Jangan kaget jika kamu mendapat penolakan saat ingin membeli atau menjual saham. Itu artinya kamu sedang bertransaksi pada saham dengan regulasi auto rejection. Agar kamu tidak bingung dengan sistem perdagangan saham ini, yuk baca lebih lanjut apa itu auto rejection saham di bawah ini!
Apa itu Auto Rejection Saham?
Auto rejection saham adalah istilah yang digunakan dalam dunia perdagangan saham untuk menggambarkan kondisi di mana bursa perdagangan secara otomatis menolak pesanan beli atau jual saham dalam sehari.
Penolakan ini terjadi ketika pergerakan harga saham telah melampaui batas atas atau bawah yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Sistemnya dijalankan oleh Jakarta Automated Trading System (JATS).
Tidak semua saham memiliki mekanisme auto rejection, terutama saham-saham yang diperdagangkan dalam kondisi pasar yang kurang likuid. Biasanya, saham-saham yang diperdagangkan secara aktif dan memiliki volume transaksi yang besar lebih mungkin memiliki aturan auto rejection.
Jadi, jangan khawatir kalau kamu mendapat auto rejection saat ingin beli atau jual saham. Hal itu memang kadang terjadi untuk menjaga kondisi perdagangan tetap stabil dan teratur.
Jenis Auto Rejection Saham
Ada dua jenis auto rejection yang perlu kamu pahami sebelum investasi saham, yaitu ARA (Auto Rejection Atas) dan ARB (Auto Rejection Bawah). Berikut ini pembahasan selengkapnya:
Auto Rejection Atas (ARA)
ARA adalah kondisi ketika sistem perdagangan saham secara otomatis menolak pesanan beli atau jual saham karena harga saham tersebut melebihi batas atas yang ditetapkan oleh bursa.
Bila saham tersebut terkena ARA, biasanya tidak ada lagi pilihan order dalam satu hari. Misalnya, saham XYZ ditutup di harga Rp50,00 kemarin. Batasan ARA untuk saham ini adalah 35%.
Kenaikan maksimal harga saham XYZ hari ini hanya sampai Rp50,00 + (Rp50,00 x 35%) = Rp67,50. Bila harga saham melebihi itu, saham XYZ akan terkena ARA dan kamu tidak bisa melakukan transaksi dalam satu hari.
Auto Rejection Bawah (ARB)
ARB adalah kondisi di mana sistem perdagangan saham secara otomatis menolak pesanan beli atau jual saham karena harga saham tersebut turun di bawah batas bawah yang ditetapkan oleh bursa.
Contohnya, jika harga saham XYZ ditutup di Rp200,00 kemarin dan batasan ARB untuk saham ini adalah 7%, maka harga maksimal yang dapat turun hari ini adalah Rp200,00 – (Rp200,00 x 7%) = Rp186,00.
Jika harga saham XYZ turun di bawah Rp186,00, maka pesanan jual saham XYZ akan terkena ARB dan tidak dapat dieksekusi.
Jadi, ARA mengatur berapa tinggi kenaikan maksimal dari sebuah saham dalam persentase. Sedangkan ARB mengatur maksimum dari penurunan harga saham, juga dalam persentase. Keduanya bertujuan untuk mencegah terjadinya fluktuasi harga saham yang berlebihan dan menjaga stabilitas pasar.
Batas Auto Rejection
Kamu pasti bertanya-tanya berapa batas atas dan bawah saham, serta siapa yang mengaturnya. Batasan ARA dan ARB yang berlaku saat ini diatur oleh Keputusan Direksi Nomor Kep-00023/BEI/03-2020. Berikut ini detailnya:
Harga Acuan Saham | Batas ARA | Batas ARB |
Rp50,00 – Rp200,00 | >35% | <Rp50 atau <7% |
Rp200,00 – Rp5.000,00 | >25% | <7% |
>Rp5.000,00 | >20% | <7% |
Kamu juga perlu memahami catatan berikut ini:
- Untuk saham yang IPO atau baru listing, batas ARB adalah 2 kali dari persentase auto rejection.
- Maksimal pembelian saham adalah 50.000 lot atau 5% dari jumlah efek tercatat, tergantung mana yang lebih kecil. Jika melebihi batasan ini, akan terjadi auto rejection.
- Batasan ARB berubah menjadi 7% (auto reject asimetris) sebagai bentuk antisipasi dari risiko penurunan harga saham dan IHSG yang signifikan, sejak pandemi 2020.
- Pesanan akan ditolak jika melewati harga tertentu, yang berbeda-beda tergantung pada rentang harga saham.
Tips Sebelum Membeli Saham Kategori Auto Rejection
Ketika saham mengalami auto rejection, kamu dapat coba bertransaksi kembali besok. Namun, keputusan ini sebaiknya dilandaskan pada analisis menyeluruh terkait kondisi pasar, kinerja saham, dan faktor-faktor eksternal yang memengaruhi harga saham.
Sebelum membeli saham kategori auto rejection, ada beberapa tips yang bisa diperhatikan:
- Amati Harga Tawar: Perhatikan harga tawar saham dan pastikan tidak melebihi batasan auto rejection.
- Pahami Market Cap Saham: Ketahui nilai kapitalisasi pasar saham untuk mengukur ukuran dan potensi perusahaan.
- Lakukan Analisis Fluktuasi Saham: Teliti fluktuasi harga saham dalam beberapa waktu terakhir untuk memahami pola pergerakan harga.
- Analisis Prospek Perusahaan di Masa Depan: Tinjau prospek dan kinerja perusahaan untuk memperkirakan potensi pertumbuhan di masa mendatang.
- Evaluasi Risiko: Tinjau faktor-faktor risiko yang dapat mempengaruhi harga saham, seperti kondisi pasar global, regulasi pemerintah, dan kondisi keuangan perusahaan.
Jangan lupa untuk tetap mempertimbangkan risiko dan melihat ke dalam strategi investasi kamu secara keseluruhan.
Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang!
Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti Tesla, McDonalds, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!