Invest
Trade Crypto
Explore
Wallet
Learning Hub
Regulation & Security
Download Reku Apps
google-icon

Analysis

Publikasi (Deep Dives)
Analisa Kripto
Analisa Makro
Ringkasan Reku
Update Saham AS
Analisa Saham AS
Update Kripto
Tahun 2025: Apa yang Diharapkan Investor dari Pasar Saham AS?
Analisa Saham AS
Share!

Tahun 2025: Apa yang Diharapkan Investor dari Pasar Saham AS?

09 January 2025
3 min read
Tahun 2025: Apa yang Diharapkan Investor dari Pasar Saham AS?

Performa 2024

Tahun 2024 menjadi salah satu tahun yang menguntungkan bagi pasar saham, dengan indeks S&P 500 naik 23%. Ini adalah tahun kedua berturut-turut yang menunjukkan kinerja positif, setelah kenaikan 24% di tahun 2023. Namun, bagaimana prospek pasar saham di tahun 2025? Artikel ini akan mengulas beberapa poin utama mengenai outlook pasar saham, termasuk premi risiko ekuitas (equity risk premium), valuasi, sentimen korporasi, dan dampak suku bunga terhadap pasar saham.

Premi Risiko Ekuitas (Equity Risk Premium)

Premi risiko ekuitas, atau equity risk premium, adalah imbal hasil tambahan yang diterima investor ketika berinvestasi di pasar saham dibandingkan dengan investasi pada aset bebas risiko (risk-free) seperti obligasi pemerintah. Premi ini menjadi kompensasi atas risiko yang lebih tinggi dalam investasi ekuitas.

Saat ini, premi risiko ekuitas berada di persentil ke-67 jika dibandingkan dengan data sejak tahun 2000, dan persentil ke-94 jika dibandingkan dengan data sejak tahun 2010. Artinya, imbal hasil tambahan yang diterima investor relatif rendah, sehingga investasi di pasar saham saat ini mungkin kurang menarik bagi sebagian investor yang mencari risiko yang sepadan dengan potensi keuntungan.

Valuasi Pasar

Indeks S&P 500 saat ini diperdagangkan pada valuasi forward multiple yang mendekati batas atas dari kisaran historisnya. Dengan kata lain, potensi ekspansi valuasi lebih lanjut di tingkat indeks mungkin terbatas pada tahun 2025. Oleh karena itu, sebagian besar kenaikan indeks S&P 500 di tahun mendatang kemungkinan besar akan didorong oleh pertumbuhan pendapatan perusahaan (earnings growth).

Namun, valuasi tinggi di level indeks sebagian besar disebabkan oleh 10 saham terbesar di S&P 500, yang diperdagangkan pada rasio P/E (price-to-earnings ratio) forward sebesar 30,3x. Ini jauh di atas rata-rata historis sejak 1995. Meski demikian, tidak seperti dot-com bubble tahun 2000, valuasi tinggi ini didukung oleh peningkatan profitabilitas perusahaan.

Sementara itu, S&P 500 di luar 10 saham terbesar, S&P 400 (mid caps), dan S&P 600 (small caps) masih diperdagangkan pada valuasi yang lebih wajar, dengan rasio P/E forward masing-masing sebesar 18,8x, 16,7x, dan 16,6x. Hal ini menunjukkan bahwa di luar saham-saham terbesar, terdapat peluang investasi yang lebih menarik bagi investor.

Sentimen Korporasi

Sentimen perusahaan terhadap pendapatan (earnings) dan margin menunjukkan optimisme yang tinggi. Sentimen terhadap pendapatan berada di persentil ke-96, sementara sentimen terhadap margin berada di persentil ke-98 sejak tahun 2010. Hal ini mencerminkan pandangan positif dari perusahaan-perusahaan terhadap potensi pertumbuhan laba dan efisiensi biaya di tahun 2025.

Optimisme ini menjadi sinyal kuat bahwa banyak perusahaan melihat peluang pertumbuhan di tengah tantangan ekonomi global. Sentimen yang kuat ini dapat menjadi katalis positif bagi pasar saham.


Dampak Suku Bunga

Pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Desember 2024 memicu repricing terhadap ekspektasi pemotongan suku bunga di tahun 2025. Saat ini, pasar hanya memperkirakan satu kali pemotongan suku bunga pada tahun tersebut. Namun, pandangan konservatif ini membuka peluang adanya kejutan positif jika pemotongan suku bunga ternyata lebih banyak dari yang diantisipasi.

Secara keseluruhan, tren suku bunga menunjukkan arah penurunan tidak hanya untuk tahun 2025, tetapi juga hingga tahun 2026 dan seterusnya. Dengan tren ini, pasar saham memiliki potensi untuk mendapatkan dukungan tambahan dari lingkungan suku bunga yang lebih rendah.

Kesimpulan

Outlook pasar saham 2025 menawarkan peluang sekaligus tantangan. Dengan premi risiko ekuitas yang rendah dan valuasi yang tinggi di level indeks, investor perlu berhati-hati dalam memilih saham yang tepat. Namun, optimisme dari sisi sentimen korporasi dan potensi pemotongan suku bunga memberikan harapan positif untuk pasar.

Bagi investor yang memiliki eksposur minim terhadap pasar keuangan, tahun 2025 dapat menjadi waktu yang tepat untuk mempelajari lebih lanjut mengenai peluang investasi di sektor-sektor tertentu yang masih memiliki valuasi menarik. Diversifikasi portofolio dan pemahaman terhadap fundamental perusahaan akan menjadi kunci sukses menghadapi tahun mendatang.

 

Yuk Mulai Investasi di Saham AS Sekarang!

Sekarang kamu bisa beli saham AS dari perusahaan ternama seperti NVIDIA, Intel, AMD, Google, Apple, hingga Unilever di Reku. Download aplikasi Reku sekarang dan mulai berinvestasi di aset global!

Disclaimer: Analisa market ini adalah hal yang bersifat informasional. Ini bukan merupakan tawaran untuk menjual atau ajakan untuk membeli atau menjual aset kripto dan saham AS apa pun di PT Rekeningku Dotcom Indonesia, perusahaan yang dibatasi oleh pihak atau entitas lain yang diorganisir, dikendalikan, atau dikelola oleh Reku, dan oleh karena itu tidak dapat diandalkan penuh sehubungan dengan pembelian atau penjualan aset kripto dan saham AS.

Dengan melakukan perdagangan aset kripto dan saham AS berarti nasabah sudah mengetahui ada unsur resiko di dalam aktivitas tersebut. Perubahan harga aset kripto sangat fluktuatif. Diharapkan menggunakan analisa cermat sebelum melakukan aktivitas membeli atau menjual aset kripto dan saham AS. Kami tidak memaksa nasabah untuk melakukan jual-beli aset kripto dan saham AS sebagai investasi atau mencari keuntungan, yang berarti semua aktivitas perdagangan merupakan keputusan individu dari pengguna.

AuthorMike Santoso
Share!
Analysis
Find out the latest Crypto analysis info
Blog
Learn more about crypto
FAQ
Find out the latest Crypto and Stock news
Market
Start exploring and investing in Crypto assets and US Stocks on Reku