Limit, Market, dan Stop Order: Ini Perbedaannya Biar Nggak Salah Langkah Saat Trading!

Key Takeaways:
- Perbedaan limit order, market order, dan stop order terletak pada cara eksekusi, kontrol harga, dan tujuan penggunaannya.
- Market order digunakan untuk transaksi instan sesuai harga pasar saat ini, cocok saat kamu ingin cepat masuk atau keluar dari pasar.
- Limit order memberi kamu kendali penuh atas harga beli atau jual, ideal untuk strategi entry dan exit yang terencana.
- Stop order berguna sebagai alat proteksi, dengan order aktif hanya saat harga menyentuh level tertentu, seperti untuk membatasi kerugian.
- Kombinasi ketiganya dapat membentuk strategi trading yang lebih aman, fleksibel, dan menguntungkan.
Dalam dunia trading aset kripto, memahami jenis-jenis order adalah fondasi penting yang harus kamu kuasai. Tanpa pemahaman yang baik, kamu bisa saja salah eksekusi, yang berujung pada kerugian. Salah satu hal paling sering ditanyakan oleh trader pemula adalah perbedaan limit order, market order, dan stop order.
Ketiga jenis order ini punya fungsi yang berbeda, meskipun sama-sama digunakan untuk jual beli aset kripto. Supaya strategi trading kamu lebih matang, yuk kita bahas satu per satu sekaligus memahami secara menyeluruh perbedaan jenis order ini.
Apa Itu Market Order?
Sebelum kita bicara soal perbedaan limit order, market order, dan stop order, kita mulai dengan market order. Market order adalah instruksi untuk membeli atau menjual aset kripto dengan harga terbaik yang tersedia di pasar saat itu. Saat kamu menggunakan market order, transaksi akan langsung terjadi tanpa menunggu harga tertentu. Jenis order ini cocok untuk kamu yang ingin eksekusi cepat.
Contoh: Kamu ingin beli Ethereum sekarang juga. Dengan market order, kamu akan mendapat harga terdekat yang tersedia, dan transaksi langsung dieksekusi.
Apa Itu Limit Order?
Berikutnya kita bahas limit order, bagian penting dari pembahasan perbedaan limit order, market order, dan stop order. Limit order adalah instruksi untuk beli atau jual aset di harga yang kamu tentukan sendiri. Transaksi baru akan terjadi kalau harga pasar menyentuh atau melewati harga yang kamu pasang.
Contoh: Kamu ingin beli Bitcoin saat harganya turun ke Rp850 juta. Maka kamu pasang limit buy order di angka tersebut. Order ini tidak akan langsung tereksekusi, tapi akan menunggu hingga harga menyentuh Rp850 juta.
Apa Itu Stop Order?
Stop order adalah jenis order yang aktif hanya jika harga menyentuh level tertentu (disebut stop price). Setelah itu, stop order bisa berubah menjadi market order atau limit order tergantung pengaturannya.
Contoh: Kamu beli aset kripto di harga Rp30 juta dan ingin menghindari kerugian besar. Kamu bisa pasang stop-loss order di Rp28 juta. Jika harga turun ke Rp28 juta, maka order jual akan aktif otomatis.
Perbedaan Limit Order, Market Order, dan Stop Order
Setelah paham definisi masing-masing, sekarang saatnya membandingkan secara langsung. Perbedaan jenis order ini bisa dilihat dari aspek waktu eksekusi, kontrol harga, dan tujuan penggunaannya.
Berikut tabel perbandingan:
Aspek | Market Order | Limit Order | Stop Order |
Eksekusi | Instan | Menunggu harga tertentu | Aktif jika menyentuh stop price |
Kontrol Harga | Tidak ada | Penuh kontrol | Tergantung jenis stop (limit/market) |
Cocok untuk | Aksi cepat, pasar likuid | Strategi harga, entry/exit terencana | Proteksi risiko, pembatasan kerugian |
Risiko Slippage | Tinggi (saat pasar volatile) | Rendah | Bisa tinggi (jika jadi market order) |
Dari sini, perbedaan limit order, market order, dan stop order makin jelas. Setiap jenis order punya keunggulan dan fungsi masing-masing tergantung kebutuhan trader.
Kapan Sebaiknya Menggunakan Masing-Masing Order?
Supaya strategi makin tajam, kamu perlu tahu kapan sebaiknya menggunakan masing-masing. Di sinilah perbedaan limit order, market order, dan stop order berperan besar dalam keputusan kamu:
- Market Order: Gunakan saat ingin segera masuk atau keluar dari pasar, terutama di aset dengan likuiditas tinggi seperti Bitcoin atau Ethereum.
- Limit Order: Cocok buat kamu yang ingin beli di harga lebih rendah dari pasar, atau jual saat harga naik. Ini penting untuk strategi entry/exit.
- Stop Order: Ideal untuk melindungi aset dari kerugian besar. Biasanya digunakan untuk manajemen risiko atau trailing stop.
Dengan memahami situasi yang tepat, kamu bisa memaksimalkan fungsi dari masing-masing jenis order.
Contoh Kombinasi Strategi
Mau lebih fleksibel? Kamu juga bisa menggabungkan tiga jenis order dalam satu strategi.
Contoh:
- Pasang limit buy order untuk beli aset saat harganya turun.
- Setelah beli, pasang stop-loss order untuk membatasi kerugian jika harga turun drastis.
- Jika ingin segera menjual ketika harga naik drastis, gunakan market order.
Dengan kombinasi ini, kamu bisa memanfaatkan perbedaan limit order, market order, dan stop order untuk mengelola risiko sekaligus menangkap peluang.
Memahami perbedaan jenis order ini bukan sekedar teori, tapi bagian penting dari strategi trading yang sukses. Ketiganya punya fungsi unik yang saling melengkapi dalam situasi berbeda. Market order cocok untuk aksi cepat, limit order pas untuk strategi harga yang terencana, dan stop order sangat berguna untuk proteksi dari kerugian besar.
Jadi, jangan hanya fokus pada analisis harga. Pastikan kamu juga menguasai cara eksekusi yang tepat. Karena dalam dunia aset kripto yang serba cepat, tahu perbedaan jenis-jenis order ini bisa jadi keunggulan utama kamu di pasar.
Belajar Crypto untuk Pemula dengan Aplikasi Kripto Reku
Mulai belajar crypto dan trading dengan aplikasi trading crypto Reku yang ramah untuk pemula. Jelajahi berbagai aset kripto dan dapatkan panduan lengkap untuk sukses berinvestasi. Download sekarang dan mulailah!