“In my ABC of Bitcoin investing, I consider not knowing anything before Satoshi paper as a red flag.” – Ken Griffith
Bitcoin dan aset kripto memiliki sejarah yang cukup panjang. Usaha-usaha untuk menciptakan sebuah uang elektronik sudah dimulai jauh sebelum Bitcoin diciptakan. Beberapa usaha bahkan ada yang sempat berhasil mendapatkan banyak pengguna dan bertahan selama hampir 10 tahun.
Tahun-tahun awal (1980 – 2005)
- Uang Elektronik untuk Pembayaran BBM – (1980)
Sejarah awal penggunaan uang elektronik dapat dikatakan terjadi di Belanda pada tahun 1980, ketika seorang pemilik pom bensin menciptakan sebuah kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran karena pom bensin miliknya sering mengalami perampokan. Namun sebelum itu, seorang ahli kriptografi David Chaum, sebenarnya telah melakukan penelitian yang serius untuk mengembangkan sebuah sistem cash elektronik yang dapat melindungi privasi penggunanya.
- Kemunculan dan Kebangkrutan DigiCash – (1980 – 1998)
Entah penggunaan kartu elektronik di pom bensin menjadi penyebab, namun pada tahun yang sama 1980, David Chaum diketahui berpindah ke Belanda dan memulai sebuah proyek uang elektronik DigiCash pada 1989 menyusul makalah yang Ia tulis pada 1983 tentang eCash. Beberapa orang yang memiliki kontribusi terhadap Bitcoin di masa awalnya seperti Nick Szabo, Niels Ferguson, turut menjadi karyawan dari DigiCash pada waktu itu.
DigiCash mendapatkan atensi yang cukup baik dari media dan masyarakat pada waktu itu, namun kesalahan langkah bisnis membuat DigiCash berada dalam masalah dengan Bank Sentral Belanda (De Nederlandsche Bank – DNB). Negosiasi kemudian menghasilkan kesepakatan bahwa DigiCash hanya akan menjual produknya kepada institusi perbankan. Hal ini kemudian diketahui berujung pada kebangkrutan DigiCash yang terjadi pada 1998. Sebelum kebangkrutan tersebut, beberapa perusahaan termasuk Microsoft dan Deutsche Bank sempat tertarik dengan DigiCash. Microsoft bahkan menawarkan 180 juta US dollar untuk menaruh DigiCash di setiap komputer Windows, namun David Chaum berpendapat bahwa uang tersebut tidak akan cukup.
Setelah Bitcoin berkembang, David Chaum sepertinya masih cukup aktif di penelitian dan pengembangan sistem uang terdesentralisasi. Ia juga sempat mendirikan XX Network dan menjadi pembicara pada sebuah acara kripto di Jakarta pada 2020 lalu yang diadakan secara virtual.
- Uang Elektronik Generasi Kedua (1990 – 2005)
Setelah DigiCash, bermunculan banyak proyek yang bergerak di bidang pengembangan uang elektronik, seperti e-gold (1996) oleh Dr. Douglas Jackson dan Barry Downey, B-Money (1998) oleh Wei Dai, dan Hashcash (1990). e-gold merupakan sebuah proyek yang bisa dikatakan paling sukses, bahkan pada tahun 2000 bermunculan pasar exchange independen yang membuat masyarakat semakin mudah mengakses e-gold. Namun, karena e-gold membebaskan semua orang untuk dapat menggunakan produknya tanpa restriksi dan verifikasi, banyak scam bermunculan hingga dugaan penggunaan e-gold untuk pendanaan terorisme. Pada tahun 2005, e-gold harus bermasalah dengan the Fed dan pemerintah Amerika sehingga produknya harus berakhir.
Kemunculan Bitcoin (2008 – 2014)
Sejarah kegagalan yang terjadi memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi usaha pengembangan sistem uang elektronik berikutnya, Bitcoin. Satoshi Nakamoto menyimpulkan bahwa adanya single point of failure, harus dieliminasi dalam sebuah usaha untuk menciptakan sebuah sistem uang elektronik yang berkelanjutan. Sebuah perusahaan dapat mengalami masalah keuangan dan sebuah sistem server terpusat dapat di shutdown oleh pemerintah atau pihak tertentu. Sebab itulah, kemudian bitcoin mengadopsi sebuah sistem terdesentralisasi menggunakan teknologi blockchain. Tidak hanya itu, Satoshi Nakamoto juga kemudian memutuskan untuk menghilangkan pihak terpusat terakhir yang berhubungan dengan Bitcoin, yaitu dirinya sendiri sebagai pencipta.
Bitcoin mengalami perkembangan secara perlahan namun pasti. Setelah blok Bitcoin pertama (genesis block) berhasil ditambang pada 2009, masyarakat di berbagai belahan dunia mulai tertarik untuk turut menjadi penambang Bitcoin. Forum Bitcointalk pun mulai berkembang dan digunakan untuk berdiskusi. Disaat yang bersamaan, exchange juga mulai muncul seperti Bitcoinmarket (Mt. Gox) pada Maret 2010. Keingintahuan para pemerhati teknologi terhadap teknologi Bitcoin pun juga turut meningkat hingga pada 2011, muncul cryptocurrency lain yaitu Namecoin dan Litecoin.
Berkembangnya inovasi dan infrastruktur terdesentralisasi (2014 dan setelahnya)
Proyek pengembangan teknologi Blockchain inovatif seperti Ethereum, Darkcoin, NFT, mulai berkembang. Ethereum memungkinkan penggunaan teknologi blockchain untuk tidak hanya sebatas menciptakan sistem uang namun juga sebagai media untuk menciptakan aplikasi terdesentralisasi dan kontrak yang dapat tereksekusi secara otomatis tanpa verifikasi pihak ketiga. Terobosan teknologi lain juga muncul sebagai alternatif Blockchain seperti Directed Acyclic Graph (DAG) dan Holochain.
Dengan semakin diterimanya Bitcoin dan konsep teknologi terdesentralisasi oleh masyarakat, investasi dan pendanaan riset mulai berdatangan, mengakselerasi penciptaan inovasi dan terobosan teknologi baru. Selain itu, infrastruktur penunjang seperti media edukasi, pasar perdagangan aset kripto, perusahaan pemberi modal khusus proyek kripto, juga semakin berkembang dengan pesat.
Glossary:
- Single point of failure (SPOF): SPOF adalah suatu kondisi lingkungan di mana suatu kegagalan oleh pihak tertentu dapat mengakibatkan kolapsnya sesuatu yang terhubung dalam sistem tersebut. Sebagai contoh, jika suatu nodes dalam blockchain berhenti beroperasi atau melakukan bad behavior maka blockchain tersebut akan kolaps. Karena blockchain didesain agar sustainable, maka idealnya suatu sistem blockchain tidak memiliki single point of failure
- Genesis block: Genesis blok adalah sebutan untuk blok pertama yang dihasilkan oleh suatu sistem blockchain