Kenapa Harga Saham Bisa Berubah Drastis? Temukan Jawabannya di Sini!
Pernahkah kamu bertanya-tanya kenapa harga saham bisa berubah begitu cepat, bahkan dalam hitungan menit? Fluktuasi harga saham adalah hal yang wajar di dunia investasi, dan ada banyak faktor yang mempengaruhi pergerakannya. Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab utama kenapa harga saham bisa naik turun secara drastis, serta bagaimana kamu bisa memahami dinamika ini untuk membuat keputusan investasi yang lebih cerdas. Yuk, simak selengkapnya dan temukan jawaban yang mungkin belum pernah kamu pikirkan sebelumnya!
Faktor-Faktor Penyebab Fluktuasi Harga Saham
Perubahan harga saham yang drastis dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berkaitan langsung dengan perusahaan maupun kondisi eksternal yang lebih luas. Berikut ini adalah faktor-faktor penyebab fluktuasi harga saham.
1. Berita Ekonomi dan Politik
Berita ekonomi dan politik memainkan peran besar dalam perubahan harga saham. Pengumuman kebijakan ekonomi baru, seperti perubahan pajak atau subsidi, bisa langsung mempengaruhi sektor-sektor tertentu di pasar saham. Sebaliknya, ketidakstabilan politik atau berita tentang konflik internasional dapat menciptakan ketidakpastian di pasar, menyebabkan harga saham turun karena investor cenderung menarik dana mereka sebagai langkah berjaga-jaga. Bahkan, rumor atau spekulasi politik saja bisa cukup untuk memicu fluktuasi yang signifikan.
2. Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan adalah salah satu faktor utama yang menentukan harga saham. Laporan keuangan yang menunjukkan peningkatan pendapatan dan laba seringkali diikuti oleh kenaikan harga saham, karena investor melihat prospek positif untuk perusahaan tersebut. Selain itu, peluncuran produk baru, ekspansi ke pasar internasional, atau akuisisi yang strategis juga bisa meningkatkan kepercayaan investor, sehingga harga saham naik. Di sisi lain, penurunan pendapatan, gagal meraih target pasar, atau masalah internal dapat membuat harga saham jatuh. Investor selalu memperhatikan bagaimana perusahaan berkinerja karena ini mencerminkan kesehatan dan potensi masa depannya.
Baca Juga: Memahami Harga Saham dan Cara Menghitung Harga Saham Wajar
3. Sentimen Pasar
Sentimen pasar mencerminkan mood atau perasaan kolektif dari para investor terhadap kondisi ekonomi dan pasar saham secara keseluruhan. Sentimen ini bisa sangat dipengaruhi oleh berita ekonomi, perkembangan politik, serta faktor eksternal lainnya. Ketika sentimen pasar positif, investor cenderung lebih berani mengambil risiko dan membeli saham, mendorong harga saham naik. Namun, ketika sentimen berubah negatif, investor bisa cepat-cepat menjual saham mereka untuk menghindari kerugian, yang akhirnya menyebabkan harga saham turun.
4. Supply dan Demand
Prinsip dasar supply dan demand sangat berperan dalam menentukan harga saham. Ketika banyak investor tertarik membeli saham tertentu, sedangkan jumlah saham yang tersedia di pasar terbatas, harga saham tersebut cenderung naik karena permintaan yang tinggi. Sebaliknya, ketika lebih banyak investor yang ingin menjual saham daripada membelinya, harga saham akan turun karena penawaran melebihi permintaan. Misalnya, sebuah perusahaan yang baru saja mengumumkan inovasi produk revolusioner mungkin melihat lonjakan dalam permintaan sahamnya, menyebabkan harga saham melonjak.
5. Kebijakan Moneter dan Suku Bunga
Kebijakan moneter yang diterapkan oleh bank sentral, terutama terkait dengan suku bunga, bisa sangat mempengaruhi harga saham. Ketika suku bunga dinaikkan, biaya pinjaman untuk perusahaan meningkat, yang dapat mengurangi margin keuntungan mereka dan pada akhirnya menekan harga saham. Selain itu, suku bunga yang lebih tinggi juga membuat investasi di obligasi dan instrumen keuangan lain menjadi lebih menarik dibandingkan saham, sehingga lebih banyak investor yang mungkin beralih dari saham ke instrumen tersebut, menyebabkan harga saham turun. Sebaliknya, ketika suku bunga diturunkan, pinjaman menjadi lebih murah, perusahaan bisa lebih banyak berinvestasi, dan investor cenderung beralih ke pasar saham untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi.
6. Dividen
Dividen merupakan salah satu cara perusahaan membagikan sebagian keuntungannya kepada pemegang saham. Pengumuman dividen yang tinggi seringkali diikuti oleh kenaikan harga saham, karena investor melihat perusahaan tersebut sebagai entitas yang stabil dan menguntungkan. Dividen yang konsisten dan bertumbuh dari waktu ke waktu juga bisa meningkatkan minat investor terhadap saham tersebut, mendorong harga saham naik. Namun, jika sebuah perusahaan memutuskan untuk mengurangi atau menghapus dividen, hal ini bisa dilihat sebagai tanda bahwa perusahaan sedang menghadapi masalah keuangan, yang bisa menyebabkan investor menjual saham mereka dan membuat harga saham turun.
7. Pergantian Manajemen
Perubahan dalam manajemen perusahaan, terutama di tingkat eksekutif seperti CEO atau CFO, dapat mempengaruhi harga saham. Investor seringkali memandang perubahan ini sebagai sinyal tentang arah masa depan perusahaan. Jika manajemen baru dikenal memiliki rekam jejak yang sukses, investor mungkin akan optimis dan mulai membeli saham perusahaan tersebut, mendorong harga saham naik. Sebaliknya, jika investor merasa bahwa manajemen baru kurang berpengalaman atau memiliki reputasi buruk, mereka mungkin akan menjual saham mereka, menyebabkan harga saham turun. Pengaruh pergantian manajemen terhadap harga saham seringkali tergantung pada bagaimana pasar menilai kemampuan pemimpin baru tersebut.
Baca Juga: Mengenal Valuasi Saham: Cara Mudah Menilai Harga Saham di Pasar
8. Peristiwa Global
Peristiwa global, seperti pandemi, bencana alam, atau perubahan iklim ekstrem, bisa memiliki dampak langsung pada harga saham di berbagai sektor. Misalnya, pandemi COVID-19 menyebabkan penurunan drastis harga saham di berbagai sektor, sementara perusahaan teknologi dan layanan kesehatan mengalami kenaikan harga saham karena meningkatnya permintaan akan layanan mereka. Peristiwa global ini seringkali menciptakan ketidakpastian yang besar, sehingga investor mungkin mengambil langkah berjaga-jaga dengan menjual saham untuk menghindari kerugian lebih lanjut.
9. Volume Perdagangan
Volume perdagangan adalah indikator penting yang menunjukkan seberapa banyak saham yang diperdagangkan dalam periode tertentu. Volume yang tinggi menunjukkan minat yang besar dari investor, yang seringkali diikuti oleh peningkatan harga saham karena permintaan yang kuat. Di sisi lain, volume yang rendah bisa menunjukkan bahwa saham tersebut kurang diminati, yang bisa menyebabkan harga saham stagnan atau turun. Volume perdagangan juga bisa digunakan sebagai indikator untuk mengidentifikasi tren pasar; misalnya, peningkatan volume yang disertai dengan kenaikan harga saham bisa menandakan tren bullish yang kuat, sedangkan penurunan volume dengan harga saham yang stagnan bisa menandakan tren yang melemah.
10. Psikologi Investor
Psikologi investor merupakan faktor yang seringkali diabaikan, tetapi memiliki dampak besar terhadap fluktuasi harga saham. Emosi seperti ketakutan dan keserakahan dapat mendorong investor untuk membuat keputusan yang irasional, seperti menjual saham dalam jumlah besar saat pasar jatuh karena panik, atau membeli saham dalam jumlah besar saat harga sedang naik karena euforia. Pergerakan harga saham yang didorong oleh psikologi ini seringkali bersifat sementara, tetapi bisa menyebabkan volatilitas jangka pendek yang signifikan.
Jelajahi Pasar Global dengan Fitur Menarik dari Reku!
Tertarik mulai berinvestasi di perusahaan ternama dunia, seperti Apple, Google, Tesla, Unilever dan 600++ aset saham luar negeri dan ETF lainnya? Yuk download Reku sekarang dan mulai jadi investor aset global!
Foto diambil dari Freepik.