Investasi
Trade Kripto
Jelajah
Wallet
Learning Hub
Keamanan & Regulasi
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Reku Kampus

Blog
Teori
Tutorial
Kamus Kripto
7 Risiko Trading yang Wajib Kamu Pahami Sebelum Terjun ke Pasar
Teori
Bagikan!

7 Risiko Trading yang Wajib Kamu Pahami Sebelum Terjun ke Pasar

01 November 2024
4 menit membaca
7 Risiko Trading yang Wajib Kamu Pahami Sebelum Terjun ke Pasar

Saat terjun ke dunia trading, memahami potensi keuntungan dan risiko trading adalah langkah awal yang penting. Trading adalah aktivitas yang menjanjikan peluang untuk mendapatkan keuntungan yang besar dalam waktu singkat, tetapi di balik itu juga ada risiko yang harus kamu waspadai. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap apa saja risiko trading, jenis-jenis risikonya, serta cara-cara untuk mengelola risiko tersebut agar kamu dapat trading dengan lebih bijak dan percaya diri.

Apa Itu Risiko Trading?

Risiko trading adalah potensi kerugian finansial yang bisa dialami trader ketika melakukan aktivitas jual-beli aset di pasar. Risiko ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, baik dari pergerakan harga, perubahan regulasi, hingga faktor eksternal seperti kondisi ekonomi global. Setiap trader, baik pemula maupun profesional, pasti akan menghadapi risiko ini, namun yang membedakan adalah bagaimana cara mengelola risiko agar kerugian yang dialami bisa diminimalkan.

7 Jenis Risiko Trading

Trading menjadi pilihan banyak orang untuk mencoba mendapatkan keuntungan di pasar keuangan, baik dari aset kripto, saham, maupun komoditas lainnya. Meski menjanjikan potensi keuntungan besar, trading juga memiliki sisi risiko yang cukup signifikan. Memahami berbagai risiko trading bisa membantu kamu mengambil keputusan lebih bijak dan mengurangi kemungkinan kerugian.

1. Risiko Volatilitas Pasar

Volatilitas atau perubahan harga yang tajam adalah salah satu ciri utama dalam dunia trading. Saat volatilitas tinggi, harga aset bisa naik atau turun secara signifikan dalam waktu singkat, dan ini bisa menguntungkan atau justru merugikan trader. Volatilitas yang tinggi pada aset seperti kripto atau saham teknologi, misalnya, dapat memberikan peluang besar, tetapi juga membuat posisi trading lebih sulit diprediksi.

Penting untuk memiliki rencana trading yang jelas dan memasang stop-loss agar kamu bisa membatasi kerugian ketika harga berbalik arah dengan cepat. Memahami pergerakan harga dari waktu ke waktu juga bisa membantu mengelola risiko ini.

2. Risiko Leverage yang Berlebihan

Leverage memungkinkan kamu melakukan transaksi yang nilainya jauh lebih besar dari modal yang dimiliki, dengan cara “meminjam” dana dari broker. Leverage bisa meningkatkan keuntungan, tetapi juga risiko kerugian. Saat trading dengan leverage tinggi, pergerakan harga kecil saja bisa menyebabkan kerugian besar yang menghabiskan modal. Misalnya, jika kamu trading dengan leverage 10:1, artinya kerugian 1% saja akan mengurangi 10% dari modal.

Untuk mengatasi risiko trading ini, gunakan leverage dengan bijak. Jangan tergoda untuk menggunakan leverage terlalu tinggi karena potensi kerugian juga akan meningkat. Mulailah dengan leverage kecil hingga kamu lebih percaya diri dan paham dengan dinamika pasar.

3. Risiko Likuiditas

Risiko trading lain yang perlu diperhatikan adalah risiko likuiditas. Likuiditas adalah seberapa mudah suatu aset bisa dibeli atau dijual tanpa mempengaruhi harga secara signifikan. Di pasar dengan likuiditas rendah, mungkin sulit menjual aset dengan harga yang kamu inginkan, sehingga kamu harus menunggu lebih lama atau menjual di harga yang lebih rendah. Risiko likuiditas biasanya lebih tinggi pada aset-aset kecil atau kripto yang jarang diperdagangkan.

Pastikan kamu berinvestasi pada aset dengan likuiditas tinggi, terutama jika kamu adalah trader jangka pendek yang sering melakukan transaksi. Selain itu, hindari pasar yang likuiditasnya sedang anjlok atau aset yang volume perdagangannya rendah.

4. Risiko Emosional

Faktor psikologi berperan besar dalam trading. Emosi seperti ketakutan dan keserakahan sering kali mengaburkan pengambilan keputusan, yang bisa berujung pada kerugian. Banyak trader yang mudah tergoda untuk “membalas” kerugian dengan mengambil posisi lebih besar atau melakukan “overtrading” ketika melihat peluang kecil. Ini biasanya berakhir buruk.

Menerapkan manajemen psikologi yang baik adalah kunci dalam menghadapi risiko emosional. Membuat jurnal trading dan selalu mengikuti rencana yang sudah ditentukan akan membantu menghindari keputusan impulsif. Cobalah disiplin dengan batas waktu, dan selalu ingat bahwa trading bukanlah jalan pintas menuju keuntungan besar.

Baca juga: Apa Itu Ascending Triangle? Baca di Sini!

5. Risiko Eksternal dan Perubahan Regulasi

Pasar trading, khususnya aset kripto, sering kali dipengaruhi oleh perubahan regulasi di berbagai negara. Pemerintah atau otoritas keuangan bisa memberlakukan peraturan baru yang berdampak pada likuiditas, biaya, dan ketersediaan aset. Perubahan ini seringkali tidak terduga, dan bisa memicu perubahan harga yang tajam.

Selalu update dengan berita terbaru yang terkait dengan aset yang kamu trading-kan. Memahami perkembangan regulasi atau kebijakan ekonomi akan membuat kamu lebih siap terhadap risiko-risiko ini.

6. Risiko Teknologi dan Keamanan

Trading saat ini hampir sepenuhnya bergantung pada teknologi. Risiko teknologi ini bisa berupa gangguan pada platform, kegagalan sistem, atau risiko keamanan seperti peretasan. Jika akun trading kamu tidak terlindungi dengan baik, ada kemungkinan hacker mengambil alih dan menyebabkan kerugian besar. Ini terutama penting di dunia aset kripto, di mana peretasan bisa mengakibatkan kerugian besar bagi pengguna.

Pastikan platform yang kamu gunakan memiliki sistem keamanan yang baik. Gunakan autentikasi dua faktor (2FA) untuk mengamankan akunmu. Hindari akses ke akun dari perangkat umum atau jaringan internet yang tidak aman. Pilih platform yang memiliki reputasi dan sudah terbukti dalam menjaga keamanan penggunanya.

7. Risiko Slippage

Slippage terjadi ketika eksekusi order yang kamu inginkan di harga tertentu justru dieksekusi di harga yang berbeda, biasanya lebih buruk dari yang diharapkan. Risiko slippage sering kali terjadi di pasar yang sangat volatile atau ketika order besar dieksekusi di pasar yang likuiditasnya rendah. Slippage bisa mengurangi keuntungan atau menambah kerugian yang tidak diantisipasi sebelumnya.

Untuk mengatasi risiko ini, gunakan limit order untuk memastikan order dieksekusi di harga yang kamu inginkan. Limit order lebih aman daripada market order dalam kondisi pasar yang bergerak cepat.

Risiko trading memang tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, tetapi bisa dikelola dengan baik jika kamu memahami setiap jenis risiko tersebut. Melakukan trading tanpa memahami risiko bisa membuat kamu rentan terhadap kerugian besar. Mulai dari volatilitas harga, leverage, hingga risiko eksternal, setiap aspek dalam trading mengandung potensi risiko yang perlu diantisipasi.

Kunci utama dalam menghadapi berbagai risiko ini adalah memiliki rencana trading yang matang, selalu update dengan informasi terbaru, dan tetap disiplin dalam menjalankan strategi. Dengan pemahaman dan manajemen risiko yang tepat, trading bisa menjadi aktivitas yang tidak hanya berpotensi menguntungkan, tetapi juga aman dan terkendali bagi kamu.

Aplikasi Crypto Indonesia untuk Staking dan Trading

Gabung bersama jutaan pengguna lain di Reku, aplikasi crypto Indonesia yang menawarkan fitur staking crypto dan trading yang aman. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi!

Foto diambil dari Freepik.

PenulisKasih Maharani
Bagikan!
Analisis
Liat analisis pasar hingga makro secara mendalam dan lengkap
Blog
Pelajari lebih lanjut strategi investasi dan serba-serbi dunia finansial
FAQ
Cari tahu berbagai berita kripto dan saham terbaru
Market
Mulai jelajahi dan investasi aset Crypto dan Saham AS di Reku