Pasokan BTC di Bursa Minim, Harga Siap Naik?

Pasar kripto kembali dihebohkan oleh satu data penting: pasokan Bitcoin di bursa kripto kini berada di titik terendah dalam tujuh tahun terakhir. Menurut data dari CryptoQuant, hanya ada sekitar 2,488 juta BTC yang tersimpan di bursa per 25 April 2025. Meski sempat naik sedikit menjadi 2,492 juta BTC, angka ini tetap menjadi perhatian serius banyak investor dan analis. Tapi, mengapa data ini begitu penting dan kenapa banyak yang mengaitkannya dengan sinyal bullish?
Mengapa Pasokan Bitcoin di Bursa yang Rendah Itu Penting?
Bayangkan bursa kripto sebagai “pasar” tempat orang bisa langsung menjual dan membeli Bitcoin. Jika banyak orang menyimpan BTC mereka di bursa, itu artinya mereka siap untuk memperjualbelikannya kapan saja. Tapi saat Bitcoin mulai ditarik dari bursa dan disimpan di wallet pribadi, itu bisa menjadi tanda bahwa pemiliknya tak berniat menjual dalam waktu dekat.
Penarikan Bitcoin dari bursa bisa menunjukkan bahwa semakin banyak investor memilih untuk menyimpannya dalam jangka panjang (atau yang biasa dikenal dengan istilah “HODLing”). Selain itu, banyak juga yang mulai menyadari risiko menyimpan aset di bursa—seperti potensi peretasan atau kebangkrutan platform—dan memilih untuk mengendalikan sendiri aset mereka melalui dompet pribadi. Yang paling penting, semakin sedikit Bitcoin tersedia di bursa berarti tekanan jual bisa berkurang, dan hal ini dapat membuka jalan bagi potensi kenaikan harga.
Apakah Kita Akan Mengalami Supply Shock?
Supply shock adalah kondisi ketika permintaan terhadap suatu aset jauh melebihi pasokan yang tersedia. Dalam konteks Bitcoin, ini bisa terjadi karena beberapa faktor unik yang dimilikinya. Pertama, Bitcoin hanya akan ada sebanyak 21 juta koin—itu adalah batas maksimalnya, dan tidak bisa ditambah. Kedua, setiap empat tahun sekali terjadi halving, yaitu pengurangan jumlah Bitcoin baru yang masuk ke pasar. Ketiga, saat ini semakin banyak Bitcoin yang berpindah ke dompet yang jarang atau bahkan tidak pernah digunakan untuk transaksi—menandakan kecenderungan untuk menyimpannya dalam jangka panjang.
Jika kondisi seperti ini terus berlangsung—pasokan semakin ketat, sementara permintaan (baik dari investor ritel maupun institusi seperti ETF Bitcoin) terus meningkat—maka potensi terjadinya supply shock bisa jadi bukan lagi teori, melainkan kenyataan. Dan ketika pasokan terbatas bertemu dengan permintaan tinggi, harga biasanya akan bereaksi naik.
Apa yang Terjadi Saat Pasokan Bitcoin di Bursa Rendah 7 Tahun Lalu?
Menariknya, terakhir kali pasokan Bitcoin di bursa serendah ini adalah sekitar tahun 2017. Kita tentu ingat, itu adalah tahun di mana Bitcoin naik drastis dan mencapai rekor tertinggi saat itu di angka $20.000. Meski masa lalu tidak bisa dijadikan patokan pasti untuk masa depan, pola ini tetap memberikan kita gambaran bahwa penurunan pasokan di bursa cenderung terjadi bersamaan dengan periode akumulasi dan lonjakan harga.
Artinya, ketika banyak investor memilih menarik BTC mereka dari bursa, pasar sedang bersiap menghadapi sesuatu. Bukan panic selling, tapi justru akumulasi dalam diam.
Lalu, Apa yang Harus Kita Lakukan?
Pertama, penting untuk diingat bahwa data ini memang mengisyaratkan sinyal bullish, tapi itu bukan jaminan bahwa harga pasti akan naik dalam waktu dekat. Pasar kripto sangat kompleks, dan banyak faktor lain yang juga memengaruhi pergerakan harga seperti kebijakan makroekonomi, berita regulasi, dan sentimen pasar secara keseluruhan.
Kedua, ini adalah momen yang tepat untuk mengenal lebih jauh tentang analisis on-chain. Melihat data dari blockchain, seperti jumlah Bitcoin di bursa, volume transaksi, dan aktivitas penambang bisa memberi kita wawasan yang berbeda dari sekadar melihat grafik harga.
Ketiga, kalau kamu termasuk investor jangka panjang, tren penarikan BTC dari bursa ini bisa jadi pengingat penting soal keamanan aset. Menyimpan Bitcoin di dompet pribadi memberikan kontrol penuh atas asetmu, asalkan kamu juga tahu cara mengelola kunci privatnya dengan aman.
Terakhir, seperti biasa—lakukan riset sendiri (DYOR). Jangan hanya mengandalkan satu indikator untuk mengambil keputusan investasi. Gabungkan data on-chain, analisis teknikal, dan berita pasar untuk mendapatkan gambaran yang lebih utuh.
Kesimpulan
Penurunan pasokan Bitcoin di bursa ke titik terendah dalam tujuh tahun bukan hanya angka statistik biasa. Ini mencerminkan keyakinan para pemegang aset terhadap masa depan Bitcoin. Mereka tidak hanya menunggu lonjakan harga—mereka menyiapkan diri untuk itu. Jika permintaan terus bertumbuh dan pasokan tetap terbatas, bukan tidak mungkin kita akan melihat fase harga baru yang lebih tinggi. Meski arah harga tidak bisa dipastikan, data ini memberi kita alasan yang kuat untuk memperhatikan lebih dekat arah pasar ke depan.
Cek Harga BTC Hari Ini!
Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto.
Dengan melakukan perdagangan aset kripto berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.