Investasi
Trade Kripto
Futures
Jelajah
Wallet
Learning Hub
Keamanan & Regulasi
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Reku Kampus

Crypto
Saham
Trading
Investasi
Finansial
Teori
Kamus
Overbought Adalah: Arti, Ciri, dan Cara Membacanya dalam Trading Kripto
Trading
Bagikan!

Overbought Adalah: Arti, Ciri, dan Cara Membacanya dalam Trading Kripto

20 October 2025
4 menit membaca
Overbought Adalah: Arti, Ciri, dan Cara Membacanya dalam Trading Kripto

Dalam dunia trading dan investasi aset kripto, istilah overbought sering muncul ketika membahas pergerakan harga yang naik terlalu cepat. Banyak trader pemula yang penasaran, apa sih arti overbought itu sebenarnya, dan kenapa penting untuk diperhatikan?

Secara sederhana, overbought adalah kondisi ketika harga suatu aset, seperti Bitcoin atau Ethereum, sudah naik terlalu tinggi dalam waktu singkat hingga melebihi nilai wajarnya. Kondisi ini biasanya menjadi sinyal bahwa pasar mulai jenuh beli dan ada kemungkinan harga akan mengalami koreksi atau penurunan.

Memahami overbought adalah hal penting bagi siapa pun yang ingin mengambil keputusan trading dengan lebih bijak. Dengan mengenali tanda-tandanya, kamu bisa tahu kapan waktu terbaik untuk menjual aset dan mengamankan keuntungan sebelum harga berbalik turun.

Apa Itu Overbought

Buat kamu yang mulai belajar trading, istilah overbought adalah salah satu hal penting yang perlu dipahami. Dalam dunia investasi, terutama di pasar saham atau aset kripto, overbought menggambarkan kondisi ketika harga suatu aset sudah naik terlalu tinggi dalam waktu singkat. Biasanya, hal ini disebabkan oleh banyaknya permintaan dari para investor, hingga harga menjadi tidak seimbang dengan nilai wajarnya.

Sederhananya, overbought adalah sinyal bahwa pasar mungkin sudah berada di titik jenuh beli. Saat kondisi ini terjadi, banyak trader akan mulai bersiap untuk menjual asetnya karena mereka memperkirakan harga akan segera turun dalam waktu dekat. Oleh karena itu, mengenali tanda-tanda overbought sangat penting agar kamu tidak terjebak membeli di harga puncak.

Mengapa Overbought Bisa Terjadi

Untuk memahami lebih dalam, kamu perlu tahu penyebab di balik kondisi overbought. Ada beberapa faktor yang memicu hal ini:

1. Sentimen Positif Berlebihan

Ketika berita atau tren positif mengenai suatu aset beredar luas, banyak investor berbondong-bondong membeli aset tersebut. Akibatnya, harga melonjak drastis, menciptakan kondisi overbought.

2. FOMO (Fear of Missing Out)

Banyak trader yang takut ketinggalan momen ketika harga naik cepat. Rasa panik ingin ikut untung membuat harga naik lebih tinggi dari seharusnya.

3. Spekulasi Pasar

Kadang, kenaikan harga tidak disebabkan oleh fundamental yang kuat, tetapi karena spekulasi semata. Ketika itu terjadi, aset bisa menjadi overbought tanpa alasan logis.

Jadi, overbought adalah hasil dari kombinasi psikologi pasar dan reaksi berlebihan terhadap tren harga.

Cara Mengenali Kondisi Overbought

Kamu tidak perlu menebak-nebak kapan pasar sedang overbought. Ada beberapa alat analisis teknikal yang bisa membantu mendeteksinya secara objektif, salah satunya adalah indikator Relative Strength Index (RSI).

1. RSI (Relative Strength Index)

RSI adalah indikator yang paling sering digunakan untuk mengidentifikasi kondisi overbought. RSI memiliki skala 0 hingga 100. Jika nilai RSI berada di atas 70, maka aset tersebut dianggap overbought, sementara di bawah 30 dianggap oversold (terlalu murah).

2. Stochastic Oscillator

Indikator ini juga bisa membantu mengenali sinyal overbought. Biasanya, jika nilai stochastic berada di atas 80, itu menjadi tanda pasar sedang jenuh beli.

3. Pola Candlestick

Selain indikator, kamu juga bisa melihat pola candlestick. Jika harga sering menembus level tertinggi tanpa koreksi yang signifikan, ada kemungkinan pasar sedang overbought.

Dengan memahami ketiga alat di atas, kamu bisa lebih yakin dalam mengambil keputusan saat menghadapi kondisi overbought.

Dampak dari Kondisi Overbought

Kondisi overbought adalah situasi yang bisa menimbulkan efek domino di pasar. Berikut beberapa dampaknya:

1. Potensi Koreksi Harga

Setelah mencapai titik overbought, biasanya harga aset akan mengalami koreksi atau penurunan karena banyak trader mulai menjual untuk ambil untung.

2. Volatilitas Tinggi

Perubahan harga bisa menjadi sangat cepat, sehingga penting bagi kamu untuk tetap berhati-hati agar tidak panik dalam mengambil keputusan.

3. Kesempatan Trading

Meskipun berisiko, kondisi overbought juga bisa menjadi peluang. Trader berpengalaman sering memanfaatkannya untuk melakukan short selling atau menunggu waktu terbaik untuk membeli setelah harga turun.

Cara Mengantisipasi Overbought dalam Trading

Mengetahui arti overbought adalah langkah awal, tapi mengantisipasinya dalam strategi trading juga sama pentingnya. Berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan:

1. Gunakan Indikator RSI Secara Konsisten

Pantau nilai RSI untuk melihat potensi jenuh beli. Jika RSI mulai menembus angka 70, pertimbangkan untuk tidak membeli terlebih dahulu.

2. Diversifikasi Aset

Jangan menaruh semua dana di satu aset saja. Dengan memiliki portofolio yang beragam, risiko akibat kondisi overbought bisa diminimalkan.

3. Gunakan Strategi Dollar-Cost Averaging (DCA)

Dengan DCA, kamu membeli aset secara bertahap di waktu yang berbeda. Cara ini membantu menyeimbangkan harga beli rata-rata dan mengurangi risiko membeli di puncak harga.

4. Tetap Pahami Fundamental Aset

Jangan hanya fokus pada sinyal teknikal. Pastikan aset yang kamu beli memiliki fundamental yang kuat agar tetap berpotensi tumbuh meski sedang terkoreksi.

Contoh Kasus Overbought di Pasar Kripto

Sebagai contoh, ketika harga Bitcoin melonjak tajam hingga menyentuh titik tertinggi dalam sejarahnya, banyak analis mencatat bahwa nilai RSI-nya berada di atas 70. Kondisi ini menandakan overbought, dan tak lama kemudian, harga mengalami koreksi signifikan. Dari situ bisa disimpulkan bahwa memahami overbought adalah hal krusial agar kamu bisa meminimalkan risiko dan tidak ikut terbawa euforia pasar.

Secara sederhana, overbought adalah sinyal bahwa harga suatu aset sudah terlalu tinggi dan berpotensi turun. Kondisi ini sering dipicu oleh sentimen pasar yang terlalu optimis, FOMO, atau spekulasi berlebihan. Dengan menggunakan indikator seperti RSI dan memahami pola pergerakan harga, kamu bisa membaca sinyal overbought dengan lebih akurat.

Bagi kamu yang ingin lebih bijak dalam berinvestasi aset kripto, pahami bahwa mengenali tanda overbought bukan hanya soal kapan menjual, tapi juga soal mengatur strategi agar tetap rasional dalam pasar yang dinamis.

Aplikasi Crypto Indonesia untuk Staking dan Trading

Gabung bersama jutaan pengguna lain di Reku, aplikasi crypto Indonesia yang menawarkan fitur staking crypto dan trading yang aman. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi!

 

Kasih Maharani
PenulisKasih Maharani
Bagikan!
Artikel Terkait
    Apa Perbedaan Oversold dan Overbought? Dan Bagaimana Cara Mengukurnya?
  1. Apa Perbedaan Oversold dan Overbought? Dan Bagaimana Cara Mengukurnya?
  2. 20 October 2025
    1 menit membaca
    Trading
    Cara Memilih Aplikasi Trading Crypto Futures Terbaik untuk Maksimalkan Profit
  3. Cara Memilih Aplikasi Trading Crypto Futures Terbaik untuk Maksimalkan Profit
  4. 09 October 2025
    1 menit membaca
    Trading
Analisis
Liat analisis pasar hingga makro secara mendalam dan lengkap
Blog
Pelajari lebih lanjut strategi investasi dan serba-serbi dunia finansial
FAQ
Cari tahu berbagai berita kripto dan saham terbaru
Market
Mulai jelajahi dan investasi aset Crypto dan Saham AS di Reku