Investasi
Market
Learning Hub
Keamanan
Biaya
Lainnya
Unduh Aplikasi Reku
google-icon

Reku Kampus

Crypto
Saham
Trading
Investasi
Finansial
Teori
Kamus
15 Saham yang Akan Naik 2026 Layak Masuk Watchlist Investor
Saham
Bagikan!

15 Saham yang Akan Naik 2026 Layak Masuk Watchlist Investor

10 December 2025
6 menit membaca
15 Saham yang Akan Naik 2026 Layak Masuk Watchlist Investor

Memasuki fase pemulihan ekonomi global dan transisi menuju era teknologi yang lebih matang, banyak investor mulai mencari saham yang akan naik 2026 sebagai strategi jangka menengah hingga panjang. Tahun 2026 diperkirakan menjadi periode penting, di mana efek penurunan suku bunga, stabilisasi inflasi, dan pertumbuhan sektor teknologi kembali terasa.

Berbeda dengan pendekatan spekulatif jangka pendek, memilih saham yang akan naik 2026 membutuhkan analisis fundamental, pemahaman tren industri, serta kemampuan membaca arah kebijakan global. Artikel ini membahas beberapa saham global yang dinilai memiliki potensi pertumbuhan kuat menuju 2026, lengkap dengan alasan dan prospek bisnisnya.

Kenapa 2026 Menjadi Tahun Penting bagi Pasar Saham?

Banyak analis melihat 2026 sebagai fase lanjutan dari recovery cycle pasca pengetatan moneter. Ketika tekanan suku bunga mulai mereda, sektor konsumsi, teknologi, dan industri akan kembali mendapatkan ruang ekspansi.

Dalam konteks ini, saham yang akan naik 2026 umumnya berasal dari perusahaan dengan neraca kuat, posisi pasar dominan, dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan teknologi maupun pola konsumsi global.

Kriteria Memilih Saham yang Akan Naik 2026

Sebelum masuk ke daftar saham, ada beberapa kriteria utama dalam menilai saham yang akan naik 2026:

  1. Fundamental bisnis yang solid
  2. Model bisnis berkelanjutan
  3. Exposure ke tren global (AI, digitalisasi, kesehatan, luxury goods)
  4. Valuasi yang masih masuk akal
  5. Manajemen dan inovasi jangka panjang

Dengan pendekatan ini, peluang memilih saham yang akan naik 2026 menjadi lebih rasional dan terukur.

15 Daftar Saham yang Akan Naik 2026 dan Alasannya

1. Meta Platforms (META)

META masih menjadi kandidat kuat saham yang akan naik 2026 berkat dominasi di social media, iklan digital, dan pengembangan AI. Fokus pada efisiensi biaya dan monetisasi Reels membuat margin perusahaan kembali membaik. Selain itu, investasi AI jangka panjang berpotensi menjadi mesin pertumbuhan baru.

2. Novo Nordisk (NVO)

NVO menempati posisi strategis di sektor healthcare global. Produk unggulan di bidang diabetes dan weight-loss menjadikan NVO sebagai saham yang akan naik 2026 dengan permintaan struktural yang terus meningkat, terutama di negara maju.

3. Lennar Corporation (LEN)

Sebagai salah satu raksasa properti AS, LEN diuntungkan dari kebutuhan perumahan yang masih tinggi. Saat suku bunga mulai turun, sektor properti berpotensi rebound, menjadikan LEN sebagai saham yang akan naik 2026 dari sektor real estate.

4. PayPal (PYPL)

Setelah fase tekanan valuasi, PYPL mulai menunjukkan perbaikan fundamental. Inovasi di layanan pembayaran digital dan fokus pada profitabilitas menjadikan PYPL menarik sebagai saham yang akan naik 2026, terutama jika konsumsi digital kembali meningkat.

5. JD.com (JD)

JD memiliki ekosistem logistik yang kuat di China. Ketika ekonomi China mulai stabil, JD berpotensi mendapatkan momentum baru. Dengan efisiensi supply chain yang unggul, JD masuk radar saham yang akan naik 2026 dari sektor e-commerce Asia.

6. Alphabet (GOOG)

GOOG hampir selalu masuk daftar saham yang akan naik 2026 karena dominasinya di search engine, iklan digital, cloud, dan AI. Integrasi AI ke produk Google menjadi katalis utama pertumbuhan jangka menengah.

7. Baidu (BIDU)

BIDU sering disebut sebagai “Google-nya China”. Fokus pada AI, autonomous driving, dan cloud membuat BIDU menjadi saham yang akan naik 2026 dengan eksposur teknologi masa depan yang kuat.

8. Ferrari (RACE)

RACE adalah contoh saham luxury dengan pricing power luar biasa. Permintaan supercar yang stabil dan brand eksklusif menjadikan RACE sebagai saham yang akan naik 2026 dengan risiko lebih defensif dibanding sektor cyclical lain.

9. Grab Holdings (GRAB)

Sebagai super app Asia Tenggara, GRAB memiliki potensi besar dari digital payments, ride-hailing, dan food delivery. Fokus menuju profitabilitas membuat GRAB masuk daftar saham yang akan naik 2026 berbasis pertumbuhan emerging market.

10. Lululemon (LULU)

LULU terus memperluas pasar global dengan brand positioning yang kuat di athleisure. Dengan konsumen premium yang loyal, LULU dinilai sebagai saham yang akan naik 2026 dari sektor consumer lifestyle.

11. Pfizer Inc (PFE)

Pfizer merupakan raksasa farmasi global yang saat ini diperdagangkan pada valuasi relatif murah dibandingkan sesama big pharma, dengan forward P/E sekitar 15x dan P/B 1,5x. Diskon ini membuka peluang bagi investor yang mencari saham defensif berbasis fundamental. Portofolio produk Pfizer yang luas, didukung oleh pipeline riset yang berkelanjutan, memberi fondasi pertumbuhan jangka panjang.

Penjualan obat unggulan tetap konsisten, sementara pengembangan vaksin dan efisiensi operasional membantu menjaga arus kas. Pada Q3 2025, Pfizer membukukan pendapatan US$16,7 miliar dan EPS non-GAAP US$0,87, melampaui ekspektasi pasar. Kenaikan target EPS 2025 ke kisaran US$3,00–3,15 mencerminkan kepercayaan manajemen terhadap stabilitas dan kualitas laba ke depan.

12. HP Inc (HPQ)

HP Inc sering dikategorikan sebagai perusahaan teknologi “lama” karena fokusnya di PC dan printer, dua segmen yang lama dianggap menurun. Namun, dinamika 2025 mulai mengubah narasi tersebut. Dengan valuasi rendah di sekitar P/E 9,3x, HP justru menunjukkan ketahanan bisnis melalui pemulihan pasar PC dan stabilitas pendapatan printer yang ditopang kontrak korporasi serta model recurring.

Pada Q3 FY2025, HP mencatat pendapatan US$13,94 miliar (+3,1% YoY) dan EPS GAAP US$0,80 (+23% YoY). Arus kas operasional sebesar US$1,83 miliar memperkuat kemampuan buyback dan menjaga neraca tetap solid. Fokus manajemen pada efisiensi biaya, perbaikan mix produk, serta lini printer multi-fungsi membuat HPQ lebih layak dipandang sebagai saham teknologi defensif dengan basis arus kas kuat, bukan bisnis yang tergerus zaman.

13. Uber Technologies Inc (UBER)

Uber masih memegang posisi dominan sebagai marketplace ride-hailing dan delivery global, bahkan di tengah kekhawatiran pasar terhadap perkembangan kendaraan otonom. Meski sahamnya sempat terkoreksi sekitar 15% dari puncak, kekhawatiran terhadap pesaing AV seperti Waymo dinilai berlebihan. Skala operasi Uber jauh lebih besar, dengan sekitar satu juta perjalanan setiap 40 menit, dibandingkan Waymo yang baru mencatat sekitar satu juta perjalanan per bulan. Dengan valuasi sekitar PE 10x, saham ini terlihat atraktif mengingat margin yang terus membaik, free cash flow yang kuat, serta estimasi ROIC sekitar 25%.

Pada Q3 2025, Uber mencatat 3,5 miliar trip (+22% YoY), gross bookings US$49,7 miliar (+21% YoY), dan pendapatan US$13,5 miliar (+20% YoY). Adjusted EBITDA melonjak 33% YoY menjadi US$2,3 miliar, sementara free cash flow mencapai US$2,2 miliar. Ekspansi Uber Direct dan integrasi dengan Shopify menambah jalur pertumbuhan baru, memperkuat tesis bahwa Uber bukan sekadar spekulasi AV, melainkan bisnis dengan arus kas nyata dan potensi kenaikan harga saham hingga sekitar 50%.

14. Pinterest (PINS)

Pinterest berkembang dari sekadar platform inspirasi visual menjadi pemain yang semakin serius di ranah AI-driven shopping dan periklanan. Sahamnya kerap dinilai undervalued karena monetisasi iklan belum seagresif pesaing besar seperti Instagram, meski basis pengguna dan engagement terus tumbuh. Pada Q3 2025, Pinterest mencatat pendapatan sekitar US$1,049 miliar (+17% YoY), dengan jumlah pengguna aktif bulanan global menembus rekor 600 juta (+12% YoY).

Dari sisi profitabilitas, perusahaan membukukan GAAP net income US$92 juta dan adjusted EBITDA sekitar US$306 juta dengan margin 29%. Free cash flow sebesar US$318 juta menunjukkan kualitas arus kas yang solid. Meski EPS non-GAAP US$0,38 memicu reaksi pasar yang beragam, fokus Pinterest pada peningkatan monetisasi melalui AI dan iklan berbasis performa tetap membuka peluang rerating valuasi (PE 9x, PB 3,6x) dalam jangka menengah, selama pertumbuhan pengguna dan pendapatan per pengguna dapat dipertahankan.

15. Allstate (ALL)

Allstate, salah satu pemain utama asuransi properti dan kendaraan di AS, sempat menghadapi tekanan besar akibat lonjakan klaim dan biaya perbaikan dalam dua tahun terakhir. Dampak tersebut membuat valuasi saham terdiskon, dengan P/E sekitar 6,7x dan P/B 2x. Memasuki 2025, kondisi mulai berbalik.

Penyesuaian premi sekitar 6% dan pengetatan underwriting mulai memulihkan profitabilitas inti. Pada Q3 2025, Allstate mencatat laba bersih US$3,7 miliar, melonjak dari US$1,2 miliar pada periode sebelumnya. Combined ratio membaik drastis ke 80,1%, arus kas underwriting kembali positif, dan kebijakan dividen serta buyback tetap berjalan. Dengan disiplin harga dan risiko yang lebih ketat, ALL kini tampak sebagai saham siklikal yang telah melewati fase terburuk dan berpotensi mendapatkan revaluasi seiring membaiknya fundamental.

Strategi Menghadapi Saham Menuju 2026

Dalam membangun portofolio saham yang akan naik 2026, diversifikasi tetap menjadi kunci. Mengombinasikan sektor teknologi, healthcare, consumer, dan industrial bisa membantu menyeimbangkan risiko.

Selain itu, pendekatan bertahap seperti akumulasi berkala lebih cocok dibanding all-in, terutama menghadapi volatilitas jangka pendek.

Mencari saham yang akan naik 2026 bukan tentang menebak harga tertinggi, melainkan memahami kualitas bisnis dan tren jangka panjang. Saham seperti META, GOOG, NVO, hingga RACE menunjukkan kombinasi fundamental kuat dan peluang pertumbuhan yang relevan menuju 2026.

Dengan riset yang matang dan manajemen risiko yang disiplin, peluang memanfaatkan saham yang akan naik 2026 bisa menjadi strategi investasi yang lebih rasional dan berkelanjutan.

Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang! 

Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti Tesla, McDonalds, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!

Kasih Maharani
PenulisKasih Maharani
Bagikan!
Artikel Terkait
    10 Saham Blue Chip 2026 yang Layak Dipertimbangkan Investor
  1. 10 Saham Blue Chip 2026 yang Layak Dipertimbangkan Investor
  2. 10 December 2025
    1 menit membaca
    Saham
    Perbedaan Saham Blue Chip dan Second Liner: Mana yang Cocok untuk Strategi Investasimu?
  3. Perbedaan Saham Blue Chip dan Second Liner: Mana yang Cocok untuk Strategi Investasimu?
  4. 02 December 2025
    1 menit membaca
    Saham
Analisis
Analisa pasar yang mendalam
Blog
Pelajari lebih lanjut strategi investasi dan serba-serbi dunia finansial
FAQ
Cari tahu berbagai berita kripto dan saham terbaru
Market
Mulai jelajahi dan investasi aset Crypto dan Saham AS di Reku