MarketTrade
Products
Wallet
Learning Hub
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Reku Kampus

Blog
Teori
Tutorial
Kamus Kripto
Apa Itu Jual Saham? Ini Strategi dan Waktu yang Tepat
Teori
Bagikan!

Apa Itu Jual Saham? Ini Strategi dan Waktu yang Tepat

02 May 2024
6 menit membaca
Apa Itu Jual Saham? Ini Strategi dan Waktu yang Tepat

Jangan asal jual saham ketika harganya sedang naik atau turun. Alih-alih dapat untung, kamu malah bisa mengalami kerugian besar bila salah jual. Ketahui dulu apa itu jual saham dan kapan waktu yang tepat pada artikel berikut ini.

Apa Itu Jual Saham?

Jual saham adalah proses ketika kamu melepaskan bagian kepemilikan kamu dalam suatu perusahaan kepada pihak lain. Ini adalah langkah awal yang penting dalam dunia investasi, saat kamu dapat mengambil bagian dalam pertumbuhan dan perkembangan perusahaan yang kamu investasikan.

Dalam konteks investasi, menjual saham bukanlah keputusan yang bisa diambil secara sembarangan. Hal ini melibatkan pemikiran strategis dan analisis yang matang. 

Salah satu alasan umum untuk menjual saham adalah untuk mendapatkan keuntungan. Ketika harga saham naik, kamu bisa menjualnya dengan harga yang lebih tinggi dari harga beli awal, sehingga kamu mendapatkan keuntungan yang diinginkan.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Jual Saham? 

Berikut adalah faktor-faktor utama yang perlu dipertimbangkan ketika kamu memikirkan kapan waktu yang tepat untuk menjual saham:

1. Kebutuhan Finansial Primer

Kamu mungkin perlu menjual saham untuk memenuhi kebutuhan finansial mendesak, seperti biaya pendidikan, pengobatan tak terduga, atau pembayaran jaminan rumah. Saat sahammu adalah sumber dana terbaik untuk memenuhi kebutuhan ini, menjual saham bisa menjadi pilihan yang masuk akal.

2. Sudah Mendapat Keuntungan

Jika saham yang kamu miliki telah mengalami kenaikan harga yang signifikan dan mencapai target keuntungan yang telah ditetapkan, kamu bisa memutuskan untuk menjualnya dan mengamankan keuntunganmu. Sesungguhnya, ini adalah strategi yang umum dilakukan oleh investor, yaitu untuk mengambil keuntungan dari investasi. 

3. Mengurangi Risiko

Saat kamu mendekati fase penting dalam hidup, kamu mungkin ingin mengurangi tingkat risiko dalam portofolio investasi. Kamu dapat menjual saham yang memiliki risiko tinggi atau sangat fluktuatif untuk beralih ke investasi yang lebih stabil, seperti obligasi atau saham dengan dividen yang stabil.

Contohnya, banyak karyawan muda yang memilih untuk mengalokasikan dana pensiun mereka ke dalam instrumen investasi yang lebih stabil saat mereka memiliki waktu untuk menutupi kerugian yang mungkin terjadi selama penurunan pasar.

4. Fundamental Perusahaan yang Memburuk

Jika fundamental perusahaan tempat kamu berinvestasi mulai memburuk, seperti penurunan laba, peningkatan utang, atau masalah manajemen, mungkin lebih baik untuk menjual saham tersebut. 

Daripada menahan saham perusahaan dengan prospek yang buruk, ini dapat mengakibatkan kerugian yang besar di kemudian hari. Namun, kamu harus pelajari apakah fundamental perusahaan tersebut benar-benar memburuk atau hanya tren sesaat. 

5. Prospek Bisnis Perusahaan Berubah

Bisnis bersifat dinamis, dan perubahan dalam prospek bisnis suatu perusahaan dapat memengaruhi kinerja sahamnya. Jika perusahaan menghadapi perubahan signifikan yang dapat memengaruhi hasil investasimu, pertimbangkan untuk menjual saham.

6. Alasan Pajak

Jika kamu mengalami kerugian dalam beberapa investasimu, pertimbangkanlah untuk menjualnya dan memanfaatkan strategi yang dikenal sebagai tax-loss harvesting. Melalui cara ini, kamu dapat mengimbangi pajak keuntungan modal atas investasi lainnya dengan menggunakan kerugian yang dialami. 

Namun, penting untuk melakukan pertimbangan yang cermat dan memastikan bahwa strategi ini sesuai dengan rencana investasi secara keseluruhan serta mematuhi aturan yang ditetapkan oleh otoritas pajak yang berlaku. 

7. Menyeimbangkan Portofolio

Jika kamu memiliki suatu saham yang performanya sangat bagus, kamu mungkin menyadari bahwa saham tersebut telah menjadi bagian yang cukup besar dari portofolio investasi dibandingkan saat kamu membelinya. 

Jika porsi saham tersebut menjadi terlalu besar dalam portofolio, kamu mungkin mempertimbangkan untuk menjualnya kembali sehingga bobotnya lebih sesuai melalui penyeimbangan portofolio. Ini penting untuk menjaga alokasi yang tepat dalam portofolio investasi dan menghindari risiko terlalu banyak bergantung pada satu saham.

Saham Apa yang Harus Dijual Lebih Dulu?

Ketika kamu memutuskan untuk menjual saham, langkah pertama yang penting adalah memilih saham mana yang harus dijual terlebih dahulu. Berikut adalah panduan untuk memilih saham yang tepat untuk dijual:

1. Saham dengan Kenaikan Tertinggi

Jual saham yang telah mengalami kenaikan nilai paling tinggi untuk mengamankan keuntungan. Namun, perlu diingat bahwa hal ini juga dapat menghasilkan pajak capital gains yang lebih tinggi. 

2. Saham yang Performanya Kurang Baik

Jika ada saham yang terus-menerus performanya buruk tanpa harapan pemulihan, bijaksanalah untuk menjualnya. Kamu dapat menggunakan dana tersebut untuk diinvestasikan ke perusahaan yang lebih potensial. 

3. Saham di Luar Toleransi Risiko Kamu

Jika kamu memegang saham yang terlalu fluktuatif dan melebihi batas toleransi risiko, pertimbangkan untuk menjualnya. Hal ini dapat membantu menyeimbangkan kembali portofolio dengan preferensi risiko kamu.

4. Saham dengan Fundamental yang Berubah

Jika alasan mendasar kamu membeli suatu saham tidak lagi berlaku, seperti perubahan kepemimpinan perusahaan atau pergeseran pasar, pertimbangkan untuk menjual saham tersebut.

Ketika memilih saham yang akan dijual, pertimbangkan strategi portofolio kamu secara keseluruhan, diversifikasi, dan implikasi pajak dari penjualan. Selalu penting untuk meninjau kinerja individual saham dalam konteks tren pasar dan industri.

Alasan untuk Tidak Menjual Saham 

Menurut Forbes, ada beberapa alasan yang sebaiknya tidak menjadi dasar untuk menjual saham secara impulsif. Ini termasuk:

  • Harga Saham Turun: Fluktuasi harga saham sering terjadi tanpa perubahan fundamental pada nilai perusahaan. Menjual hanya karena harga turun bisa menyebabkan kerugian potensial.
  • Pasar Sedang Panik: Peristiwa global atau penurunan pasar sering memicu penjualan panik. Namun, jika fundamental investasi masih baik, ini bisa menjadi kesempatan untuk membeli saham berkualitas dengan harga lebih rendah.
  • Reaksi Terhadap Kabar Buruk: Kabar buruk sementara tidak selalu mencerminkan prospek jangka panjang perusahaan. Menjual berita buruk terlalu dini dapat mengurangi potensi keuntungan.
  • Mencoba Mengatur Waktu Pasar: Mengatur waktu pasar sulit dilakukan dan seringkali mengurangi peluang. Fokuslah pada strategi investasi jangka panjang daripada spekulasi jangka pendek.
  • Tekanan dari Orang Lain: Keputusan investasi harus didasarkan pada tujuan finansial pribadi, bukan tekanan dari orang lain.
  • Kinerja Jangka Pendek yang Buruk: Semua investasi mengalami pasang surut. Menjual karena kinerja buruk dalam jangka pendek bisa merugikan strategi jangka panjang.
  • Terlalu Fokus pada Pajak: Pertimbangan pajak penting, tapi bukan satu-satunya alasan untuk menjual saham.
  • Reaksi Emosional: Keputusan emosional bisa merusak strategi investasi yang terencana dengan baik. Berfokuslah pada penelitian dan tujuan jangka panjang.

Jaga fokus pada tujuan jangka panjang dan lakukan penelitian yang solid sebelum membuat keputusan penjualan saham. Hindari penjualan impulsif dan pertimbangkan nasihat profesional jika diperlukan.

Proses Jual Saham

Berikut adalah langkah-langkah yang perlu kamu ketahui:

  1. Sebelum menjual saham, lakukan penelitian dan analisis mendalam terhadap kondisi pasar, kinerja perusahaan, dan tren industri. Perhatikan juga tujuan investasi kamu dan apakah penjualan saham sesuai dengan strategi jangka panjang kamu.
  2. Tinjau portofolio investasi kamu untuk melihat bagaimana penjualan saham tersebut akan memengaruhi alokasi aset dan risiko keseluruhan portofolio kamu.
  3. Setelah melakukan analisis, tentukan harga jual yang kamu anggap wajar dan sesuai dengan tujuan keuangan kamu. Berbagai faktor seperti harga pasar saat ini, kinerja perusahaan, dan prospek industri harus dipertimbangkan.
  4. Gunakan platform perdagangan saham atau broker untuk melakukan order jual. Pilih jenis order yang sesuai dengan strategi kamu, seperti market order untuk menjual saham dengan harga pasar saat ini atau limit order untuk menentukan harga jual tertentu.
  5. Setelah melakukan order jual, pastikan untuk memeriksa dan mengonfirmasi transaksi secara teliti. Periksa kembali detail harga, jumlah saham yang dijual, dan biaya transaksi yang terkait.
  6. Setelah transaksi selesai, lakukan tindak lanjut dengan memantau pergerakan harga saham dan efek penjualan terhadap portofolio kamu. Evaluasi apakah keputusan jual saham tersebut sesuai dengan harapan dan tujuan investasi kamu.

Kamu bisa menjual saham dengan lebih terarah dan sesuai dengan tujuan investasi kamu. Selain investasi saham, kamu dapat pertimbangkan investasi kripto untuk meningkatkan potensi keuntungan. 

Investasi kripto adalah proses membeli aset kripto seperti Bitcoin, Ethereum, atau altcoin lainnya dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari fluktuasi harga aset tersebut. Cara investasi ini melibatkan pembelian kripto dan menyimpannya dalam dompet digital untuk jangka waktu tertentu, dengan harapan nilai kripto tersebut akan naik sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi di masa depan. Yuk, klik panduan selengkapnya di Market Kripto Reku.

Referensi: