Key Takeaways

• $100 setara Rp1.600.000 jika kurs Rp16.000/USD. Gunakan kurs jual saat beli dalam dolar.
• Kurs dipengaruhi suku bunga, inflasi, cadangan devisa, dan kondisi global.
• Kurs naik bisa bikin barang impor mahal, tapi untung bagi investor aset dolar.
• Aset kripto seperti Bitcoin & Ethereum bisa jadi pilihan investasi saat rupiah melemah.

Kamu mungkin pernah bertanya-tanya $100 berapa rupiah sih? Pertanyaan ini mungkin terkesan sederhana, tapi jawabannya bisa sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, apalagi jika kamu sering belanja online dari luar negeri, berinvestasi di aset luar, atau punya rencana traveling ke luar negeri. Nilai tukar dollar terhadap rupiah bisa berubah setiap hari, bahkan setiap jam, tergantung pada kondisi ekonomi global maupun domestik.

Memahami kurs dollar ke rupiah bukan cuma soal menghitung angka, tapi juga memahami bagaimana fluktuasi ini berdampak ke pengeluaran atau bahkan strategi investasi kamu. Artikel ini akan membahas secara lengkap mulai dari cara menghitung kurs $100, faktor-faktor yang memengaruhinya, hingga bagaimana pengaruhnya terhadap keuanganmu.

Bagaimana Cara Menghitung $100 Dolar?

Untuk mengetahui $100 berapa rupiah, kamu hanya perlu mengalikan nilai tukar (kurs) dollar terhadap rupiah dengan jumlah dolar yang ingin kamu konversi. Rumusnya sangat sederhana:

Rumus:

Jumlah Rupiah = Jumlah Dollar × Nilai Kurs Rupiah per Dollar

Contoh Perhitungan:

Misalnya, jika kurs USD/IDR hari ini adalah Rp16.000, maka:

$100 × Rp16.000 = Rp1.600.000

Jadi, $100 berapa rupiah? Dengan kurs tersebut, jawabannya adalah Rp1.600.000.

Namun, kamu perlu tahu bahwa ada dua jenis kurs yang umum digunakan:

• Kurs beli: digunakan saat bank atau money changer membeli dollar dari kamu. 
• Kurs jual: digunakan saat kamu membeli dollar dari bank atau money changer. 

Selalu pastikan kamu menggunakan kurs jual saat menghitung $100 berapa rupiah untuk kebutuhan pembelian dalam bentuk dollar, seperti belanja online luar negeri atau top-up akun luar.

 

Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Dollar terhadap Rupiah

Nilai tukar dolar terhadap rupiah tidak ditentukan secara acak, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi global maupun domestik. Beberapa faktor utama yang memengaruhi kurs adalah:

1. Suku bunga acuan

Ketika suku bunga di Amerika Serikat naik, investor cenderung memindahkan dananya ke dolar karena dianggap lebih menguntungkan. Ini bisa menyebabkan nilai tukar dolar menguat terhadap rupiah.

2. Inflasi

Negara dengan tingkat inflasi rendah biasanya memiliki nilai mata uang yang lebih stabil dibandingkan dengan negara dengan inflasi tinggi.

3. Cadangan devisa

Semakin besar cadangan devisa Indonesia, semakin kuat rupiah dalam menahan tekanan dari pelemahan nilai tukar.

4. Kondisi politik dan ekonomi global

Ketidakpastian seperti perang, resesi, atau kebijakan moneter negara besar (seperti The Fed) juga bisa memicu volatilitas nilai tukar.

5. Neraca perdagangan

Jika ekspor Indonesia lebih besar dari impor (surplus perdagangan), permintaan atas rupiah meningkat, yang membuat nilainya menguat.

 

Bagaimana Dampak Fluktuasi Kurs ke Keuangan Kamu?

Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar dapat berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap keuangan pribadi, terutama jika kamu memiliki aktivitas finansial yang melibatkan mata uang asing.

1. Harga barang impor naik

Ketika rupiah melemah, barang-barang impor seperti gadget, skincare luar negeri, dan kendaraan jadi lebih mahal.

2. Biaya pendidikan luar negeri

Jika kamu atau keluargamu berencana kuliah di luar negeri, melemahnya rupiah membuat biaya jadi lebih tinggi.

3. Investasi dalam aset global

Jika kamu punya portofolio dalam bentuk saham luar negeri atau aset kripto berbasis dolar, pelemahan rupiah bisa jadi keuntungan karena asetmu akan bernilai lebih tinggi dalam rupiah.

4. Remitansi dan freelance

Bagi yang mendapat penghasilan dalam bentuk dolar (misalnya freelancer), melemahnya rupiah justru jadi berkah karena nilainya lebih tinggi saat dikonversi ke rupiah.

 

Tips Investasi Saat Kurs Dolar Naik

Saat kurs dolar naik, banyak investor melihatnya sebagai sinyal untuk masuk ke instrumen yang berbasis dolar atau memiliki eksposur global. Salah satu opsi yang relevan adalah investasi di aset kripto. Kenapa?

1. Aset kripto seperti Bitcoin atau Ethereum dihargai dalam dolar AS, sehingga ketika rupiah melemah, nilai aset tersebut dalam rupiah otomatis ikut naik.
2. Platform seperti Reku menyediakan akses mudah ke aset kripto dengan harga transparan dan fitur keamanan tinggi.
3. Kenaikan kurs bisa dimanfaatkan untuk diversifikasi portofolio kamu ke aset yang lebih tahan terhadap pelemahan rupiah.

Saat kamu memutuskan untuk berinvestasi ketika kurs berfluktuasi, pastikan kamu menggunakan strategi dollar cost averaging (DCA) untuk membeli aset kripto secara berkala tanpa khawatir naik-turun harga. Dalam memilih aset, fokuslah pada aset kripto yang memiliki kapitalisasi besar dan stabil, contohnya Bitcoin dan Ethereum. 

Memahami nilai tukar dolar terhadap rupiah bukan cuma soal ingin tahu $100 berapa rupiah, tapi juga penting untuk strategi keuangan secara keseluruhan. Kurs memengaruhi harga barang impor, biaya pendidikan luar negeri, sampai nilai investasi berbasis dolar. Jadi, fluktuasi kurs bisa berdampak langsung ke gaya hidup dan keputusan finansialmu.

Kalau kamu ingin melindungi nilai uang dari pelemahan rupiah, investasi jadi salah satu solusi. Aset kripto seperti Bitcoin dan Ethereum yang dihargai dalam dolar bisa jadi pilihan tepat, apalagi jika kamu mengaksesnya lewat platform yang aman dan terpercaya seperti Reku.

Satu Aplikasi, Banyak Peluang Investasi!

Hanya dalam satu aplikasi, kamu bisa berinvestasi di 800+ pilihan aset global. Mulai jual beli crypto hingga beli saham AS dari perusahaan ternama, semua bisa kamu lakukan hanya di Reku. Setelah menjadi aplikasi crypto unggulan di Indonesia, sekarang kamu bisa membeli saham AS seperti saham Google, Apple, Microsoft, Tesla, McDonalds, hingga Unilever hanya dalam genggaman tangan. Yuk download aplikasinya sekarang!