar AS menjadi aset safe haven yang lebih menarik bagi investor. Penguatan dolar ini mencerminkan meningkatnya permintaan terhadap mata uang tersebut sebagai tempat yang aman di tengah ketidakpastian global.
- Ekspektasi Pemotongan Suku Bunga The Fed: Meskipun inflasi masih di atas target, optimisme pasar terkait pemotongan suku bunga semakin tinggi. Pelaku pasar memprediksi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 0,25% pada pertemuan kebijakan di bulan November, dengan peluang mencapai 86%.
- Pasar Tenaga Kerja yang Kuat: Data nonfarm payroll yang menunjukkan pertumbuhan pekerjaan yang lebih besar dari perkiraan memberikan dorongan tambahan terhadap penguatan dolar. Kondisi pasar tenaga kerja yang solid mengurangi urgensi bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneter secara agresif dalam jangka pendek.
- Pengaruh pada Laba Perusahaan Multinasional: Kenaikan dolar AS berpotensi menekan laba perusahaan multinasional berbasis AS yang memiliki eksposur besar di pasar internasional. Pendapatan yang dihasilkan dalam mata uang asing akan mengalami penurunan saat dikonversi ke dolar, sehingga mempengaruhi profitabilitas, terutama di sektor teknologi dan barang konsumen.
Penguatan dolar ini menimbulkan harapan bahwa suku bunga mungkin tetap lebih tinggi untuk beberapa waktu, sambil menunggu inflasi lebih lanjut turun dan pasar tenaga kerja yang stabil.
Investasi Saham AS Sekarang!
Berita Saham dalam Sepekan Terakhir
- 🐲 Bullish –🚀 General Motors (GM) sedang mengembangkan truk listrik murah dengan jangkauan hingga 350 mil menggunakan baterai Lithium Iron Phosphate (LFP), yang lebih murah daripada Lithium-Ion. Menurut Kurt Kelty, VP Strategi Baterai GM, perusahaan berupaya mengamankan pasokan baterai LFP di Amerika Utara dan memanfaatkan teknik rekayasa cerdas untuk mencapai jangkauan tersebut dengan biaya rendah.
Cek Harga GM Hari Ini!
- 🌍 Bullish – Penjualan kendaraan listrik buatan Tesla (TSLA) di Cina meningkat 19,2% pada September dibandingkan tahun sebelumnya, menurut data dari Asosiasi Mobil Penumpang China (CPCA). Tesla menjual lebih dari 72.000 unit Model 3 dan Model Y di pasar domestik Cina, naik 66% YoY, menjadikannya bulan terbaik perusahaan di tahun ini.
Cek Harga TSLA Hari Ini!
- 🚀Neutral – Meta (META) Platforms baru saja memperkenalkan Movie Gen, sebuah alat AI inovatif yang dapat menghasilkan atau mengedit video dengan durasi hingga 16 detik hanya berdasarkan perintah teks. Alat ini juga mampu membuat audio untuk video atau menciptakan video kustom dari foto, memberikan peluang bagi para kreator untuk menghasilkan konten secara cepat dan kreatif.