Robinhood Ingin Jadikan Semua Orang Investor, Mulai dari Gen Z hingga Bayi yang Baru Lahir
Robinhood Markets Inc., broker online yang identik dengan era saham meme dan investor muda, sedang memasuki babak baru. Setelah sempat terpuruk akibat kontroversi, kini Robinhood kembali naik daun — sahamnya melonjak 504% sejak kemenangan Donald Trump dan baru saja masuk ke indeks S&P 500, menggantikan Caesars Entertainment.

Bagi CEO Vlad Tenev, ini bukan hanya kebangkitan bisnis, tapi juga awal dari visi yang lebih besar: menjadikan Robinhood relevan lintas generasi — mulai dari Gen Z, hingga… bayi.
Dari “Demokratisasi Investasi” hingga Generasi Baru Investor
Ketika diluncurkan pada 2014, Robinhood membawa semangat “democratize investing” dengan inovasi besar: transaksi saham tanpa biaya. Aplikasi yang dibuat Tenev dan Baiju Bhatt ini menggabungkan desain ala media sosial dengan akses mudah bagi semua orang — terutama generasi muda yang lelah dengan sistem keuangan lama.
Hasilnya? Luar biasa.
Menurut data Federal Reserve, dari 2016 hingga 2022, kelompok usia di bawah 35 tahun beralih dari yang paling jarang memiliki akun investasi menjadi yang paling banyak. Kini, 27 juta pengguna menggunakan Robinhood untuk membeli saham, memperdagangkan kripto, hingga bertaruh olahraga melalui kontrak derivatif.

Namun kesuksesan itu juga diiringi kontroversi besar:
- Fitur opsi trading membuka peluang besar, tapi juga memperbesar risiko rugi bagi investor pemula.
- Kasus tragis seorang pengguna berusia 20 tahun yang bunuh diri karena salah paham saldo akun menjadi sorotan global.
- Drama GameStop 2021, di mana Robinhood menghentikan perdagangan di puncak euforia saham meme, membuat Tenev harus memberi kesaksian di depan Kongres AS.
Dari Krisis ke Rehabilitasi
Pasca badai tersebut, Robinhood menjalani fase “dewasa” ala Silicon Valley. Tenev merekrut Dan Gallagher (mantan komisioner SEC) sebagai penasihat hukum dan Steve Quirk, veteran industri 35 tahun, untuk memperkuat operasional. Sejak 2020, perusahaan telah membayar lebih dari $257 juta dalam denda dan penyelesaian hukum.
Kini, di bawah regulasi yang lebih ketat dan tata kelola yang lebih solid, Robinhood mulai mendapatkan kembali kepercayaan publik dan regulator.
Strategi Baru: Bayi, 401(k), dan Generasi Z
Dengan lebih dari setengah pendapatannya masih bergantung pada aktivitas trading (dibanding hanya 16% di Charles Schwab), Robinhood sadar ia perlu bertransformasi menjadi perusahaan keuangan yang lebih stabil.
Langkah barunya termasuk:
- Akun pensiun (401k) dan rekening tabungan bunga tinggi,
- Akuisisi TradePMR, jaringan penasihat investasi profesional,
- Dan yang paling ambisius: rencana akun investasi $1.000 untuk setiap bayi yang lahir di AS setelah 4 Juli 2026, bagian dari kebijakan ekonomi era Trump.
“Langkah terbaik kami untuk mendapatkannya adalah sejak awal — sejak mereka lahir,” ujar Tenev, menegaskan bahwa loyalitas generasi berikutnya harus dibangun dari nol.
Antara Investasi dan Hiburan
Meski tengah membangun citra baru yang “serius,” Robinhood tetap memelihara daya tarik hiburannya. Aplikasi ini kini menampilkan:
- Layanan sports betting berbasis derivatif,
- Feed sosial seperti media sosial tempat pengguna bisa membagikan dan meniru transaksi orang lain,
- Hingga promosi unik seperti undi-undi emas batangan dan layanan pengantaran uang tunai ke rumah.
Kritikus menilai langkah ini semakin kabur antara investasi dan perjudian.
“Investasi seharusnya bukan tentang dopamin, tapi tentang serotonin,” ujar Andy Reed dari Vanguard, menegaskan perbedaan antara kesenangan instan dan kepuasan jangka panjang.
Namun bagi Tenev, perbedaan itu tidak mutlak:
“Tidak ada salahnya menjual memecoin di samping akun pensiun. Seperti supermarket yang menjual wortel dan donat — semua punya tempatnya.”
Ekspansi ke Eropa dan Tokenisasi Saham
Robinhood juga memperluas sayap ke Eropa dengan memperkenalkan tokenized equities — saham berbasis blockchain yang mencerminkan nilai perusahaan sesungguhnya.
Sebagai promosi, mereka bahkan membagikan token terkait OpenAI, meskipun Sam Altman menolak hubungan resmi dengan inisiatif itu. Ironisnya, saham Robinhood justru naik 14% ke rekor tertinggi setelah peluncuran itu.
Dari Antiestablishment ke Arus Utama
Robinhood kini menjadi bagian dari sistem yang dulu coba ia “ganggu.”
Dengan masuknya ke S&P 500, Robinhood berdiri sejajar dengan raksasa mapan seperti Apple dan JPMorgan — simbol bahwa “pemberontak finansial” ini telah diterima arus utama.
Paradoksnya, keberhasilan Robinhood menghapus biaya trading justru membuat seluruh industri mengikuti jejaknya. Kini, bahkan Vanguard dan Schwab pun menawarkan perdagangan tanpa biaya — dunia yang diciptakan oleh Robinhood, suka atau tidak.
“Kapitalisme sedang diserang,” kata Tenev. “Tapi kami di sini untuk membelanya.”
Reku Takeaway
Robinhood telah melalui fase euforia, tragedi, dan transformasi. Kini, perusahaan yang dulu dianggap “mainan investor amatir” tengah berevolusi menjadi pemain besar dalam sistem keuangan global — lengkap dengan visi membangun investor sejak bayi.
Apakah strategi ini akan membawa Robinhood menjadi “Schwab-nya generasi digital”, atau justru mengulang kesalahan lama dalam kemasan baru? Waktu — dan mungkin generasi berikutnya — yang akan menjawabnya.
Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang!
Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti NVIDIA, Intel, AMD, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!
Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.
Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.

