
Key Takeaways
- The law of diminishing return adalah konsep ekonomi yang menyatakan bahwa penambahan satu input produksi (misalnya tenaga kerja), jika dilakukan terus-menerus tanpa menambah input lain, akan menghasilkan output yang makin kecil.
- Prinsip ini pertama kali dikenalkan oleh David Ricardo dan Thomas Malthus, dan awalnya digunakan untuk menjelaskan produktivitas lahan dalam sektor pertanian.
- The law of diminishing return membantu kamu mengambil keputusan yang lebih bijak dalam usaha, pengelolaan waktu, hingga investasi tenaga dan modal.
The law of diminishing return adalah salah satu konsep ekonomi klasik yang menjelaskan bahwa menambah satu faktor produksi secara terus-menerus—sementara faktor lainnya tetap—akan menghasilkan tambahan output yang semakin kecil. Konsep ini sering muncul dalam pengambilan keputusan bisnis, pertanian, hingga manajemen waktu belajar. Meski berasal dari era ekonomi pertanian, prinsip ini masih sangat relevan di zaman sekarang, terutama dalam mengatur efisiensi dan strategi alokasi sumber daya secara optimal.
Apa Itu The Law of Diminishing Return?
The law of diminishing return adalah salah satu konsep fundamental dalam ilmu ekonomi yang sering digunakan untuk menganalisis produktivitas, efisiensi, dan pengambilan keputusan dalam produksi. Secara sederhana, prinsip ini menyatakan bahwa jika satu faktor produksi (seperti tenaga kerja) ditambah secara terus-menerus sementara faktor lain tetap, maka akan tiba saatnya tambahan output yang dihasilkan dari faktor tambahan tersebut akan menurun.
Contohnya, bayangkan kamu punya satu mesin dan terus menambah jumlah pekerja. Awalnya, hasil produksi akan meningkat signifikan. Tapi lama-kelamaan, tambahan satu pekerja justru memberi dampak lebih kecil dibanding sebelumnya. Di titik tertentu, terlalu banyak pekerja malah bisa menyebabkan penurunan produktivitas.
Asal Usul dan Sejarah Konsep Ini
Konsep the law of diminishing return adalah bagian dari teori produksi klasik yang pertama kali diperkenalkan oleh ekonom seperti David Ricardo dan Thomas Malthus di abad ke-18 dan 19. Awalnya digunakan untuk menjelaskan bagaimana produktivitas lahan pertanian bisa menurun jika terus dieksploitasi dengan tenaga kerja tambahan, tanpa menambah lahan atau alat bantu lain.
Seiring waktu, prinsip ini kemudian diperluas ke banyak bidang lain seperti manufaktur, bisnis, bahkan investasi dan pengelolaan aset.
Aplikasi The Law of Diminishing Return dalam Kehidupan Nyata
1. Dunia Bisnis dan Produksi
Misalnya, sebuah pabrik kue memiliki kapasitas maksimum untuk memproduksi 1.000 kue per hari. Awalnya, dengan 5 pekerja, mereka bisa menghasilkan 700 kue. Lalu ditambah jadi 10 pekerja dan hasilnya naik jadi 950. Namun saat ditambah lagi jadi 15 pekerja, hasil hanya bertambah 20 kue saja. Di sini terlihat bahwa tambahan pekerja tidak lagi meningkatkan output secara sebanding.
The law of diminishing return adalah alasan di balik pentingnya efisiensi dalam penambahan sumber daya. Jangan sampai biaya tambahan tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh.
2. Pertanian dan Lahan
Bayangkan kamu menanam padi di lahan satu hektar. Dengan 1 traktor dan 3 pekerja, hasilnya baik. Tapi saat kamu tambah menjadi 10 pekerja tanpa menambah traktor atau lahan, hasilnya justru bisa stagnan atau menurun karena overkapasitas.
3. Pendidikan
Kamu belajar selama 3 jam dan mendapat banyak ilmu. Saat menambah waktu belajar menjadi 5 jam, kamu masih mendapatkan manfaat. Tapi ketika kamu belajar 10 jam tanpa istirahat, konsentrasi menurun, dan hasilnya justru tidak maksimal. Ini juga bagian dari prinsip the law of diminishing return adalah.
Beda dengan Konsep Return to Scale
Sering kali, the law of diminishing return disalahartikan sebagai return to scale. Padahal keduanya berbeda. Return to scale membahas bagaimana output berubah jika semua input berubah secara proporsional (misalnya semua alat dan tenaga kerja ditambah dua kali lipat), sedangkan the law of diminishing return adalah konsep di mana hanya satu input yang berubah sementara yang lain tetap.
Kenapa Penting Memahami Prinsip Ini?
1. Untuk Pengambilan Keputusan
Jika kamu punya usaha kecil dan ingin menambah tenaga kerja, memahami konsep ini bisa mencegah kamu dari pemborosan. Jangan asal menambah orang jika fasilitas atau alat kerjanya tidak ditambah juga.
2. Efisiensi Investasi dan Sumber Daya
Sama seperti dalam produksi, prinsip the law of diminishing return adalah dasar dari strategi alokasi sumber daya yang efisien. Termasuk dalam hal mengelola anggaran, waktu kerja, hingga modal investasi.
Kritik terhadap Konsep The Law of Diminishing Return
Meskipun konsep ini sangat logis dan aplikatif, beberapa ekonom modern menyatakan bahwa dalam era digital dan teknologi tinggi, prinsip ini kadang tidak relevan secara mutlak. Contohnya, penggunaan AI dalam perusahaan bisa meningkatkan efisiensi tanpa mengalami efek penurunan produktivitas dalam jangka pendek.
Namun begitu, secara umum, the law of diminishing return adalah konsep yang masih sangat relevan, terutama dalam bisnis skala kecil dan menengah.
The law of diminishing return adalah prinsip penting yang menjelaskan bahwa menambahkan lebih banyak input ke dalam sistem yang terbatas tidak selalu meningkatkan output secara proporsional. Dalam jangka panjang, justru bisa menurunkan efisiensi jika tidak diimbangi dengan faktor pendukung lainnya.
Dengan memahami konsep ini, kamu bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam alokasi sumber daya, manajemen usaha, hingga investasi waktu dan tenaga. Jadi, sebelum menambah tenaga kerja, alat produksi, atau jam kerja, pastikan kamu tahu batas maksimal produktivitas yang bisa dicapai.
Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang!
Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti Tesla, McDonalds, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!