MarketTrade
Products
Wallet
Learning Hub
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Reku Kampus

Blog
Teori
Tutorial
Kamus Kripto
Behavioral Finance: Definisi, Manfaat, dan Konsep Utamanya
Teori
Bagikan!

Behavioral Finance: Definisi, Manfaat, dan Konsep Utamanya

15 May 2024
4 menit membaca
Behavioral Finance: Definisi, Manfaat, dan Konsep Utamanya

Dalam dunia keuangan, tidak hanya tentang angka dan grafik. Psikologi juga memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan investasi. Behavioral finance adalah bidang yang menggabungkan prinsip-prinsip psikologi manusia dengan teori keuangan untuk memahami perilaku investor dan pasar keuangan secara keseluruhan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep-konsep utama dalam behavioral finance, mengapa pentingnya dipahami, dan bagaimana hal ini memengaruhi cara kita berinvestasi.

 

Apa Itu Behavioral Finance?

Behavioral finance adalah cabang dari ilmu keuangan yang mempelajari bagaimana faktor psikologis dan emosional memengaruhi keputusan investasi individu dan pasar secara keseluruhan. Berbeda dengan teori keuangan tradisional yang mengasumsikan bahwa investor selalu rasional dan membuat keputusan berdasarkan informasi yang sempurna, behavioral finance mengakui bahwa manusia sering kali bertindak irasional karena berbagai bias kognitif dan emosi.

 

Baca juga: Apa itu Fringe Benefit?

Manfaat Behavioral Finance

Behavioral finance memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana perilaku dan keputusan investor dipengaruhi oleh faktor psikologis dan emosional. Berikut beberapa manfaat dari pendekatan ini:

  1. Memahami Perilaku Pasar

Dengan mempelajari perilaku investor, behavioral finance membantu menjelaskan fenomena pasar yang tidak dapat dijelaskan oleh teori keuangan tradisional. Ini termasuk anomali pasar seperti bubble harga aset, kepanikan pasar, dan tren harga yang tidak wajar.

  1. Mengantisipasi Resiko

Dengan mengenali bias kognitif dan efek psikologis yang mempengaruhi pengambilan keputusan, investor dapat lebih baik mengantisipasi dan mengelola resiko investasi. Misalnya, menyadari kecenderungan untuk menjual aset secara emosional selama penurunan pasar dapat membantu investor tetap tenang dan membuat keputusan yang lebih rasional.

  1. Meningkatkan Pengelolaan Portofolio

Behavioral finance membantu investor mengembangkan strategi investasi yang lebih baik dengan memperhitungkan faktor psikologis. Ini termasuk diversifikasi portofolio, penggunaan stop-loss orders, dan menghindari reaksi berlebihan terhadap berita pasar.

  1. Perencanaan Keuangan yang Lebih Baik

Dengan memahami bagaimana emosi dan bias mempengaruhi keputusan keuangan, individu dapat membuat rencana keuangan yang lebih rasional dan terencana. Hal ini dapat membantu menghindari keputusan yang impulsif dan merugikan jangka panjang.

  1. Penelitian yang Lebih Komprehensif

Behavioral finance telah menjadi subjek penelitian yang berkembang pesat, membuka pintu untuk penemuan baru tentang perilaku pasar dan perilaku investor. Hal ini mengarah pada pengembangan teori dan model yang lebih kompleks dan akurat dalam memahami dinamika pasar.

 

Konsep Utama dalam Behavioral Finance

Konsep utama dalam behavioral finance menggambarkan bagaimana perilaku manusia dan faktor psikologis memengaruhi pengambilan keputusan finansial. Berikut adalah beberapa konsep kunci yang membentuk landasan disiplin ini:

  1. Mental Accounting

Individu cenderung mengelompokkan dan mengalokasikan dana untuk tujuan tertentu, bahkan jika hal itu tidak rasional dari segi keuangan. Misalnya, seseorang mungkin memisahkan dana yang dialokasikan untuk liburan dari dana darurat, meskipun pada kenyataannya itu adalah uang yang sama.

  1. Herding Behavior

Kecondongan individu untuk mengikuti mayoritas tanpa melakukan penilaian independen. Ini sering terjadi di pasar keuangan, di mana investor sering kali mengikuti tren pasar tanpa melakukan riset mandiri atau pertimbangan rasional.

  1. Emotional Gap

Pengaruh emosi yang kuat pada pengambilan keputusan keuangan. Faktor emosional seperti ketakutan, keserakahan, dan euforia dapat mempengaruhi keputusan finansial dan mengarah pada tindakan yang tidak rasional.

  1. Anchoring

Kecenderungan individu untuk tetap pada angka tertentu sebagai titik referensi dalam pengambilan keputusan keuangan, bahkan jika itu tidak relevan atau rasional. Misalnya, seseorang dapat mempertimbangkan harga pembelian aset sebagai titik referensi, meskipun kondisi pasar telah berubah.

  1. Self-Attribution

Kecenderungan individu untuk menilai kemampuan mereka sendiri lebih tinggi dari orang lain dan mengabaikan masukan atau saran dari pihak lain, termasuk profesional keuangan. Hal ini dapat menyebabkan keputusan finansial yang ceroboh atau tidak terinformasi.

 

Bias-bias Behavioral Finance

Bias-bias dalam behavioral finance mengacu pada pola perilaku atau keputusan finansial yang tidak selalu didasarkan pada logika atau informasi yang tepat. Beberapa bias yang umum ditemui dalam behavioral finance meliputi:

  1. Pengambilan Risiko Berlebihan

Bias ini mendorong individu untuk mengambil risiko yang tidak proporsional terhadap potensi imbal hasil. Hal ini sering kali terjadi karena kurangnya pemahaman tentang risiko investasi atau karena terlalu percaya diri.

  1. Overconfidence Bias

Bias ini menyebabkan individu untuk memiliki keyakinan berlebihan atas kemampuan atau pengetahuan mereka sendiri. Ini bisa mengarah pada pengambilan keputusan yang ceroboh atau kelebihan trading.

  1. Konfirmasi Bias

Individu cenderung mencari informasi yang mendukung keyakinan atau pendapat mereka sendiri, dan mengabaikan informasi yang bertentangan. Hal ini bisa menyebabkan penilaian yang bias dan keputusan yang tidak optimal.

  1. Efek Endowment

Individu cenderung menilai aset yang mereka miliki lebih tinggi daripada nilai sebenarnya, hanya karena mereka memiliki aset tersebut. Ini dapat menghasilkan keputusan yang tidak rasional dalam pengelolaan portofolio investasi.

  1. Kehilangan Aversion

Bias ini menyebabkan individu merasa lebih terpukul oleh kerugian daripada keuntungan yang setara. Hal ini bisa menyebabkan mereka menghindari risiko, bahkan jika potensi keuntungan besar.

Behavioral finance memberikan wawasan yang berharga tentang perilaku dan keputusan investor, serta dampaknya terhadap pasar keuangan. Dengan memahami faktor psikologis yang mempengaruhi pengambilan keputusan, kita dapat mengembangkan strategi investasi yang lebih cerdas, mengelola resiko dengan lebih baik, dan membuat keputusan keuangan yang lebih rasional dan terencana. 

 

Dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian, pengetahuan tentang behavioral finance adalah senjata yang kuat dalam arsenal kita untuk mencapai kesuksesan finansial jangka panjang.

 

Apa kamu tertarik dengan edukasi lain seputar investasi dan keuangan? Kunjungi Reku Kampus sekarang atau download aplikasi Reku di sini!

 

Foto diambil dari Freepik.